close
Nuga Sehat

Pola Makan Buruk Pembunuh No.1

Anda pernah tahu bahwa pola makan buruk kini menjadi penyebab kematian terbesar di dunia?

Nah, sebuah penelitian memperingatkan, pola makan buruk merupakan penyumbang kematian dini terbesar di seluruh dunia.

Para ahli mengatakan, dua puluh satu persen kematian global dapat dikaitkan dengan pola makan yang tinggi daging merah dan minuman manis, kurang asupan buah, sayur-sayuran, dan biji-bijian.

Makanan tak sehat berkontribusi terhadap kematian tertinggi di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyakit pemicu, di antaranya penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

Risiko tertinggi penyebab kematian dini laki-laki dan perempuan adalah tekanan darah tinggi, merokok, indeks massa tubuh tinggi, dan kadar gula darah yang tinggi, kata para peneliti.

Namun, kumulatif terbesar yang memengaruhi kesehatan berasal dari pola makan yang buruk, para ilmuwan memperingatkan.

Tim peneliti melihat empat belas faktor risiko pola makan, di antaranya adalah konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, susu, daging olahan, minuman manis, serat, kalsium, garam, makanan laut, dan berbagai jenis lemak.

Secara keseluruhan, tekanan darah tinggi adalah faktor risiko nomor satu penyebab kematian global, yang memberikan kontribusi pada sekitar sepuluh koma empat juta kematian.

Dampaknya terhadap kematian tumbuh lebih dari empat puluh sembilan persen sejak dua puluh enam tahun silam, dan meningkat lebih dramatis untuk laki-laki dibandingkan perempuan.

Tekanan darah tinggi pada perempuan tumbuh sekitar empat puluh  persen, sementara untuk laki-laki berkisar enam puluh persen.

Faktor-faktor risiko yang diteliti dalam penelitian ini berkontribusi terhadap total tiga puluh juta kematian di tiga tahun lalu, naik seperlima dari dua puluh lima juta kematian pada dua puluh enam tahun lalu.

“Ada potensi besar meningkatkan kesehatan yakni dengan menghindari risiko tertentu dari perilaku merokok dan pola makan buruk serta mencegah risiko lingkunganm seperti polusi udara,” kata Christopher Murray, direktur Institute for Health Metrics and Evaluation .

Penelitian yang dipimpin oleh IHME dan diterbitkan dalam jurnal Lancet melihat faktor risiko terhadap kematian telah berubah secara signifikan.

Masa kecil kekurangan gizi dan sumber air yang tidak aman telah  turun dari sepuluh besar daftar penyebab kematian global.

Sementara itu, kolesterol tinggi dan penggunaan alkohol menjadi kontributor utama kesehatan buruk. Penyebab kematian pun sangat bervariasi antara laki-laki dan perempuan.

Merokok merupakan masalah yang lebih besar untuk laki-laki, menduduki posisi kedua penyebab sekitar empat koma empat juta kematian di dunia.

Sementara, bagi perempuan, merokok adalah risiko nomor enam kematian dini, yang berkontribusi untuk satu koma empat juta kematian.

Sedangkan makanan tidak sehat alias junk food menjadi pemicu kematian terbesar di seluruh dunia yang menyerang melalui penyakit jantung, stroke, hingga diabetes.

Pada survei yang sama, diketahui pula bahwa pria lebih cepat menemui ajalnya karena hipertensi.

“Ada potensi besar untuk meningkatkan kesehatan dengan menghindari risiko tertentu seperti merokok, pola makan yang buruk, dan polusi udara,” pungkas Christoper Murray selaku DirekturIHME