close
Nuga Sehat

Pilihan Olahraga untuk Menuju Langsing

Anda senang dengan olahraga rutin?

Pilihan Anda olahraga berat atau ringan.

Ya, memilih jenis olahraga memang gampang-gampang susah.

Gampang bagi yang berprinsip lebih baik bergerak daripada tidak sama sekali, tapi sedikit rumit bagi yang menginginkan hasil optimal.

Untuk menurunkan berat badan, selalu ada pertentangan antara olahraga ringan dengan durasi lama versus olahraga singkat namun dengan intensitas tinggi.

Yang terakhir disebut, belakangan makin populer dengan adanya program HIIT atau High Intensity Interval Training.

Sebuah penelitian dilakukan untuk membuktikan mana yang lebih efektif menurunkan berat badan. Penelitian ini melibatkan enam belas pria muda yang sehat.

Wanita tidak dilibatkan karena ada faktor siklus hormonal yang berpengaruh pada efek olahraga.

Para partisipan dibagi menjadi dua kelompok.

Satu kelompok fokus pada olahraga dengan intensitas tinggi hingga tujuh pulouh lima persen dari kemampuan maksimalnya.

Mereka melakukannya selama lima puluh lima menit sampai membakar enam ratus kalori.

Kelompok kedua melakukan jogging ringan selama sembilan puluh menit.

Kedua kelompok diberi program diet yang sama, dan level ghrelin atau hormon rasa lapar teramati dalam level yang juga sama.

Hasil pengamtan menunjukkan, olahraga pada kedua kelompok sama-sama menurunkan level ghrelin. Artinya, nafsu makan berkurang karena olahraga.

Namun pada kelompok yang melakukan olahraga berat  efeknya lebih besar dibanding olahraga ringan dan singkat.

Tapi jangan khawatir. Anggapan bahwa lebih baik bergerak daripada tidak sama sekali, tetap ada benarnya.

Efek olahraga terhadap penurunan level ghrelin dan nafsu makan, dalam penelitian ini terpantau mampu bertahan hingga satu jam setelah olahraga.

Artinya, olahraga apapun tetap bisa dioptimalkan untuk membantu menurunkan berat badan.

Untuk mendapatkan tubuh yang langsing memang bukan perkara yang mudah.

Namun setelah berhasil mendapatkan tubuh ideal, ternyata masih ada masalah yang menunggu yaitu kulit yang kendur dan terlihat bergelambir.

Meski dijuluki perempuan paling bugar se-Indonesia usai menjuarai sebuah kompetisi kebugaran, Jemima juga pernah mengalami punya tubuh gemuk.

Perempuan yang juga seorang instruktur crossfit ini, sejak kecil hingga kuliah sudah bertubuh besar dengan berat badan tujuh puluh enam

Kemudian ia mulai melakukan olahraga lari namun masih merasa kurang maksimal sehingga perlu didukung juga dengan latihan beban.

Buat tubuh lebih kencang yang pasti itu angkat beban sih.

Harus lifting weight. Dimulainya memang di lari. Paling simpel itu lari, cardio untuk lose weight. Tapi saya nggak angkat beban jadi badan saya kendor nggak kencang.

Nah angkat beban sedikit-sedikit dengan functional movements, body weight dulu habis itu mulai tambah beban sedikit-sedikit

Bila belum tahu cara latihan angkat beban seperti apa, Jemima menyarankan untuk mengikuti kelas yang disediakan di pusat-pusat kebugaran.

Sebab latihan ini memiliki konsentrasi melatih otot secara spesifik.

Kan banyak sekarang di gym-gym nawarin kelas kayak body pump, atau apa. Ikut bersama kelas yang ada instruktur tapi tetap harus ada latihan beban untuk mengencangkan otot

Supaya efektif, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yakni terus rutin berolahraga, nutrisi yang benar dan seimbang, kemudian terakhir istirahat yang cukup.

“Sebab kalau salah satu dari ketiga ini kurang pasti kurang efektif, kurang makan ototnya nggak terbentuk, kurang tidur badannya capek jadi nggak bisa bakar lemak, metabolismenya lambat,” imbuhnya.

Untuk asupannya sendiri, Jemima menyarankan untuk menghindari makanan yang diproses. Misal makanan yang ada kandungan tepungnya.

Jadi yang bisa diambil dari alam langsung dimakan. Kalaupun dimasak, dengan olive oil