close
Nuga Sehat

Perut Gampang Lapar? Ini Sebabnya!

Laman situs :menshealth, hari ini, Senin, 22 Mei, menurunkan tulisan menarik tentang perut yang mudah lapar yang bisa menjadi penyebab seseorang gagal diet.

“Anda perlu menyadari bahwa kita tak perlu menuruti setiap kali “perut keroncongan,” tulisa laman kesehatan terkenal itu

Rasa lapar yang sering timbul memang bisa berkaitan dengan apa sebenarnya nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

Namun, faktor terbesarnya ternyata adalah kebiasaan kita.

Bisa jadi, rasa lapar yang kita rasakan itu adalah lapar palsu.

Sebut saja kala nonton televisi.

Ternyata ada sisi buruk dari kebiasaan menonton TV atau Youtube acara masak: kita jadi gampang lapar!

Godaan lain datang dari foto makanan di media sosial.

Proses memasak yang ditampilkan di acara-acara tersebut memang menggugah selera.

Kita pun sering tanpa sadar mencari panganan yang ada di sekitar kita dan menikmatinya seolah makanan itu sama lezatnya dengan yang ada di TV.

Dari perspektif biologi, manusia memang cenderung menyukai makanan berwarna cerah, seperti merah, kuning, atau oranye. Ini karena makanan tersebut memang mengandung vitamin dan mineral.

Namun, insting tersebut sering kita salah artikan.

Di restoran atau toko kue, kita pun akan langsung tertarik pada sepotong cake berwarna terang atau camilan yang berkalori tinggi.

Agar tidak kepikiran, sebaiknya singkirkan makanan dari pandangan kita. Saat kita melihat deretan makanan di toko swalayan atau toko roti, nafsu makan pun juga meningkat dan kita sulit untuk melawan godaan ini.

“Orang memang cenderung mengambil makanan yang dekat dengan jangkauannya. Jika ada, kita pun akan memakannya,” kata Susan Albers, psikolog klinis.

Karena itulah, sebaiknya tak perlu menyimpan banyak makanan berkalori tinggi di rumah atau di dalam kulkas. Ganti makanan itu dengan buah, yogurt, atau kacang-kacangan sehat.

Anda bukan satu-satunya orang yang merasa kurang tabah saat melihat teman atau orang di sekitar kita menikmati makanan.

Saat melihat orang lain makan, kita cenderung akan meniru perilakunya. Orang awam menyebutnya sebagai “lapar mata”.

Bila Anda dihidangkan satu piring besar makanan, kita cenderung akan menghabiskannya, bahkan walau perut sudah terasa kenyang.

Selain karena alasan kesopanan, kita juga merasa sayang bila harus membuang makanan. Siasati dengan memesan porsi kecil atau berbagi dengan teman.

Sementara itu, dalam artikel yang lain “menshealth, juga menulis, tentang makanan yang asin-asin dan kaya sodium

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Investigation, para peneliti pada awalnya hanya sekadar ingin tahu berapa banyak air yang dibutuhkan oleh astronot ketika melakukan perjalanan ke planet Mars.

Mereka lalu melakukan sebuah simulasi dengan menggunakan 10 volunter yang melakukan “perjalanan” ke Mars .

Para peneliti lalu memberi mereka makanan yang sama dengan kadar keasinan yang berbeda-beda selama beberapa minggu.

Seperti yang diduga selama ini, para “astronot” yang mengonsumsi banyak garam juga lebih banyak kencing. Namun, bukannya dehidrasi, hal ini justru membuat ginjal lebih banyak menyimpan air.

Mekanisme tersebut juga menghabiskan lebih banyak kalori sehingga para “astronot” yang memiliki pola makan asin lebih cepat kelaparan.

Para peneliti kemudian mengonklusikan bahwa garam tidak membuat Anda kehausan, tetapi kelaparan.

Akan tetapi, banyak orang yang mengira bahwa rasa kelaparan setelah makan makanan yang asin hanyalah kehausan sehingga terjadilah mitos bahwa garam membuat Anda kehausan.