close
Nuga Sehat

Percaya “Mantra” Diet Kurangi Makan?

Anda tahu “mantra” diet untuk turunkan berat badan?

Jawabannya,  kurangi porsi makan.

Apakah diet  cara terbaik untuk langsing?

Mengurangi asupan kalori memang bisa menurunkan berat badan, tetapi hanya dalam jangka pendek.

Sesudah itu  bobot tubuh bisa naik kembali, bahkan lebih dari berat badan semula

Lantas bagaimana pilihan lainnya.

Daripada membatasi asupan makanan, lebih baik fokus pada kualitas makanan dan kapan kita harus makan.

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, pastikan kita makan pada tiga waktu makan, yakni pagi, siang, dan malam.

Hal ini sering kali diabaikan karena alasan sibuk atau tak mau berat badan bertambah.

Namun, bukan membatasi asupan kalori, melewatkan waktu makan alih-alih lebih mudah membuat kita craving atau kalap pada waktu makan berikutnya sehingga porsi makan pun bertambah besar.

Perut yang kosong karena melewatkan waktu makan juga membuat kita kelaparan atau kelelahan sehingga malas melakukan aktivitas selain duduk.

Mengonsumsi camilan saat kita sedang berupaya menurunkan berat badan tak akan membuat usaha itu gagal total.

Yang perlu diperhatikan adalah porsi dan jenisnya.

Sebagai pilihan, Anda bisa mengonsumsi camilan rendah kalori yang tetap mengenyangkan, misalnya cookies rendah kalori, buah-buahan, kacang-kacangan, dan yoghurt.

Menghilangkan asupan karbohidrat dan lemak sama sekali juga bukan pilihan yang tepat.

Kita bisa mengakali konsumsi karbohidrat ketika berdiet dengan memperbanyak jenis karbohidrat yang berserat tinggi dan rendah gula.

Selain menyehatkan pencernaan, kandungan serat di dalamnya juga akan mempertahankan rasa kenyang.

Sementara itu, makanan berlemak tinggi memang harus dihindari, tetapi tidak berarti menghilangkannya sama sekali.

Lemak sehat masih diperlukan tubuh karena tubuh dapat memproduksinya sendiri. Sumber lemak sehat antara lain minyak zaitun, alpukat, dan daging putih.

Beberapa ahli gizi telah mengakui bahwa ada beberapa saran diet yang dianggap sudah tak relevan untuk diterapkan.

Bukannya membantu Anda menurunkan beberapa kilogram berat badan, cara ini malah bisa membuat Anda kelaparan, tubuh kurang fit, hingga akhirnya ingin makan banyak.

Sebenarnya, semakin sedikit kalori yang Anda konsumsi, semakin besar kemungkinan Anda untuk makan berlebihan nantinya.

“Saya pernah memiliki pasien yang berpikir bahwa diet rendah kalori adalah ide yang baik untuk menurunkan berat badan,” kata Samantha Heller, ahli gizi klinis senior di NYU Langone Medical Center dan penulis The Only Cleanse.

“Suatu ketika, dia datang ke kantor saya dan mengatakan kalau dia tidak mampu menaiki tangga yang tinggi,” lanjutnya.

Heller menjelaskan, mengurangi porsi makan, atau tidak makan sama sekali, menyebabkan tubuh masuk ke mode kelaparan, metabolisme tubuh akan menyesuaikan diri untuk menghemat energi.

Sehingga, berat badan yang hilang selama diet kalori sangatlah sedikit. Justru, rasa laparlah yang akan menghantui Anda.

Dan jika Anda makan berlebihan agar keluar dari kelaparan, maka tubuh akan segera menyimpannya sebagai cadangan lemak dan akhirnya berat badan akan naik.

Ketimbang makan sedikit, lebih baik mengganti jenis bahan makanan yang lebih sehat, misalnya ganti pasta dengan pasta gandum, nasi putih dengan nasi merah, daging berlemak dengan daging tanpa lemak, minuman manis dengan air putih, kudapan goreng dengan sayur tumis.

Makan sedikit sebanyak enam kali dalam sehari?

Ini mungkin bukan ide yang buruk dan sudah banyak dokter yang merekomendasikannya. Makan sedikit sepanjang hari, dianjurkan untuk membantu menjaga gula darah dan tingkat lapar yang stabil.

Namun, sebuah studi di Kanada menemukan bahwa membagi waktu makan sebanyak enam kali tidak berpengaruh pada penurunan berat badan, dan penelitian terkait menunjukkan, makan enam kali sehari dapat membuat Anda ingin makan lebih banyak.

“Kadang-kadang seseorang melakukan saran ini, mereka tidak paham betul apa yang dimaksud dengan porsi kecil.”

“Tanpa perhitungan ahli gizi, saran ini dengan cepat bisa berubah menjadi cara diet yang buruk,” kata Kristin Kirkpatrick, MS, RD, manajer layanan gizi kesehatan di Cleveland Clinic Wellness Institute.

Sarapan banyak bak seorang raj, ini menjadi salah satu saran diet yang cukup umum didengar.

“Biasanya ketika seseorang memiliki sarapan besar, itu terdiri dari banyak karbohidrat,” kata Kirkpatrick. Bila Anda ingin melakukan saran ini, sebaiknya pahami arti kata “banyak”.

Pastikan sarapan yang Anda konsumsi bukanlah sarapan yang banyak karbohidrat, melainkan banyak sumber protein yang baik seperti yoghurt plain, atau telur, atau kacang-kacangan, yang akan membuat Anda kenyang lebih lama.

“Jus sayur atau buah adalah salah satu makanan yang sehat di muka bumi,” kata Kirkpatrick.

“Namun, mengonsumsi jus sebagai ganti makan, sama sekali tidak memberikan efek untuk diet, apalagi bila tinggi gula.”

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Academy of Nutrition and Dietetics menemukan, peserta makan sepuluh persen lebih sedikit ketika mereka meningkatkan jumlah kunyahan sebesar lima puluh persen.