close
Nuga Sehat

Orang Sehat Bisa Menderita Hipertensi?

Anda harus berhati-hati dengan gejala tekanan darah tinggi. Sebab, menurut American Heart Association jurnal Circulation, seperti dikutip laman situs “healt co,” Selasa, 13 Desember 2016, kini, semakin banyak orang sehat yang menderita tekanan darah tinggi namun tidak terdeteksi

Para peneliti dari Stony Brook dan Columbia University menganalisis delapan ratusan orang orang  dengan cacatan tekanan darah yang normal. Namun, ketika peneliti melakukan pantauan tekanan darah selama dua puluh empat  jam, hampir dua puluh persen dari peserta ternyata menderita tekanan darah tinggi.

Temuan, menunjukkan bahwa pemantauan dua puluh  jam lebih efektif ketimbang pemeriksaan tekanan yang dilakukan on the spot di rumah sakit.

Keadaan ini dikenal sebagai hipertensi bertopeng, yaitu ketika seseorang memiliki hasil pemeriksaan tekanan darah sehat di hadapan dokter, tetapi menampilkan tekanan darah yang berbeda di waktu lainnya, seperti malam hari.

Menariknya, risiko terbesar hipertensi yang tak terdeteksi ini dialami oleh orang-orang muda, terutama pria.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat memiliki gejala tidak terlihat.

Tetapi jika tidak diobati, dapat meningkatkan risiko kesehatan serius seperti serangan jantung dan stroke.

“Tekanan darah tinggi yang terus-menerus dapat berpotensi mengancam nyawa, seperti penyakit jantung, serangan jantung, stroke, gagal jantung, penyakit arteri perifer, aneurisma aorta, penyakit ginjal, demensia vaskular,” kata Dr Schwartz, penulis utama, Profesor Psikiatri dan Sosiologi di Stony Brook dan Dosen di Universitas Columbia.

Untungnya, hipertensi dapat dengan mudah diobati dengan perubahan gaya hidup. Pilihan makan sehat serta rutinitas olahraga dapat secara drastis mengurangi risiko serangan jantung, stroke dan demensia.

Tetapi karena tekanan darah tinggi memiliki begitu sedikit gejala, banyak yang tidak tahu sampai mereka merasakan sakit.

Pasien tekanan darah tinggi atau hipertensi yang mampu menjaga tekanan darahnya dalam kisaran normal cenderung lebih panjang umur dibandingkan dengan mereka yang tensinya tidak terkendali.

Bukan hanya itu, pasien yang disiplin mengonsumsi obat antihipertensi selama empat tahun risikonya untuk meninggal karena penyakit kardiovaskular berkurang secara signifikan.

“Untuk pertama kalinya studi ini bisa membuktikan bahwa mengendalikan gula darah bisa memperpanjang usia,” kata Dr.John Kostis, ahli farmakologi yang melakukan riset ini.

Ia menjelaskan, jika kita rutin mengonsumsi obat antihipertensi selama sebulan maka usia harapan hidup bisa diperpanjang beberapa hari.

“Satu hari mungkin terasa sebentar, tetapi jika kita mulai mengonsumsi obat sejak usia empat puluh  tahun maka manfaatnya lebih besar lagi,” katanya.

Di luar kepatuhan minum obat, Kostis menyatakan bahwa yang terpenting adalah menjaga tekanan darah tetap normal. hipertensi sendiri merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung, stroke, gagal jantung, serta kematian dini akibat serangan jantung.

Selain dengan obat-obatan, tekanan darah bisa dijaga dengan pola hidup sehat, seperti berolahraga secara teratur, mengurangi stres, serta menjaga pola makan sehat.

Salah satu cara mencegah bahaya hipertensi adalah dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.

Disebut juga dengan hipertensi esensial, tipe hipertensi ini tidak memiliki penyebab yang spesifik dan mudah dikenali.

Sebagian besar dipicu oleh faktor lingkungan, genetik, dan juga bertambahnya umur.

Masih ada  hipertensi sekunder. Ini merupakan kenaikan tekanan darah yang dipicu oleh penyakit lain yang diderita seseorang.

Pada wanita, hipertensi tipe ini juga bisa muncul karena kehamilan. Pada umumnya tekanan darah kembali normal jika penyakit penyebabnya diobati.

Penyebab lain hipertensi meliputi kcanduan alkohol.

Konsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang akan meningkatkan tekanan darah. Kalori dari alkohol juga bisa menyebabkan kenaikan berat badan, di mana kegemukan juga jadi faktor pemicu hipertensi.

Juga oleh obat-obatan. Mengonsumsi beberapa jenis obat-obatan, seperti antidepresi, kafein, pil KB, obat migrain, dan obat anti-peradangan, juga bisa meningkatkan tekanan darah.

Selain itu, sleep apnea. Penyebab utama hipertensi sekunder adalah sleep apnea atau henti napas berulang saat tidur akibat mendengkur.

Faktor obesitas. Kelebihan lemak di tubuh membutuhkan oksigen dan nutrisi, sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan itu. Kerja berlebih dari jantung itu pada akhirnya meningkatkan tekanan darah.

Pola makan buruk. Jika seseorang mengonsumsi makanan mengandung sodium tinggi, makanan berlemak, atau minuman berkafein, risiko mengalami hipertensi meningkat.

Gaya hidup kurang gerak. Gaya hidup sedentari yang dicirikan oleh kurang aktivitas fisik juga menjadi penyebab utama hipertensi.