close
Nuga Sehat

Olahraga Rutin? Cukup Empat Kali Sepekan

Olahraga rutin?

“Cukup empat kali seminggu”

Dan itulah yang ditulis”nbc news”

Empat kali seminggu?

Ya. Dan lakukanlah dengan baik.

Sebab tak ada kata terlambat untuk berolahraga.

Seperti diungkapkan sebuah studi kesehatan terbaru menemukan fakta bahwa olahraga rutin setidaknya empat kali seminggu memberi efek positif pada tubuh, termasuk jika sudah bertahun-tahun ‘malas’ bergerak.

Dimuat di jurnal Circulation, dalam prosesnya, penelitian mengikuti program dua tahun berdasarkan panduan latihan American Heart Association yang diyakini membantu partisipan  meningkatkan performa jantung, serta sekaligus menurunkan resiko sakit jantung.

“Saya merasa lebih muda setiap hari,” ujar Lisa Ashworth, spesialis farmasi berusia lima puluh lima tahun dari Dallas, yang juga salah satu partisipan program latihan rutin ini, seperti dilansir dari NBC News.

“Kami menemukan fakta bahwa olahraga rutin dua atau tiga kali seminggu tidak berpengaruh banyak terhadap jantung, tapi komitmen untuk latihan empat-lima kali seminggu sangat efektif dalam mencegah efek penuaan jantung,” ujar Dr Benjamin Levine, direktur Institute for Exercise and Enviromental Medicine di Texas Health Resources, dan University of Texas UT southwestern Medical Center di Dallas.

Dalam prosesnya, tim Levine merekrut sekitar lima puluh tiga relawan paruh-baya berusia empat puluh lima hingga enam puluh empat tahun yang mengakui malas gerak sebelumnya.

Mereka lalu menjalani program latihan khusus. Beberapa di antaranya menjalani jenis olahraga tingkat sedang dan tinggi, dan ada juga yang latihan beban dengan diikuti yoga.

Setelah dua tahun, hasilnya lalu menunjukkan bahwa olahraga empat kali seminggu membuat jantung dan arteri menjadi lebih baik, begitu juga kondisi tubuh.

“Studi ini menunjukkan bahwa latihan dalam jangka waktu lama, yang diinisiasi pada paruh baya, dapat memberi pengaruh mengatasi penuaan terhadap tubuh dan membuat lebih fit,” tulis peneliti.

Menurut Levine, para relawan melakukan olahraga berdasarikan pilihan mereka masing-masing.

“Kami sangat hati-hati dengan pilihan olahraga yang dilakukan, untuk meminimalisir risiko cidera,” ujarnya.

Pertama, mestilah olahraga yang bisa diakses, lalu jenis olahraga yang sangat dinikmati prosesnya, lalu memberi dampak atau risiko tak begitu besar.

Beberapa contoh latihan itu di antaranya treadmill, sepeda, atau berenang.

Studi kedua, yang diterbitkan pada Senin menegaskan bahwa betapa tidak ada kata terlambat untuk berolahraga. Tim dari Tufts University ingin membuktikan, mereka yang lanjut usia masih dapat melakukan berbagai latihan.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa hingga usia delapan puluh sembilan tahun masih bisa toleransi akan berolahraga, termasuk berjalan, latihan kaki dan peregangan.

Mereka bisa saja mengalami sedikit masalah, tapi dapat membuat setidaknya perbedaan, seperti mampu beranjak dari kursi dan berjalan beberapa langkah.

“Bagaimanapun ada efek positif dari program aktivitas fisik,” ujar Roger Fielding dari Tufts, yang memimpin studi ini.

Dipublikasikan di Annals of Internal Medicine, studi ini juga menyampaikan bahwa setiap orang tak pernah terlalu tua, atau terlalu lemah untuk berolahraga.

Selain itu, sebuah studi lainnya mengingatkan olahraga berlebihan bisa jadi tidak sehat.

Perlu dipahami bahwa segala hal yang berlebihan tidaklah baik, termasuk olahraga.

Olahraga berlebihan ternyata membuat tubuh menjadi cepat lelah dan mudah terserang penyakit.

Hal ini bisa terjadi karena tubuh kelelahan secara fisik sehingga menurunkan imunitas dan rentan pada kuman penyakit.

Waktu olahraga yang berlebihan bukan membuat tubuh Anda menjadi kuat atau mendapatkan bentuk yang ideal tetapi juga menyebabkan tubuh anda menjadi lemah.

Masalahnya, latihan berlebihan akan mengeluarkan berton-ton endorfin dalam tubuh sehingga memicu rasa bahagia. Namun setelahnya, Anda akan merasa ketagihan berolahraga.

Mengutip Metro, berikut beberapa tips untuk menghindari kecanduan olahraga tapi tetap mendapatkan manfaat menakjubkan dari latihan.

Olahraga yang berlebihan tentunya akan membuat tubuh mudah lelah, kelelahan yan parah juga akan memudahkan tubuh mengalami cedera seperti nyeri otot, hingga patah tulang. Tubuh yang lelah juga akan mempengaruhi perubahan mood. Sebaiknya atur waktu yang tepat untuk berolahraga.

Waktu yang baik untuk berolahraga adalah dua sampai empat kali dalam seminggu dan dalam setiap sesi tidak lebih dari empat puluh lima hingga enam puluh  menit.

Tubuh yang sering dipaksa untuk bekerja keras akan membuat sistem kekebalan menurun. Berikan waktu yang cukup agar tubuh bisa beristirahat sampai pulih kembali.

Sistem kekebalan tubuh yang menurun akan lebih mudah terserang penyakit seperti flu, batuk dan demam.

Tubuh yang mengalami kelelahan juga berisiko lebih tinggi terkena infeksi ketika cuaca dingin dan itu membuat aktivitas terhambat selama satu hingga dua  minggu.

Olahraga bisa dilakukan dengan banyak cara, pilihlah cara berolahraga yang nyaman dan menyenangkan. Olahraga yang bisa dinikmati akan mengurangi risiko kelelahan.

Jika tidak menikmati waktu berolahraga kemungkinan tubuh akan menderita kelelahan mental.

Jika mental tidak mendorong setiap kegiatan dalam berolahraga akan menimbulkan hal negatif, dan itu menyebabkan tubuh menjadi mudah lelah baik secara fisik maupun mental

Tags : slide