close
Nuga Sehat

Olahraga Juga Memerlukan Masa Isitirahat

Untuk mendapatkan tubuh yang bugar dan performa terbaik, latihan olahraga memang harus dilakukan rutin. Tapi, bukan berarti Anda melupakan waktu jeda. Mengambil waktu istirahat ternyata memiliki banyak manfaat.

Agar manfaat olahraga tercapai, yakni menurunkan risiko penyakit dan meningkatkan kebugaran, sebaiknya olahraga jangan dilakukan berlebihan.

Olahraga dengan intensitas tinggi setiap hari bisa membuat kita kelelahan dan cedera otot.

Latihan olahraga yang terlalu keras juga meningkatkan level inflamasi di tubuh. Hal ini dapat memicu tingginya kadar sclerostin, protein yang mengganggu formasi tulang baru.

Dalam penelitian terbaru terungkap, istirahat yang cukup dari olahraga sangat bagus untuk kesehatan tulang.

Peneliti dari Kanada melakukan perbandingan analisa contoh darah dari  atlet dayung elit selama latihan intensif .

Hasil darah itu dibandingkan dengan ketika atlet itu melakukan minggu pemulihan, yakni istirahat latihan.

Ternyata, di masa latihan intensif, terjadi penurunan signifikan pada kadar osteoprotegrin  atau protein yang melindungi hilangnya massa tulang.

Selain itu, kadar SOST juga tinggi, jiga dibandingkan dengan periode latihan ringan.

Salah satu peneliti Panagiota Kentrou mengatakan, walau penelitian itu dilakukan pada atlet wanita, tapi pada pria pun hasilnya kurang lebih sama.

Lantas, bagaimana dengan olahraga angkat beban? Kentrou mengatakan, latihan dengan beban yang berat seharusnya tidak dilakukan setiap hari.

“Olahraga adalah cara yang baik untuk menguatkan tulang, tetapi jika Anda angkat beban setiap hari, tanpa sadar sebenarnya kita merusak tulang,” katanya.

Bila hal itu terjadi sejak berusia muda, maka risiko menderita penyakit kerapuhan tulang (osteoporisis) akan lebih besar di usia tua. Risiko patah tulang saat jatuh pun menjadi lebih besar.

Tony Gentilcore, pelatih kebugaran mengatakan, jika ingin membuat otot lebih besar dan kuat, melakukan jeda latihan sangatlah penting.

“Ini karena saat kita mengangkat beban, bisa terjadi kerusakan mikro di jaringan otot. Mengambil jeda untuk istirahat berarti memberi waktu bagi otot untuk pulih dari kerusakan,’ kata Gentilcore.

Ia menyebut, banyak pria yang terjebak dengan mitos dan mengira olahraga haruslah berat.

“Ambil satu hari istirahat atau melakukan pemulihan aktif dengan cara berjalan kaki atau lakukan latihan sirkuit singkat. Ini akan membuat tubuh tetap bergerak meski otot istirahat,” ujarnya.

Selain itu, setelah melakukan latihan intensif  lakukan istirahat sehingga tubuh akan kembali kuat setelahnya.

Walau olahraga sudah menjadi rutinitas, ada kalanya kita terpaksa cuti panjang dari kegiatan menyehatkan ini. Bisa karena cidera, menderita penyakit, atau tak bisa mencari waktu di tengah padatnya aktivitas.

Atlet pun terkadang mengalami periode di mana mereka tidak bisa berlatih olahraga. Namun, berapa lama jeda yang boleh kita lakukan sebelum terjadi perubahan pada fisik?

Bagian tubuh yang pertama-tama mengalami dampak dari cuti olahraga ini adalah sistem pembuluh darah dan jantung

Saat kita berhenti melakukan latihan kardio , volume pukulan, kapasitas olahraga dan output jantung akan menurun.

Pengukuran standar untuk penggunaan oksigen.

Dampaknya akan sangat terasa ketika kita akan mulai berolahraga lagi. .

Perubahan pada massa otot biasanya baru tampak setelah tiga minggu jeda latihan beban.

Pada atlet, mereka baru akan mengalami perubahan setelah empat minggu, kecuali jika mereka memang butuh kekuatan dan koordinasi yang kuat, penurunannya akan terjadi dalam dua minggu. Massa otot akan berkurang dalam dua hingga minggu.

Sebagian orang menganggap ketika kita berhenti olahraga, bukan otot yang hilang, tetapi air dan glikogen atau cadangan energi di otot.

Kadar glikogen memang akan turun sampai lima puluh persen dalam dua minggu.

Sebuah penelitian menunjukkan, setelah tiga minggu akan terjadi penurunan otot satu setengah  pound karena berkurangnya air.

Meski otot terlihat lebih kecil, tetapi faktanya hal itu terjadi karena berkurangnya cairan.

Namun, faktor usia berpengaruh besar pada seberapa banyak otot yang hilang. Makin tua usia, makin cepat penurunannya.