close
Nuga Sehat

Olahraga Bisa Perlambat Penuaan Otak

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa olahraga bisa membuat otak lebih muda dengan cara mengatasi penurunan kognitif.

Manfaat ini bisa dirasakan oleh orangtua yang rajin berolahraga dengan intensitas sedang hingga tinggi memiliki penurunan kognitif hingga tiga puluh enam persen.

Dilansir dari Time, penelitian yang dipublikasikan di jurnal Medicine & Science in Sports & Exercise ini menyatakan, bahwa orangtua juga memiliki kemampuan memori dan fungsi yang lebih baik dibandingkan orangtua yang melakukan olahraga lebih sedikit.

Peneliti melakukan penelitian pada  responden dengan pelacak aktivitas selama seminggu.

Peneliti juga menilai terkait kemampuan kognitifa para responden melalui serangkaian tugas yang diberikan.

Hasilnya menunjukkan, orangtua yang rutin melakukan aktivitas fisik sedang hingga tinggi cenderung tidak mengalami masalah kognitif.

Namun, mereka yang kurang melakukan aktivitas fisik lebih berisiko mengalami penurunan kognitif.

Hal ini membuktikan bahwa aktivitas fisik bisa membuat kesehatan otak lebih baik. Olahraga terbukti mampu memperbaiki aliran darah ke otak sehingga merangsang pertumbuhan pembuluh darah dan sel baru.

Selain menyehatkan otak, olahraga juga terbukti menurunkan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan obesitas yang bisa mengurangi kesehatan otak.

Fakta lainnya, olahraga dapat memperlambat penuaan otak hingga sepuluh tahun.

Rajin olahraga sejak dini ternyata juga dapat mencegah Anda dari penurunan fungsi kognitif.

Hal ini membuat Anda terhindar dari pikun atau  demensia di usia tua

Anda mungkin sering mendengar kata “kognitif”.

Namun, apakah Anda memahami apa itu kognitif?

Kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir seseorang, bagaimana seseorang memahami sesuatu, mengambil keputusan, dan bertindak.

Karena itu, semua tindakan yang Anda lakukan tentu sangat bergantung pada proses kognitif otak.

Fungsi kognitif merupakan keterampilan otak yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai kegiatan dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit.

Kognitif berkaitan dengan mekanisme otak dalam belajar, mengingat, memecahkan masalah, dan memperhatikan sesuatu.

Jadi, semua yang Anda kerjakan di dunia ini membutuhkan fungsi kognitif, melibatkan seluruh bagian otak.

Fungsi kognitif yang menurun dapat membuat Anda kesulitan berpikir, bekerja, memahami sesuatu, komunikasi, bahkan mengambil keputusan.

Bayangkan saja, semua kegiatan yang Anda lakukan melibatkan fungsi kognitif, bahkan saat Anda hanya duduk dan berpikir.

Ini melibatkan banyak sekali neuron (sel saraf) di otak. Saat tubuh Anda sudah menua, sel-sel dalam tubuh juga ikut menua. Jadi, tak heran jika fungsi kognitif sedikit mengalami penurunan.

Penurunan kognitif mungkin bisa dilihat jelas dari perlambatan kegiatan yang membutuhkan fungsi kognitif.

Misalnya, membutuhkan waktu lebih lama saat menulis, mengingat, memproses informasi, atau mengambil keputusan. Orang yang kemampuan kognitifnya sudah menurun juga mungkin sulit berkonsentrasi.

Sebenarnya, penurunan kognitif bisa dicegah. Seperti otot, jika dilatih terus-menerus maka otot semakin kuat dan fungsinya tidak menurun, begitu juga dengan otak.

Otak yang terus-menerus dilatih atau dipakai bisa mencegahnya dari penurunan fungsi.

Sehingga, Anda bisa mencegah penurunan kognitif ini dengan cara mengasah kreativitas, mencari tahu berbagai hal baru, mencoba pengalaman baru, menjalin hubungan dengan banyak orang, atau terlibat dalam permainan yang melatih otak.

Selain itu, rutin berolahraga sejak dini juga ternyata dapat mencegah penurunan kognitif.

Dilansir dari Medical News Today, penelitian yang dilakukan pada hewan pengerat menunjukkan bahwa manfaat olahraga sejak muda di antaranya adalah menunda penurunan kognitif dan mencegah kerusakan kognitif terkait usia dengan menciptakan cadangan kognitif.

Apa itu cadangan kognitif? Cadangan kognitif mengacu pada kemampuan otak untuk mencegah penuaan atau kerusakan. Cadangan kognitif yang besar ini dapat mencegah Anda dari kerusakan neurodegeneratif, yang mungkin disebabkan oleh penyakit Alzheimer, Parkinson, atau bahkan stroke.

Penelitian yang dilakukan oleh dr. Martin Wojtowicz dari University of Toronto, Kanada mengamati aktivitas sel-sel saraf otak yang dihubungkan dengan aktivitas fisik di awal kehidupan tikus.

Hasilnya, tikus yang sering menggunakan roda lari selama enam minggu sejak usia satu bulan memiliki aktivitas sel saraf otak yang lebih besar yang akan berdampak pada ingatan dan kemampuan belajar tikus di usia dewasanya, jika dibandingkan tikus yang tidak menggunakan roda lari.

Karena itu, orang yang suka beraktivitas fisik sejak muda pun akan meraup manfaat olahraga bagi kesehatan otak ini.

Namun, belum terlambat bagi Anda yang sudah menginjak usia dewasa atau lanjut untuk tetap memelihara fungsi kognitif dengan cara olahraga. Pasalnya, manfaat olahraga tidak akan pernah berhenti atau berkurang pada usia berapa pun.