close
Nuga Sehat

Tepung dan Gula Penyebab dari Obesitas?

Obesitas atau berat badan yang berlebihan kerap kali dikaitkan dengan gaya hidup yang sangat tidak sehat.

Sebagai contoh, banyak orang yang mengkonsumsi makanan dengan kandungan yang tidak seimbang, dengan frekuensi yang tidak pas, apalagi jika tidak diiringi dengan aktifitas pembakaran lemak secara rutin.

Banyak orang yang berkata jika kita sering mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan tepung dan banyak memakai bahan gula, maka kita juga akan beresiko mengalami peningkatan berat badan secara signifikan. Apakah hal ini benar adanya?

Pakar kesehatan dari Nutrition Science Initiative yang ada di San Diego, Amerika Serikat, bernama dr Mark Friendman menyebutkan jika penyebab masalah berat badan bisa muncul dari faktor genetika atau bahkan dari kebiasaan mengkonsumsi makanan setiap hari.

Dalam beberapa kasus, konsumsi makanan yang kaya akan karbohidrat tanpa terkontrol bisa menjadi penyebab utama masalah obesitas ini.

Jika kita banyak-banyak mengkonsumsi makanan yang kaya dengan tepung atau gula layaknya roti putih, maka berat badan pun bisa segera naik dengan drastis.

Karena alasan inilah, banyak orang yang menghindari konsumsi makanan kaya gula secara berlebihan layaknya kue manis dan juga makanan yang kaya tepung dan lemak layaknya gorengan yang sudah dikenal luas kurang sehat bagi kesehatan.

Makanan yang kaya karbohidrat sendiri bisa membuat kadar insulin mengalami peningkatan dengan cepat dan membuat banyak sel lemak menyerap kalori.

Karena tubuh kekurangan asupan kalori yang dibutuhkan untuk penyediaan energi yang dibutuhkan tubuh sehari-hari, maka tubuh akan memberikan sinyal kita untuk makan dengan lebih banyak dan membuat metabolisme menjadi lebih lambat.

Banyaknya konsumsi makanan secara berlebihan pun akhirnya akan membuat berat badan naik dengan cepat.

Hal ini berarti, jika kita tidak ingin mendapatkan masalah berat badan, ada baiknya kita harus mau membatasi asupan makanan yang kaya gula dan kaya bahan tepung setiap hari sehingga resiko mendapatkan berat badan berlebihan pun menurun.

Tak perlu harus menghilangkan makanan kaya tepung dan gula karena kita masih tetap bisa mengkonsumsinya meskipun memang harus dibatasi dan sebaiknya tidak dikonsumsi setiap hari.

Selain itu, obesitas juga sering dikaitkan dengan bahan kimia.

Sebut saja phthalates Bahan ini anyak ditemukan dalam produk-produk bahan bangunan, misalnya saja PVC pada beberapa produk rumah tangga.

Pada beberapa sampel warga AS, laki-laki dengan paparan phthalates yang cukup tinggi memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi dari rata-rata.

Penelitian laboratorium menyebutkan bahwa phthalates mempengaruhi metabolisme lemak.

Lainnya bisphenol A yang  banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga berbahan dasar plastik dan pelapis kaleng makanan kaleng.

Kontak langsung antara makanan dengan bisphenol A maka akan mempengaruhi fungsi tiroid dan menyebabkan kenaikan berat badan karena timbunan lemak yang berlebihan.

Penelitian pada manusia bisa memicu terjadinya diabetes dan penyakit jantung.

Bisa juga senyawa Perfluorinated atau PFC yang  banyak digunakan sebagai pelapis pakaian, furniture, karpet, peralatan masak.

Tujuan penambahan PFC ini agar barang-barang tersebut menjadi lebih tahan lama. Sama dengan dua senyawa di atas PFC juga turut andil dalam resiko terjadinya obesitas dan diabetes, sehingga memicu tingginya kolesterol dalam tubuh.

Sebagian barang-barang yang kita gunakan setiap hari mengandung bahan kimia beracun yang dapat menyebabkan obesitas, kanker, masalah reproduksi dan juga diabetes.

Sementara tidak semua barang mencantumkan komposisi yang mereka kandung.

Untungnya sudah mulai ada organisasi-organisasi dan undang-undang untuk melindungi konsumen dari paparan bahan-bahan kimia berbayaha, tapi apakah kita benar-benar terbebas, tentu saja tidak. Jadi tidak ada salahnya kita lebih selektif sebagi konsumen.