close
Nuga Sehat

Mitos Makanan Sering Dibalik Fungsinya

Anda sering membuka internet. Rajin meng”klik” rubrik sehat. Kalau semuanya iya tentu Anda pernah membaca bagaimana pola hidup sehat, terutama saran untuk mengasup nutrisi.

Saran itu memang sering membuat Anda pusing tujuh keliling karena dengan segala macam bujukannya dan pembenaran sepihaknya mereka menuliskan tentang produknya lah yang terbaik.

Banyak sekali saran mengenai nutrisi yang datang kepada Anda. Sarannya pun macam-macam. Kadang sulit untuk melacak apa yang baik untuk Anda dan apa yang tidak.

Untuk memberikan pilihan dan membantu Anda, setidaknya ingatlah ada tiga mitos 3 mitos makanan dan kebenaran di baliknya.

Sebagai mitos pertama, kalau Anda mggenggunakan microwave dapat membunuh nutrisi makanan

Menggunakan microwave adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga kebaikan dalam sayuran tetap utuh.

Merebus justru dapat mengeluarkan vitamin dan mineral yang berharga. Sedangkan, microwave memanaskan makanan tanpa menggunakan banyak air, sehingga nutrisi makanan tetap tersimpan.

Sedangkan mitos kedua, menghindari makanan berwarna putih. Ahli gizi menganjurkan agar kita mengonsumsi makanan berwarna-warni cerah dan lebih beragam.

Konon, itu baik. Dan itu memang masih benar. Misalnya, wortel dan stroberi yang tinggi beta-karoten, antioksidan penting yang melawan peradangan dalam sel. Sementara makanan berwarna hijau gelap adalah sumber yang kaya antioksidan, serat, kalsium, dan vitamin seperti C dan K.

Tapi ini hanya mitos tentang makanan. Tidak berarti bahwa makanan berwarna “putih” bergizi buruk, lho!

Bahkan, kembang kol, bawang putih, bawang, jamur, dan kentang, merupakan sumber serat yang baik, antioksidan, dan potasium. Jika Anda menambahkan brokoli dan sedikit keju, itu bisa menjadi makanan yang memuaskan bagi seseorang yang mencoba untuk menurunkan berat badan.

Dan paling akhir mitos ketiga bahwa jus membantu Anda menghilangkan racun

Mitos tentang makanan berikutnya adalah ketika orang berpikir jus merupakan cara yang baik untuk detoksifikasi tubuh. Tapi harus diingat, Anda memiliki organ untuk detoksifikasi yaitu hati.

Mungkin tidak akan membahayakan jika tak keseringan. Tetapi untuk menurunkan berat badan, itu bukan ide yang baik karena menghalangi Anda dari protein dan lemak dan bisa mengakibatkan hilangnya otot.

Itulah tiga dari mitos makanan, dan kebenaran dibaliknya yang perlu Anda tahu. Tak perlu takut mengonsumsi makanan apapun. Asal tidak berlebihan, tidak masalah bukan?

Tentu yang perlu Anda hindarilah adalah makanan tidak sehat yang tinggi lemak, asin, dan manis. Makanan ini biasanya lebih dipilih ketimbang makanan yang kaya serat atau sayur mayur.

Akibatnya bukan hanya kegemukan tapi juga kita menjadi rentan terkena penyakit kronik.

Lihat saja, begitu orang makmur pasti yang berubah adalah pola makannya. Fungsi makanan memang telah mengalami pergeseran. Makanan kini juga memiliki fungsi untuk menyatakan jati diri dan status sosial seseorang.

Kebiasaan masyarakat kita yang senang makanan manis, asin, dan berlemak, ikut berkontribusi pada tingginya jumlah penyakit tidak menular.

Penyakit tidak menular seperti jantung, penyakit pernapasan, diabetes, dan kanker, kini menjadi pembunuh utama di dunia. Faktor gaya hidup, seperti kurang bergerak dan pola makan yang kurang sehat menjadi pemicunya.

Di negara maju, setiap industri makanan diwajibkan mencantumkan kandungan gizi dan kalori dari makanan yang dijual, termasuk di restoran. Konsumen jadi tahu berapa lemak dan kalori dari hidangan yang disantap. Di sini baru harganya saja yang ditulis..

Menerapkan pola makan sehat adalah syarat mutlak yang tidak bisa ditawar lagi jika kita ingin meningkatkan kualitas kesehatannya. Apalagi jika seseorang sudah mempunyai faktor risiko tinggi terhadap penyakit tertentu.

sumber : www.intisari-online.com