close
Nuga Sehat

Mengantuk Seharian? Ini Dia Penyebabnya

Sudah merasa tidur cukup, tapi seharian masih ngantuk?

Hal ini kerap menyiksa apalagi jika pekerjaan sudah menumpuk.

Mengantuk dianggap biasa, tapi jika mengantuk seharian, orang patut waspada.

Mengantuk sebenarnya bukan cuma soal kurang tidur dan kelelahan.

Mengantuk seharian bisa saja disebabkan karena adanya gangguan tidur.

Mengutip Hello Sehat ada tiga gangguan tidur yang membuat orang bisa ngantuk sepanjang hari.

Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan sering berhenti saat tidur.

Obstructive Sleep Apnea  atau sleep apnea obstruktif merupakan jenis sleep apnea yang membuat orang mengantuk sepanjang hari.

Napas dapat berhenti sekitar sepuluh hingga dua puluh  detik dan bisa terjadi ratusan kali selama tidur.

Mereka yang mengalami OSA dapat terbangun meski mereka tak menyadari kalau mereka terbangun.

Akibatnya, orang tak bertenaga dan kurang produktif saat beraktivitas.

Apa gejala OSA?

Salah satu gejala yang paling tampak adalah mendengkur. Selain mendengkur, orang juga dapat tersedak atau napas yang tersengal-sengal saat tidur.

Gangguan tidur yang paling umum adalah narkolepsi yakni kondisi kelainan saraf sehingga membuat orang tak mampu mengontrol siklus tidur atau bangun. Hingga kini penyebabnya belum diketahui pasti.

Akan tetapi, para ahli meyakini narkolepsi disebabkan oleh kurangnya senyawa hypocretin dalam otak. Senyawa ini mengatur kesadaran saat terjaga dan keadaan REM atau rapid eye movement atau tahapan tidur seseorang.

Narkolepsi membuat orang sulit mengendalikan rasa kantuk, terutama siang hari. Orang pun bisa tidur kapan saja, bahkan di tengah aktivitas.

Gejala paling umum dari narkolepsi adalah rasa kantuk berlebihan di siang hari. Sleep attack juga hal yang umum dialami. Penderitanya bisa tertidur saat bekerja atau berkendara dan saat terbangun mereka tak bisa mengingat apapun.

Restless Legs Syndrome sering disebut sebagai penyakit Willis-Ekbom. RLS merupakan kondisi kelainan saraf yang mengakibatkan orang tidak dapat mengendalikan pergerakan kakinya.

Orang biasanya merasakan rasa tak nyaman, kesemutan atau rasa sakit yang tak jelas penyebabnya sehingga ada hasrat untuk terus menggerakkan kaki.

Para ahli menduga kondisi ini disebabkan ada kemungkinan akibat dari ketidakseimbangan zat kimia otak yaitu dopamin yang berfungsi sebagai pengendali pergerakan otot.

Umumnya RLS terjadi di malam hari jelang waktu tidur atau saat tidur.

Mau tak mau RLS dapat mengganggu tidur dan orang akan mengantuk sepanjang hari karenanya.

Narkolepsi adalah kondisi kronis yang menyebabkan seseorang tertidur di mana saja dan kapan saja secara tidak terkendali. Ini bisa terjadi walau mereka sudah tidur yang cukup sekalipun.

Seseorang yang mengalami kondisi ini akan merasa baik-baik saja setelah tidur selama  sepeuluh hingga lima belas menit, kemudian akan terbangun sebentar, lalu kembali tertidur.

Narkolepsi merupakan penyakit berkepanjangan yang tak dapat diobati.

Namun, bila dilakukan perawatan yang tepat dan Anda melakukan berbagai perubahan gaya hidup sehat, Anda dapat mengendalikan gangguan ini.

Chronic fatigue syndrome atau sindrom kelelahan kronis adalah kondisi yang akan membuat Anda sering lelah, lemas, lesu, dan mengantuk. Gejalanya antara lain meliputi nyeri otot dan sulit berkonsentrasi selama setidaknya 6 bulan.

Meskipun penyebab sindrom kelelahan kronis tidak sepenuhnya dipahami dan mungkin disebabkan oleh sleep apnea, kondisi ini bisa mengganggu aktivitas Anda sehari-hari.

Ritme sirkadian, atau jam biologis tubuh yang kacau bisa membuat Anda mengantuk sepanjang hari.

Jam biologis sendiri adalah jadwal kerja setiap organ dan fungsi tubuh manusia secara alami.

Jika jam biologis tubuh Anda terganggu, Anda mungkin akan sering mengantuk pada waktu yang tidak tepat.

Misalnya Anda susah tidur di malam hari dan mengantuk di siang hari.

Padahal, malam adalah waktunya tidur sementara siang hari adalah waktunya untuk bangun dan beraktivitas.

Selain mengatur siklus tidur manusia, jam biologis tubuh berperan untuk mengendalikan produksi hormon, suhu tubuh, dan berbagai fungsi tubuh lainnya.