close
Nuga Sehat

Mendengkur? Bukan Berarti Tidur Nyenyak

Pernah mendengar suara dengkuran alias ngorok?

Suara berisik tersebut pasti membuat Anda susah tidur.

Walaupun membuat kesal, tanpa disadari Anda juga mungkin saja memiliki kebiasaan ini. Kebiasaan mendengkur saat tidur memang terlihat sepele, tapi bisa berefek buruk bagi kesehatan.

Penelitian menunjukkan bahwa mendengkur bisa meningkatkan risiko seseorang kena penyakit kronis seperti stroke.

Ya, selama ini ngorok atau mendengkur sering kali dikaitkan dengan tidur yang nyenyak. Namun ternyata anggapan ini hanya mitos belaka. Mendengkur merupakan tanda bahaya yang dapat menyebabkan gangguan tidur.

Praktisi kesehatan tidur dokter Andreas Prasadja menyebut banyak orang menganggap remeh mendengkur.

“Banyak orang masih berpikir bahwa mereka memiliki masalah tidur hanya saat mereka tidur di malam hari dan berpikir mendengkur berarti mereka tidur nyenyak. Ini tidak benar,” kata Andreas dikutip dari keterangan pers Hari Tidur Sedunia yang diterima CNNIndonesia.com dari Philips

Andreas yang praktik Snoring and Sleep Disorder Clinic,, menjelaskan mendengkur dapat menyebabkan  gangguan tidur yang membuat seseorang berhenti bernapas. Gangguan ini dikaitkan dengan sejumlah penyakit seperti penyakit jantung, obesitas, dan impotensi.

Menurut sebuah penelitian, prevalensi OSA  diperkirakan sekitar tujuh belas persen. Sangat penting untuk menyadari bahwa ketika Anda terus mendengkur, itu bukan tanda tidurnya nyenyak

OSA memiliki gejala berupa gangguan pernapasan atau berhenti bernapas beberapa kali sepanjang tidur sehingga dapat membuat oksigen gagal menuju paru-paru. OSA juga ditandai dengan tersedak atau nafas tersengal saat tidur, dengkuran yang permanen dan keras, kelelahan berlebihan dan konsentrasi yang buruk di siang hari.

Selain mendengkur, Andreas juga mengungkapkan masalah lain yang banyak dialami orang Indonesia terkait gangguan tidur. Andreas banyak menemui orang yang mengantuk di siang hari dan susah tidur atau insomnia.

Mendengkur, kantuk di siang hari, dan insomnia merupakan masalah yang banyak dilaporkan oleh pasiennya.

“Masih banyak yang menganggap bahwa mengantuk di siang hari sebagai kemalasan dan bahwa rasa mengantuk itu harus dibasmi, tanpa mencoba memahami kenapa mereka mengantuk. Mereka mencoba untuk ‘bangun’ dengan minum kopi atau mengonsumsi vitamin,” ucap Andreas.

Cara itu tidak tepat lantaran yang harus diselesaikan adalah penyebab mengantuk di siang hari. Mengantuk biasanya berasal dari gangguan tidur yang menyebabkan tidur tidak berkualitas di malam hari.

Sebuah penelitian lainnya yang dipresentasikan pada International Stroke Conference menunjukkan bahwa kualitas tidur yang buruk bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami stroke.

Orang yang berisiko dengan stroke dari penelitian ini adalah mereka yang sering mengantuk di siang hari serta yang memiliki kebiasaan mendengkur.

Dr. Douglas Bradley, juru bicara Canadian Heart and Stroke Foundation di Toronto menjelaskan, “Jika kebiasaan tersebut dilakukan sebanyak dua ratus  sampai empat ratus kali, tekanan darah bisa meningkat”.

Perlu Anda ketahui bahwa tekanan darah tinggi (hipertensi) bisa meningkatkan risiko terkena stroke.

Kebiasaan mendengkur menjadi ciri khas bahwa Anda memiliki gangguan tidur, yaitu sleep apnea. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang dewasa sebelum stroke terjadi.

Selain mendengkur, sleep apnea bisa menghentikan napas seseorang saat tidur sehingga pasien bisa bangun dengan kaget dan napas terengah-engah. Kondisi ini bisa mengurangi jumlah oksigen mencapai otak sehingga berisiko stroke.

Bila kebiasaan mendengkur Anda disebabkan oleh sleep apnea, cara terbaik untuk mengatasinya adalah memperoleh pengobatan yang tepat dari dokter.

Selain itu, Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini untuk menghentikan kebiasaan mendengkur saat tidur, seperti:menggunakan bantal yang memungkinkan kepala Anda lebih tinggi dibandingkan tubuh.

Ini mempermudah saluran hidung bernapas lebih bebas dan mencegah terjadinya dengkuran.

Menurunkan berat badan dapat membantu beberapa orang untuk mengatasi kebiasaan mendengkur. Penurunan berat badan mengurangi tekanan pada tenggorokan sehingga udara bisa mengalir lebih lancar.

Walaupun belum tentu ampuh bagi semua orang, tidak ada salahnya mencoba mengatur kembali pola makan dan rutin olahraga.

Berhenti menggunakan obat penenang dan menghindari minum alkohol empat sampai lima jam sebelum tidur. Kedua hal tersebut membuat otot-otot di belakang tenggorokan tidak beristirahat sehingga memcu Anda untuk mendengkur.

Perbanyak minum air putih bisa mencegah tubuh dehidrasi. Saat tubuh kekurangan cairan, dengkuran semakin mungkin terjadi bahkan lebih keras.

Jaga kualitas tidur Anda. Misalnya dengan mengatur kembali waktu tidur atau mandi air hangat sebelum tidur. Hindari kerja hingga larut malam yang bisa membuat otot tubuh jadi lelah dan membuat Anda mendengkur.