close
Nuga Sehat

Manfaat Dahsyat Mengonsumsi Daun Kelor

Daun kelor? Ya, dunia tak selebar daun kelor.

Beberapa orang mungkin hanya mengenal daun kelor dari peribahasa tersebut. Selebar apa sebenarnya daun kelor ini, barangkali mereka pun tak tahu.

Tanaman kelor sudah sejak lama diyakini bermanfaat untuk kesehatan.

Tak sedikit orang yang mengandalkannya sebagai obat alami untuk sakit mata, biduran, atau luka bernanah. Di internet, Anda dapat dengan mudah menemukan ramuan herbal dari bahan kelor.

Di balik itu, ada juga yang menggunakan kelor sebagai penolak bala atau penangkal kekuatan gaib.

Lihat saja rumah-rumah yang menggantung kelor di atas pintu utamanya. Bisa jadi si penghuni masih memiliki kepercayaan mistik ini.

Menarik, kan?

Yuk, kenalan lebih dekat lagi dengan kelor!

Banyak ditemui di negara-negara Asia seperti Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan, kelor  ata moringa oleifera mungkin bisa disebut sebagai ‘tanaman serba bisa’.

Hampir setiap jengkalnya dapat dimanfaatkan untuk pengobatan, baik daun, kulit batang, biji, hingga buahnya.

Menurut buku “Khasiat Dahsyat Daun Kelor” yang ditulis dr. Erna Nurcahyati, sejak zaman kuno, para tabib India telah menggunakan kelor untuk menangani beragam penyakit. Mulai dari sakit kepala sampai depresi.

Erna juga menulis bahwa daun kelor mengandung berbagai zat penting di dalamnya, seperti protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral.

Serbuk daun kelor, misalnya, setara dengan  sepuluh kali vitamin A yang terdapat dalam wortel dan tujuh belas kali kalsium yang terdapat dalam susu.

Dilansir Healthline, berikut ini tiga manfaat daun kelor yang telah didukung oleh berbagai penelitian medis:

Sejumlah studi menunjukkan bahwa tanaman kelor mungkin dapat membantu menurunkan kadar gula darah.

Meski demikian, sebagian besar penelitian lebih banyak dilakukan pada hewan, dan pengkajian pada manusia masih terbatas.

Dalam satu studi, tiga puluh wanita diminta untuk mengonsumsi tujuh gram bubuk daun kelor setiap hari selama tiga bulan. Hasilnya memperlihatkan bahwa kadar gula darah mereka menyusut sebanyak tiga belas setengan persen.

Selain itu, sebuah studi kecil yang melibatkan enam pasien diabetes menemukan bahwa menambahkan lima puluh  gram daun kelor ke dalam makanan sehari-hari, dapat mengurangi kenaikan gula darah hingga dua puluh satu persen.

Menurut para periset, efek ini dipicu oleh isothiocyanates, senyawa yang ditemukan dalam daun kelor.

Peradangan sebenarnya merupakan respons alami tubuh terhadap infeksi atau cedera. Meski penting sebagai mekanisme perlindungan, jika berlangsung dalam waktu yang lama tetap dapat membahayakan.

Peradangan yang berkelanjutan diyakini berkontribusi terhadap banyak penyakit kronis, termasuk penyakit jantung dan kanker.

Ada beberapa makanan yang dinilai dapat melawan peradangan, antara lain kunyit, delima, jahe, dan bawang putih. Namun, jangan lupakan juga si kelor.

Menurut para peneliti, daun kelor dan biji kelor memiliki properti anti peradangan, yang lagi-lagi dibantu oleh isothiocyanates.

Walau demikian, studi-studi ini masih terbatas pada uji coba tabung dan hewan. Masih harus dilihat apakah tanaman kelor memiliki efek anti peradangan yang serupa pada manusia.

Ada banyak makanan yang dianggap dapat melingsirkan kolesterol secara efektif. Salah satunya adalah kelor.

Beberapa penelitian telah mengindikasikan bahwa tanaman kelor dapat memiliki efek penurun kolesterol. Studi-studi ini dilakukan pada hewan maupun manusia.

Menjadikan tanaman atau daun kelor sebagai pendamping pengobatan primer sebenarnya sah-sah saja.

Namun, jangan sampai tanaman ini menjadi pengganti obat utama Anda yang telah diberikan dokter.

Lebih buruk lagi, jika Anda menghentikan konsumsi obat tersebut tanpa persetujuan ahli medis. Intinya, haraplah bijak dalam memanfaatkan tanaman obat apa pun.