close
Nuga Sehat

Makan Terlalu Kenyang Itu Bahaya Lho!

Anda pasti tahu bahaya makan terlalu kenyang itu bahaya.

Makanya selalu diingatkan agar jangan makan berlebihan hingga merasa perut Anda penuh dan kekenyangan

Kebiasaan makan kekenyangan, untuk Anda tahu, dapat membahayakan kesehatan, terutama jika makanan yang dimakan adalah makanan cepat saji atau makanan yang diolah dengan cara yang kurang menyehatkan

Kekayaan nutrisi seperti serat mampu membuat Anda merasa kenyang lebih lama dan menghindarkan kecenderungan untuk makan terlalu banyak.

Anda tahu dampak makan terlalu kenyang?

Pertama bisa menambah berat badan yang tidak menyehatkan

Banyak makan dalam porsi yang berlebihan pasti akan menyebabkan Anda mengalami kenaikan berat badan yang tidak menyehatkan, terutama jika makanan yang Anda pilih kurang bernutrisi dan Anda tidak rutin berolahraga.

Jika Anda mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang sanggup dibakar tubuh Anda, saat itulah kenaikan berat badan terjadi.

Menurut sebuah studi di lima belas tahun silam berjudul “Obesity”, orang yang punya kebiasaan makan berlebih malah punya kecenderungan malas berolahraga dan rentan mengalami obesitas.

Kedua berbahaya bagi kesehatan fisik. Mengalami pertambahan berat badan bukan satu-satunya masalah fisik yang akan Anda alami akibat makan sampai kekenyangan.

Jika makanan yang dikonsumsi termasuk tinggi kadar lemak, makanan cepat saji atau penuh dengan gula buatan, Anda dapat mengalami kenaikan energi yang langsung cepat menurun sesudahnya.
Akibatnya tubuh terasa lamban dan kelelahan.

Makanan-makanan yang tidak menyehatkan ini dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti perut kembung dan dipenuhi gas.

Terlalu banyak makan juga dapat menyebabkan timbulnya rasa sakit pada tulang dan persendian karena adanya pertambahan berat badan yang menekan kerangka tubuh, terutama di area punggung bagian bawah dan pinggang.

Mungkin Anda tidak menyadari, makan terlalu kenyang bisa berbahaya untuk kesehatan mental

Makan terlalu banyak, percaya atau tidak dapat berpotensi sebabkan masalah penyakit mental.

Saat mengalami pertambahan berat badan akibat makan terlalu banyak, Anda dapat kehilangan rasa percaya diri karena adanya keterkaitan antara rasa percaya diri dengan penampilan Anda.

Rasa tidak percaya diri yang timbul terus-menerus dapat menyebabkan depresi, kecemasan, kesulitan performa seksual dan masalah keintiman pada suami istri, serta adanya obsesi terhadap makanan dan kalori.

Masih ada kemungkinan penyakit lainnya

Dalam jangka panjang, kebiasaan makan berlebihan hingga terlalu kenyang dapat menimbulkan obesitas, yang berujung pada terjadinya risiko sakit jantung, diabetes tipe 2, penyakit kandung kemih, beberapa jenis kanker, Kolesterol tinggi dan sleep apnea.

Anda juga dapat mengalami tekanan darah tinggi dan berisiko menderita strokes

Studi terbaru juga mendapati, terlalu sering mengonsumsi makan yang mengandung lemak jenuh serta makanan manis bisa membuat Anda kecanduan, makan berlebih, hingga meningkatkan risiko obesitas.

Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One, Dr. Nicole Avena dari Mount Sinai School of Medicine menemukan, beberapa jenis makanan dapat menciptakan sebuah pola kecanduan bagi mereka yang sering mengonsumsinya.

Untuk membuktikan hal tersebut, Avena meminta 504 peserta untuk mengidentifikasi makanan yang tampaknya paling sulit untuk ditolak.

Ia meminta peserta untuk membuat skala makanan yang paling membuat mereka kecanduan dan cenderung menyebabkan gangguan makan, seperti makan berlebih.

Kemudian Avena menghitung rata-rata skor untuk berbagai jenis makanan dan membuat peringkat makanan dari yang paling bermasalah.

Avena menambahkan, “beberapa studi benar-benar menunjukkan, bahwa makanan olahan tersebut sangat dapat menghasilkan perilaku dan perubahan otak untuk mendiagnosis kecanduan, seperti obat-obatan dan alkohol,” kata Avena seperti dikutip The Huffington Post.

Walau kecanduan makanan tidak diakui secara resmi, Avena yang telah meneliti kecanduan makanan selama lebih dari lima belas tahun mengatakan, bahwa studi klinis miliknya ialah studi pertama yang mampu menilai hubungan antara pola makan seseorang dengan makanan yang ditambahkan lemak, gula, atau diproses.

Dia berharap bahwa temuan ini dapat membantu orang-orang gemuk yang ingin mencapai kembali berat badan ideal mereka.

“Ini bisa membantu kita mengubah cara dalam pengobatan obesitas,” kata Avena dalam sebuah pernyataan tentang studinya.