close
Nuga Sehat

Kurang Tidur Picu Stress Pada Wanita

Seorang suami mengeluh kepada  dokter keluarganya di sebuah klinik,  tentang istrinya yang uring-uringan selama beberapa hari terakhir. “Istri saya tidak seperti biasanya dok. Sangat sensitive dan mudah tersinggung,” kata si pasien. Sebagai spesalis kejiwaan sang dokter tentu  memerlukan  informasi dan latar belakang dari sikap uring-uringan sang istri.

Dengan sabar sang dokter mencatat informasi dan petunjuk yang ia dapatkan dari konsultasi sang suami. Setelah semuanya lengkap, sang dokter menyampaikan kesimpulannya tentang keribetan sang istri  dengan satu kalimat pendek,” kurang tidur.”

Kurang tidur? “Ya, kurang tidur,” kata sang dokter dengan pasti. Sang suami akhirnya menganggukkan. Selama Dua hari terakhir sang istri memang disibukkan dengan berbagai persiapan untuk pesta anaknya. Akibatnya, ia baru bisa tidur kala menjelang subuh.Ya, kurang tidur.

Ternyata, menurut sang dokter yang mengutip sebuah jurnal hasil  peneltian mutakhir, wanita  sangat rentan dengan pengaruh kurang tidur. Efek kurang tidur pada wanita ternyata, setelah dilakukan studi yang panjang, lebih berat tekanannya secara  mental atau pun fisik, dibanding pada pria.
Wanita, seperti hasil penelitian itu,  membutuhkan waktu tidur lebih panjang dibandingkan pria. Sayangnya, kebanyakan wanita sulit mendapat tidur yang cukup. Dan wanita yang kurang tidur cenderung lebih gampang tersinggung dan uring-uringan. Selain itu, kurang tidur juga akan meningkatkan risiko penyakit jantung, depresi, bahkan penyumbatan darah.
Penelitian itu juga menunjukkan wanita yang kualitas tidurnya buruk cenderung memiliki penanda inflamasi lebih tinggi. Penanda inflamasi juga terkait erat dengan risiko penyakit jantung dan nyeri. Itu sebabnya wanita yang kurang tidur sering merasa nyeri saat mereka bangun.
Sebaliknya, pada pria efek kurang tidur tidak seberat yang dirasakan wanita. Dalam studi yang dilakukan peneliti dari Duke University, North Carolina, pria yang kurang tidur tidak menunjukkan gejala penyakit.
“Kami menemukan kaum wanita cenderung lebih depresi, memiliki rasa marah lebih tinggi, dan gampang tersinggung di pagi hari jika malam sebelumnya mereka kurang tidur,” kata Dr.Michael Breus, pakar tidur.
Jika seorang wanita merasa tidak bisa tidur dengan baik di malam hari, Breus menyarankan agar mereka meluangkan waktu tidur siang. Tidur siang 25 menit – 90 menit akan optimal untuk mengembalikan energi dan mood. Tidur lebih lama dari waktu tersebut justru membuat waktu terpejam di malam hari lebih sulit.

Para ahli percaya kaum wanita membutuhkan waktu tidur 20 menit lebih lama dari para pria. Ini karena otak wanita punya kemampuan mengerjakan banyak hal (multi-tasking).
“Fungsi utama tidur adalah memulihkan dan perbaikan sel-sel otak,” kata Jim Horne, direktur penelitian tidur dari Loughborough University.
Saat kita tidur, bagian otak yang berkaitan dengan pikiran, bahasa, memori, dan sebagainya, masuk ke dalam periode perbaikan.
“Makin banyak Anda menggunakan otak di siang hari, makin banyak waktu pemulihan yang dibutuhkan. Ini berarti waktu tidur pun harus lebih lama,” katanya.
Nah, kaum wanita diketahui memiliki “tugas” lebih banyak dibanding pria, sehingga mereka juga menggunakan otaknya lebih keras. Itu sebabnya mereka butuh waktu tidur lebih lama.
“Namun pria yang pekerjaannya mengharuskan mereka banyak berpikir dan membuat keputusan juga butuh waktu tidur lebih lama dibanding rata-rata. Tapi pengaruh secara mental dan fisik tetap tak sebanyak wanita,” katanya.