close
Nuga Sehat

Kurang Tidur Bisa “Membunuh” Manula

Anda memasuki usia “manula.”

Kalau iya, Anda harus berhati-hati dengan kekurangan waktu tidur.
Apa dampaknya?

Dampaknya tidak hanya jadi meningkatkan risiko aterosklerosis atau pengerasan arteri, tapi yang paling fatal adalah minimnya suplai oksigen ke otak yang bisa menyebabkan “kematian”

Kematian?

Ya pengerasan arteri dan minimnya berkontribusi oksigin ke otak dapat meningkatkan risiko stroke dan gangguan kognisi yang menyebabkan kerusakan otak.

“Bentuk kerusakan otak yang di observasi menjadi penting karena bisa berkontribusi dalam mengetahui pengobatan yang harus dilakukan guna mengatasi stroke serta gangguan kognitif dan motorik progresif,” kata penulis studi Dr. Andrew Lim, peneliti dan neurolog dari Sunnybrook Health Sciences Center di Toronto.

Melansir laman Live Science, Senin, 01 Februari 2016, para peneliti menunjukkan bahwa kurangnya waktu tidur, terutama yang disebabkan oleh tidur yang terganggu, baik karena sering terbangun untuk buang air di malam hari, bisa meningkatkan risiko penurunan fungsi kognisi.

Dari data tersebut, peneliti menyimpulkan mereka memiliki kerusakan di pembuluh darah otak, dari ringan hingga parah.

Peneliti menemukan bahwa mereka yang tidurnya kerap kali terganggu di malam hari, punya pengerasan arteri atau aterosklerosis di otak, dibandingkan mereka yang tidur tanpa gangguan.

Dari penemuan itu, peneliti menyimpulkan, terdapat kaitan antara kualitas tidur yang buruk dan kerusakan otak.

“Kemungkinan, tidur yang terganggu bisa jadi pemicu atau justru konsekuensi dari aterosklerosis di otak, yang pada akhirnya mengacu pada kerusakan jaringan otak,” papar Dr Lim.

Dia menambahkan, ada kemungkinan besar bahwa kualitas tidur buruk bisa mengganggu sirkulasi darah ke otak, dan berkontribusi terhadap gangguan kognisi.

Dr Lim mengharapkan, studi tersebut bisa dijadikan dasar untuk mengidentifikasi kemungkinan terjadinya stroke pada orang tua dengan gangguan tidur.

Studi tersebut dipublikasikan di jurnal Stroke.

Semua orang dewasa melalui fase yang berbeda saat tidur pada malam hari.

Ini termasuk jumlah episode gerakan mata cepat atau tidur tahap tidur ketika terjadinya mimpi selama otot-otot yang rileks namun otak sangat aktif, diselingi dengan tidur non-REM di mana otak yang kurang aktif tetapi tubuh bergerak di sekitar.

Tetapi lansia cenderung hanya memiliki satu periode tidur nyenyak setiap malam biasanya dalam tiga atau empat jam pertama dan setelah itu mereka dapat bangun lebih mudah.

Peningkatan masalah tidur dapat terjadi seiring bertambahnya usia.

Beberapa masalah tidur, terutama insomnia juga lebih umum seiring bertambahnya usia.

Lansia juga lebih mungkin menderita masalah kesehatan kronis yang dapat mengganggu tidur. Akibatnya banyak orang tua mengikuti pola tidur yang buruk.

Hal tersebut dapat diperparah oleh pengurangan secara bertahap produksi hormon seperti melatonin dan hormon pertumbuhan yang membantu untuk menjaga ritme tubuh sehari-hari.

Lansia yang sudah tidak memiliki rutinitas, mungkin tergoda untuk tidur di sore hari sehingga akan sulit tidur di malam hari.

Jika lansia susah tidur mungkin ada penyakit yang sering mengganggu seperti dikutip dari BBCHealth
Sebut saj depresi dan kecemasan. Depresi umum terjadi pada lansia dan mereka yang mungkin memiliki masalah tidur.

Kecemasan dapat menyebabkan seseorang susah tidur dan tetap terjaga.

Depresi atau kecemasan juga dapat menyebabkan seseorang terbangun dini hari dan tidak dapat tidur kembali.

Kondisi yang menyakitkan seperti arthritis sering dialami oleh lansia, yaitu rata-rata pada usia mencapai tujuh puluh tahun. Sehingga rasa nyeri dari arthritis sering mengganggu tidur.

Demensia dapat mengganggu pola normal dari aktivitas sehari-hari.

Beberapa orang dengan demensia menjadi lebih bingung saat siang berubah menjadi malam.
Atau masalah tersebut biasa dikenal sebagai sundowning.

Seseorang dengan demensia ketika mengalami sundowning mungkin menjadi sangat tidak tenang, berkeliaran, atau berteriak keluar.

Ketika usia semakin tua, akan sering merasa lebih sulit untuk menahan buang air kecil.

Sehingga sulit untuk melalui malam tanpa ke kamar kecil sama sekali.

Hal tersebut mungkin karena masalah dengan kelenjar prostat pada pria, penurunan kekuatan otot-otot dasar panggul pada wanita, yang berguna untuk menahan kandung kemih yang terisi.