close
Nuga Sehat

Kelebihan Konsumsi Gula Rentan Depresi

Sekali Lagi Tentang Gula Berlebih

Gula berlebih?

Ya, terutama bagi lelaki.

Peneliti dari University of College London  menemukan hubungan antara konsumsi gula pada lima ribu pria dan dua ribu  wanita.

Rupanya, ada hubungan yang kuat antara tingginya asupan gula dengan depresi pada pria.

Mereka juga menyimpulkan, konsumsi gula berlebih selain tidak baik bagi kesehatan fisik, juga memengaruhi mental.

Belum lama ini, terungkap bahwa pria yang mengonsumsi makanan tinggi gula berisiko terkena depresi.

Pria yang mengonsumsi lebih dari enam puluh tujuh gram gula dalam sehari memiliki potensi dua puluh tiga persen lebih tinggi mengalami depresi atau masalah mental lain.

Namun, pada wanita tidak terlihat hubungan antara asupan gula dan depresi.

“Studi tidak menemukan hubungan antara asupan gula pada wanita, dan itu tidak diketahui alasannya. Diperlukan studi lanjutan untuk mengetahui hal ini,” kata pimpinan studi UCL Institute of Epidemiology and Health, Anika Knuppel mengutip NYMag, Senin, 07 Agustus.

Hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports ini bukan pertama kali yang mengungkap hubungan antara asupan gula dan depresi.

Knuppel menjelaskan, paling tidak sudah ada tiga studi serupa.

Walau masih dipertanyakan hubungan antara asupan gula dan kesehatan mental, Knuppel mengingatkan, baik pada pria dan wanita, untuk membatasi asupan gula.

Batas asupan gula orang dewasa per hari yaitu lima puluh  gram atau sekitar empat sendok makan.

Makanan yang mengandung gula tentunya sangat disukai oleh banyak orang.

Sebut saja donat dan cokelat seringkali menjadi camilan saat kita lapar.

Namun, kadar gula yang tinggi pada kedua makanan tersebut dapat berdampak bagi kesehatan.

Mengonsumsi terlalu banyak gula dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi tubuh, seperti berat badan naik, obesitas, penuaan pada sel-sel otak, dan diabetes.

Kita mungkin tidak sadar seberapa banyak telah mengonsumsi gula.

Namun, tak ada salahnya untuk mengenali tanda bahwa Anda telah mengonsumsi gula dalam jumlah yang banyak, seperti yang dilansir dari laman The Health Site.

Makanan tinggi gula bisa mendatangkan malapetaka pada kulit.

Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Academy of Nutrition and Dietetics mengemukakan asupan gula yang tinggi dapat menyebabkan jerawat semakin parah.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Appetite menunjukkan bahawa asupan gula tinggi dapat mencegah glukosa memasuki sel-sel tubuh.

Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan cukup energi dan sering merasa lapar.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Psychosomatic Research mengatakan, jika Anda mengemasi makanan dengan gula halus seperti selai roti, Anda dapat merasa lelah sepanjang hari.

Jadi jika Anda merasa lelah sepanjang waktu, coba batasi asupan gula Anda.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Medicinal Food, kolesterol tinggi bisa menjadi pertanda terlalu banyak gula dalam diet Anda. banyaknya gula dapat meningkatkan kolesterol buruk dan menurunkan kolesterol jahat dalam tubuh.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di American Journal of Clinical Nutrition, minuman yang mengandung gula dapat membuat berat badan Anda naik, terutama di sekitar lingkar pinggang.

Kelebihan gula, berarti juga kelebihan kalori.

Gula juga memicu pelepasan insulin, hormon yang berperan penting dalam mengatur berat badan.

Ketika Anda makan gula, pankreas akan melepaskan insulin kemudian membawa gula tersebut ke organ-organ lain agar bisa digunakan sebagai energi.

Tapi ketika gula yang masuk ke dalam tubuh terlalu banyak, tubuh akan memerintahkan produksi insulin yang lebih banyak dan kelebihan insulin akan mengakibatkan resistensi insulin.

Yakni kondisi dimana tumbuh tidak bisa lagi merespon jumlah insulin dengan benar sehingga gula tidak bisa langsung digunakan sebagai energi.

Akibatnya terjadi penumpukan kalori dan gula, yang disimpan menjadi sel-sel lemak. Selain lemak berlebih, juga berpotensi memicu diabetes.

Semakin banyak gula yang dimakan, maka Anda akan semakin menginginkannya. Dengan kata lain, kecanduan gula.

Hal ini terjadi tidak hanya karena lidah sudah terbiasa dengan rasa manis sehingga selalu ingin mendapatkan rasa yang sama lagi dan lagi, tapi juga akibat dari naik-turunnya kadar gula darah secara drastis.

Tubuh pun jadi ‘menagih’ gula seperti layaknya orang kecanduan obat.

“Mengonsumsi makanan tinggi gula akan membuat hormon merespon tubuh Anda seperti gelombang. Kadar gula naik lalu turun dan itu memicu tubuh untuk selalu menginginkan gula,” ujar Brooke Alpert, M.S., R.D., penulis ‘The Sugar Detox: Lose Weight, Feel Great and Look Years Younger’ seperti dikutip dari Self.