close
Nuga Sehat

Kegemukan Berhubungan dan Penyakit?

Anda percaya kegemukan berhubungan langsung  dengan penyakit seperti diabetes, penyakit jantung dan Alzheimer?

Kalau ragu, kutip saja pernyataan  Bacon,  yang menegaskan kita tidak tahu pasti apakah memang kelebihan berat badan yang “menyebabkan” masalah kesehatan itu.

“Selama ini kita sangat percaya bahwa menjadi gemuk adalah hal yang sangat buruk,” kata Linda Bacon, PhD, penulis buku Health At Every Size: The Surprising Truth About Your Weight.

Masalah kesehatan bisa disebabkan oleh kombinasi banyak hal.

Sebagai contoh, orang-orang yang memiliki angka Indeks Massa Tubuh atau dikenal popular dengan IMT tinggi, ternyata cenderung pernah bermasalah dengan pola makan, jelas Bacon.

Penelitian telah menunjukkan bahwa diet yo-yo, atau fluktuasi berat badan, memiliki dampak negatif pada kesehatan Anda secara keseluruhan.

Karena itulah, menurut Bacon, ada lima fakta IMT yang sebaiknya Anda pikirkan kembali.

Kegemukan telah lama dikaitkan dengan hal-hal seperti tekanan darah, gula darah dan Kolesterol tinggi. Jadi, mungkin menurut Anda adalah masuk akal bahwa IMT yang rendah sama dengan terhindar dari berbagai gangguan kesehatan tersebut. Tapi, itu salah.

Dalam satu penelitian mengenai IMT 40 ribu orang dewasa, para peneliti menemukan tidak ada korelasi antara IMT dan masalah kesehatan seperti tekanan darah dan gula darah tinggi.

Banyak orang dalam kategori “gemuk” memiliki tingkat gula dan tekanan darah yang normal, dan banyak yang memiliki IMT normal justru memiliki tekanan darah , gula darah, dan Kolesterol tinggi.

Banyak studi menunjukkan hubungan antara IMT tinggi dengan risiko penyakit jantung. Namun baru-baru ini studi terhadap 4,046 pasang kembar identik menemukan bahwa IMT tinggi tidak meningkatkan risiko penyakit jantung.

Dalam penelitian selama dua belas tahun, ada ratusan serangan jantung dan ratusan lainnya  kematian di antara kembar dengan IMT

Para kembar dengan IMT 30 atau lebih tinggi, tidak memiliki peningkatan risiko serangan jantung.

Otot lebih berat dari lemak, sehingga seseorang yang rutin olahraga dan makan sehat, akan bertambah berat badannya dan itu bukan hal yang buruk.

“Orang dapat menjadi sehat dengan tubuh yang berbeda ukuran,” kata Rebecca Puhl, PhD, Wakil Direktur Rudd Center for Food Policy & Obesity.

Selama ini yang kita tahu, ukuran IMT lebih rendah tapi sebenarnya tidak selalu seperti itu.

The National Institutes of Health di AS mengubah pedoman IMT pada delapan belas silam, yang dianggap kelebihan berat badan adalah jika IMT ada di antara dua puluh lima  sampai dua puluh tujuh koma delapan.

Dalam semalam, ada banyak orang yang tiba-tiba dianggap kelebihan berat badan.

Pada saat itu, Bacon adalah mahasiswa kandidat doktor yang memfokuskan diri pada manajemen berat badan dan kesehatan.

Dia juga penasihat di Komite yang membuat rekomendasi tersebut. Jadi, dia bertanya mengapa mereka menurunkan angka rekomendasi IMT ketika semua bukti menunjukkan arah yang sebaliknya.

Komite berkata, “Linda, kami juga menyimpulkan hal yang sama tapi pejabat pemerintah mengatakan, bahwa kami perlu membuat rekomendasi yang sesuai dengan standar global.”

Mungkinkah politik ikut bermain dalam keputusan ini? Bacon menemukan, bahwa satuan tugas yang membuat rekomendasi itu didanai oleh dua perusahaan farmasi yang memroduksi obat penurun berat badan.

“Perusahaan tersebut ada untuk mendapatkan keuntungan finansial termasuk dari orang-oramg sehat yang dianggap kelebihan berat badan,” katanya.

Sekarang kita tahu bahwa IMT tidak bisa dianggap efektif untuk semua orang. Beberapa ahli, seperti Puhl dan Bacon, percaya bahwa kita tidak boleh melihat berat badan sebagai ukuran kesehatan satu-satunya.

“Ketika dokter hanya fokus pada angka timbangan, ini berarti menyederhanakan masalah kesehatan, mengabaikan potongan informasi yang lain dan bahkan mencela dan menyalahkan pasien,” kata Puhl.

Kita harus bisa membedakan antara “hubungan” dan “menyebabkan.” Penelitian belum membuktikan bahwa berat badan menjadi penyebab berbagai gangguan kesehatan.

“Jadi, bagaimana kita bisa tahu bahwa menurunkan berat badan, atau menurunkan IMT, adalah solusi yang efektif?” kata Bacon.NL

Lantas muncul pertanyaan lain apaakah IMT merupakan alat yang biasa dipakai para ahli kesehatan untuk memperkirakan “kadar lemak atau kegemukan” seseorang?

Seberapa akurat?

IMT diukur dengan membagi kilogram berat badan dengan tinggi badan kuadrat.

Dari nilai IMT tersebut bisa dikategorikan apakah seseorang berbadan kurus, normal, kegemukan, atau obesitas.

Pada kelompok obesitas pun terbagi lagi berdasarkan tingkat keparahan.

Walau demikian sebagian ahli menganggap IMT tidak akurat karena bisa memberi hasil yang keliru pada sebagian orang.

Ada orang yang diklasifikasikan kegemukan atau obesitas padahal faktanya mereka sehat. Sementara itu ada orang yang tidak menyadari risiko kesehatan karena hasil IMT menunjukkan berat badannya normal.

IMT memang tidak mengukur lemak tubuh. Pengukuran ini hanya memperkirakan lemak tubuh yang lebih akurat dibandingkan jika hanya menimbang berat badan saja.

Pengukuran IMT juga bisa menjadi patokan dasar untuk menghitung kemajuan program penurunan berat badan yang sedang dijalani.

IMT juga memberi informasi penting bagi dokter dan tenaga kesehatan tentang risiko kesehatan potensial.

Misalnya, jika Anda kegemukan atau obesitas menurut IMT, maka selanjutnya bisa dilakukan pemeriksaan tambahan terkait kelebihan lemak tubuh, seperti cek Kolesterol, tekanan darah, atau gula darah.

Kekurangan dari IMT adalah tidak bisa membedakan antara berat lemak dan berat otot. Sebagian atlet dan juga binaragawan akan memiliki IMT tinggi karena tubuhnya memiliki banyak otot sehingga dianggap obesitas.

Di lain pihak, seseorang yang secara metabolik tidak sehat karena kekuatan ototnya lemak dan jarang beraktivitas fisik bisa dikelompokkan dalam berat badan normal.

Padahal, berapa pun nilai IMT mereka jika jarang bergerak dan otot-ototnya lemah sangat beresiko menderita diabetes melitus seperti halnya orang gemuk.

Oleh karena itu, kelebihan dari IMT ini adalah sederhana dan mudah dilakukan pengukuran. Hasilnya bisa kita jadikan patokan untuk memiliki gaya hidup sehat.

Selain menghitung IMT, sebaiknya kita juga mengukur lingkar pinggang. Lemak yang bertumpuk di bagian perut lebih berbahaya dibandingkan lemak yang tersebar di bagian tubuh lainnya.