close
Nuga Sehat

Kalsium, Sang Penolong Ginjal

Ingin menolong ginjal?  Ingat pesan ini! Jangan pernah mengalpakan asupan kalsium. Orang yang cukup mendapat kalsium ternyata risikonya terkena batu ginjal lebih rendah.

Untuk diketahui batu ginjal terjadi karena penumpukan zat-zat sisa di urin yang lama-kelamaan akan membentuk menjadi kristal sehingga sulit dikeluarkan lewat sistem pembuangan. Gejala batu ginjal antara lain rasa nyeri pada punggung bawah, ada bercak darah di urin, pusing, demam, hingga muntah.

Para ahli percaya batu ginjal bisa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain obesitas, terlalu banyak mengasup makanan mengandung gula dan garam, faktor usia, sampai kurang cukup minum air.

Dalam studi yang dimuat dalam Journal of Urology, tim peneliti mengukur kadar kalsium dalam makanan baik produk susu atau non-susu serta kaitannya dalam menurunkan risiko batu ginjal.

Dr.Eric Taylor dari Maine Medical Center di Portland mengepalai penelitian tersebut untuk menganalisis tiga studi berbeda, yakni Health Professionals Follow-up Study, Nurses Health Study I dan Nurses Health Study II.

Penelitian tersebut mengikuti lebih dari satu juta pria dan wanita sehat berusia di bawah 60 tahun selama 20 tahun. Setiap empat tahun para partisipan diminta mengisi survei mengenai frekuensi mengasup suatu jenis makanan untuk mengetahui asupan kalsiumnya.

Para partisipan studi dibagi dalam 5 kelompok tergantung pada berapa banyak kalsium yang diasup. Kelompok dengan jumlah asupan kalsium terbanyak menunjukkan 77 persen penurunan risiko batu ginjal dibanding dengan kelompok yang asupan kalsiumnya rendah.

Pria dan wanita yang tiap hari mengasup 450 miligram kalsium dari produk non-susu menunjukkan risiko lebih baik untuk terhindar dari batu ginjal. Mereka yang mengasup 800 miligram kalsium setiap hari dari produk susu hanya menurunkan risikonya sampai 30 persen, dibanding dengan mereka yang mendapat 150 miligram kalsium.

“Ada beberapa data lain yang menyebutkan tidak perlu ada pembatasan kalsium untuk mencegah batu ginjal. Meski kebanyakan batu yang terbentuk di ginjal dibuat dari oksalat kalsium, kita tak perlu takut mengasup kalsium,” kata Taylor.

Untuk menghindari terjadinya  risiko batu ginjal  jangan berlebihan mengasup suplemen vitamin C. Risiko tersebut terutama pada mereka yang pernah punya riwayat batu ginjal sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan tim dari Swedia itu memang tidak melarang orang untuk mengonsumsi vitamin C. Tetapi orang yang pernah sakit batu ginjal harus mewaspadi risiko kekambuhan penyakitnya jika mereka masih mengasup suplemen vitamin.

Penelitian berskala besar tersebut mengambil data dari wawancara para pria dewasa dan lanjut usia mengenai pola makan dan gaya hidup mereka. Mereka diikuti selama 11 tahun.

Hasil analisa menyebutkan 907 pria rutin mengonsumsi vitamin C, sementara yang tidak mengasup suplemen apa pun mencapai 22.000 orang.

Dari kelompok rutin minum vitamin C, sekitar 3,4 persen menderita batu ginjal, sedangkan dari kelompok kontrol hanya 1,8 persen.

“Sejak lama memang dicurigai kalau vitamin C dosis tinggi akan meningkatkan risiko batu ginjal karena sebagian vitamin C yang diserap tubuh akan dikeluarkan urin sebagai oksalat, salah satu komponen pembentuk batu ginjal,” kata Laura Thomas, peneliti dari Karolinka Institute, Stockholm, Swedia.

Batu ginjal terbentuk dari kristal kecil yang dibentuk dari kalsium dan oksalat. Batu ginjal bisa saja keluar lewat urin tetapi seringkali menyebabkan rasa sakit. Batu ginjal berukuran besar membutuhkan operasi untuk mengeluarkannya.

Vitamin C sendiri termasuk vitamin yang penting. Namun vitamin ini sebaiknya didapatkan dari makanan yang diasup sehari-hari.

“Risiko batu ginjal dari vitamin C sepertinya tergantung pada dosis dan kombinasi nutrisi yang diasup,” kata Thomas.