close
Nuga Sehat

Jus, Buah dan Sayur Bisa Bikin Masalah

Buah itu sehat. Benar! Argumen itu sulit dibantah karena buah dan sayuran merupakan bagian penting dari diet yang baik. Mengonsumsi buah dan sayuran bisa bermanfaat bagi tubuh kita, sekaligus juga dapat menyebabkan masalah kesehatan dengan berbagai cara.

Tapi ingat, tidak semua bagian dari satu tanaman yang menghasilkan buah atau sayur itu dapat bermanfaat bagi tubuh jika dikonsumsi.. Oleh karena itu, Anda musti berhati-hati, khususnya untuk beberapa tanaman.

Situs kesehatan “healthmeup” menuliskan dengan rinci tentang bagian dari tanaman yang menghasilkan buah dan sayur bisa membuat kita puyeng.

Tomat, misalnya. Sebagai salah satu kebutuhan dasar di dapur, buah ini juga bisa berbahaya jika tidak dimakan dengan hati-hati. Daun dan batang tomat mengandung atropin, zat beracun yang menyebabkan pusing, sakit kepala, dan sakit perut, jika ikut termakan.

Begitu juga dengan ceri. Buah ceri, apel, aprikot, persik, dan plum mengandung glikosida sianogen, terutama dalam biji mereka, yang melepaskan sianida ketika dicerna atau dikunyah.

Untuk menghindarinya, buanglah biji dari buah-buahan tersebut atau berhati-hati agar jangan sampai terkunyah.

Anda kenal dengan rhubarb? Rhubarb, tanaman serupa talas yang disebut bisa menjadi obat kanker ini, dijual tanpa daun karena suatu alasan.

Daun rhubarb mengandung asam oksalat kadar tinggi, yang dapat membahayakan ginjal dan menyebabkan kerusakan parah jika sering termakan

Selanjutnya kentang. Buah kentang merupakan bagian dari tanaman umbi-umbian yang sangat baik sebagai sumber karbohidrat dan sumber nutrisi lain bagi tubuh. Namun demikian, manfaat tersebut bisa rusak kapan saja jika tidak diperhatikan dengan benar.

Proses menyimpan dan mengolah sumber makanan bisa menambah manfaat bagi tubuh atau bahkan sebaliknya. Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan kentang atau lainnya menjadi berbahaya bila dimakan.

Kentang merupakan sumber karbohidrat yang sehat, tapi tahan dulu kalau kentang telah berubah warna menjadi hijau. Ini diakibatkan solanin, zat dari kelompok glikoalkaloid yang muncul jika kentang terlalu lama terpapar sinar matahari. Ini mengandung racun yang menyebabkan sakit kepala, mual, kelelahan, dan masalah pencernaan.

Singkong disarankan untuk dikonsumsi karena kandungan vitamin, mineral, dan seratnya. Anda mungkin tidak memakannya saat masih mentah, selain aneh, ini juga bisa mematikan akibat glikosida sianogen beracun yang ada di dalamnya.

Seperti yang ditulis “healthmeup” sebaiknya Anda memastikan singkong selalu direndam dan dibilas, serta dimasak dengan benar untuk mengurangi potensi keracunan.

Selanjutnya pala. Secara umum, pala digunakan sebagai penyedap makanan dan obat kesehatan. Tetapi konsumsi pala dalam jumlah tinggi dapat berbahaya, karena kandungan myristicine di dalamnya diketahui dapat memengaruhi pikiran, menyebabkan muntah, berkeringat, pusing, halusinasi, dan sakit kepala
Lantas bagaimana dengan minuman jus? Apakah juga bisa berbahaya bagi kesehatan?

Minum jus buah secara teratur ternyata berdampak pada kenaikan tekanan darah. Hal inipun didasarkan pada penelitian yang dilakukan Swinburne University of Technology di Hawthorn, Australia.

Segelas jus buah yang diminum setiap hari menyebabkan orang memiliki tekanan darah pusat secara signifikan lebih tinggi. Sehingga, kondisi tersebut bisa meningkatkan risiko kesehatan, seperti serangan jantung atau angina atau pun gangguan umum pada jantung yang ditandai dengan nyeri dada.

Tekanan darah pusat diukur dalam aorta atau arteri besar, di mana jantung memompa darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh. Penulis studi, Dr. Matthew Pase, mengatakan temuan mereka penting karena adanya persepsi umum bahwa jus buah selalu menyehatkan.

“Meskipun jus mengandung vitamin, jus umumnya memiliki jumlah gula yang tinggi. Konsumsi gula tinggi pada penduduk barat selama ini, diketahui telah memperburuk prevalensi hipertensi dan penyakit kardiovaskular,” tuturnya, seperti dikutip “Daily Mail.”.

Minuman kaya gula tambahan tersebut telah dituduh sebagai kontributor terhadap epidemi obesitas dan diabetes di Barat. WHO pun telah menyarankan standar konsumsi gula yang aman, yaitu kurang dari enam sendok teh gula per hari.

Minuman tersebut juga disalahkan atas masalah gigi pada anak. Sebanyak satu dari delapan anak di Inggris, telah menderita kerusakan gigi pada usia tiga. Dokter gigi senior kini telah meminta setiap keluarga untuk membatasi gula pada susu dan minuman lain untuk anak.

Tags : slide