close
Nuga Sehat

Jauhkan Karbohidrat, Jantung Bisa Sehat

Menjuahkan penyakit jantung? Ya. Bermacam cara sudah dilakukan oleh para peneliti dan ilmuwan, namun pola makan selalu menjadi salah satu cara yang paling penting untuk terhindar dari penyakit non genetic itu.

Baru-baru ini, sebuah studi menemukan, pola makan rendah karbohidrat dan tinggi sayur-sayuran atau vegan dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga sepuluh persen dalam jangka waktu sepuluh tahun.

Studi yang dipublikasi dalam jurnal “BMJ Open” tersebut melibatkanpria dan wanita yang kelebihan berat badan. Mereka dipantau selama satu tahun.

Sebagian dari peserta mengikuti diet rendah karbohidrat dan vegan yang dikenal dengan nama diet “Eco-Atkins”. Sementara sebagian lainnya mengkuti diet tinggi karbohidrat dan rendah lemak. Kedua kelompok melakukan pola makan tersebut dalam periode enam bulan.

Peserta diet Eco-Atkins memilih makanan mereka sesuai dengan apa yang sudah direkomendasikan. Rata-rata mereka mengonsumsi karbohidrat dua puluh enam persen dari total kalori yang mereka makan. Sisanya tiga puluh satu persen berasal dari protein, dan empat puluh tiga persennya dari lemak yang sebagian besar merupakan minyak sayur.

Secara keseluruhan, peserta diet Eco-Atkins mengalami penurunan 10 persen kadar kolesterol dan berat badan mereka rata-rata satu koma delapan kilogram lebih rendah dibandingkan dengan peserta yang makan tinggi karbohidrat, rendah lemak.

Berdasarkan hasil temuan ini, peneliti David Jenkins dari St Michael’s Hospital di Toronto, Kanada, mengalkulasikan, diet Eco-Atkins bisa mengurangi risiko penyakit jantung.

“Kami menyimpulkan, diet penurunan berat badan dengan cara makan lebih sedikit karbohidrat yang diganti dengan sayuran, kacang-kacangan, dan minyak sayur dapat memperbaiki kadar kolesterol “jahat” dan berat badan. Keduanya merupakan faktor risiko dari penyakit jantung,” kata dia.

Meski begitu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek diet rendah karbohidrat dan vegan hanya terdapat pada faktor risiko penyakit jantung saja, atau benar-benar pada penyakit jantung itu sendiri.

Untuk menghindari risiko penyakit jantung, ada beberapa cara yang harus dilakukan, yaitu rutin berolahraga, tidak merokok, dan menjaga berat badan tetap ideal. Namun, studi baru menemukan, kurang aktif berolahraga merupakan pemicu utama penyakit jantung pada wanita, khususnya wanita muda.

Peneliti mengatakan, wanita yang tidak aktif pada usia tersebut berisiko 50 persen untuk mengembangkan penyakit jantung di kemudian hari daripada mereka yang aktif. Bahkan, faktor ini dikatakan lebih berpengaruh daripada faktor lainnya, seperti merokok atau makan tak sehat.

Dalam studi tersebut, para peneliti menganalisis data dari 32.521 wanita usia 22 hingga 90 tahun. Data tersebut termasuk pula info mengenai gaya hidup dan status kesehatan jantung mereka.

Kemudian, peneliti menggunakan rumus matematika untuk menentukan risiko penyakit jantung peserta berdasarkan tingkat keaktifan, kebiasaan merokok, tekanan darah tinggi, atau obesitas mereka. Kurang beaktivitas memberikan wanita risiko yang lebih besar di segala usia.

Namun, untuk wanita, faktor kurang aktif bergerak memberikan peningkatan risiko paling tinggi, dibandingkan wanita yang aktif. Risiko tersebut berkurang tipis seiring bertambahnya usia. Wanita pada usia 40-an “hanya” mengalami peningkatan risiko 38 persen, dan 28 persen untuk usia 50-an.

Sementara untuk faktor merokok, risiko penyakit jantung meningkat 40 persen pada wanita usia 30-an, dan 30 persen bagi mereka yang obesitas. Yang menarik, studi itu juga menemukan, kebanyakan wanita kurus pun banyak yang tidak bergerak aktif. Bergerak aktif didefinisikan sebagai melakukan aktivitas fisik minimal 2,5 jam dalam seminggu.

Ketua penelitian Profesor Wendy Brown mengatakan, program peningkatan aktivitas fisik dapat memberikan tingkat harapan hidup yang lebih tinggi bagi orang dewasa, khususnya pada wanita muda. Namun, melanjutkan program untuk menghentikan kebiasaan merokok dan menekan obesitas juga perlu dilakukan. Pasalnya, semua faktor tersebut juga berperan dalam penurunan risiko penyakit jantung.

sumber : foxnews dan daily mail