close
Nuga Sehat

Jangan Sepelekan Suhu Air Kala Gosok Gigi

Jangan pernah menganggap sepele suhu air yang “disiramkan” ke mulut kala Anda menggososk gigi.

Paling tidak, itulah yang diingatkan dalam tulisan terbaru di rubrik kesehatan “mirror,” media terkenal Inggris, hari ini, Jumat, 28 April.

“Kebersihan mulut dan tubuh merupakan kebutuhan mendasar yang saling berhubungan satu sama lain,” lanjut tulisan itu

Bahkan, kesehatan mulut berulang kali dikaitkan dengan kesehatan umum manusia sehingga harus mendapakan perhatian yang penting dan optimal.

Sayangnya, ada banyak informasi yang saling bertentangan mengenai cara-cara perawatan gigi, dari seberapa sering kita harus menyikat gigi hingga suhu air yang harus kita gunakan.

Sebenarnya, apa rutinitas kebersihan gigi yang optimal?

Dokter gigi selebritas, Dr Richard Marques, yang dikenal sebagai The King of Smiles karena bakatnya dalam membantu orang kaya dan terkenal memperoleh senyum cemerlang dengan gigi putih mempesona, membagikan beberapa tipsnya.

Dr Marques yang berbasis di London menjelaskan, dingin adalah jenis air biasa yang digunakan saat menyikat gigi karena memmberikan perasaan menyegarkan, tetapi air hangat bisa lebih baik untuk Anda yang memiliki gigi sensitif.

Namun, dia juga menyarankan untuk tidak menggunakan air yang terlalu panas. “Air yang sangat panas bisa merusak sikat gigi Anda dalam jangka panjang dan juga berisiko membakar mulut Anda,” imbuhnya.

Dr Marques juga menyarankan untuk menukar sikat gigi manual dengan sikat gigi listrik agar memperoleh metode pembersihan yang lebih menyeluruh.

Selain itu, sikat gigi elektrik juga mencegah Anda menyikat gigi terlalu keras karena kecepatan dan tekanannya diatur oleh tangan Anda sendiri.

Dr Marques berkata bahwa Anda tidak perlu khawatir bila gusi berdarah. Sebab, gusi akan sembuh dan berubah dari meradang dan berdarah menjadi sehat dan kembali berwarna merah jambu.

Dalam tulisan yang diungkapkan, gigi yang nampak putih belum tentu bersih dan sehat.

Sebab kuman penyebab masalah mulut tak bisa dilihat begitu saja dengan mata.

Kuman penyebab masalah gigi tak berwarna dan tak terlihat oleh mata.

Dicontohkan  masalah plak yang kerap dialami

Plak atau yang lebih dikenal sebagai jigong tak berwarna dan bisa menempel pada gigi tanpa disadari oleh pemiliknya.

Plak adalah lapisan lunak bakteri dan sisa makanan yang melekat pada permukaan gigi. Satu gram plak mengandung sekitar seratus miliar bakteri.

Jika dibiarkan, timbunan plak akan mengeras dan membentuk karang gigi.

Akibatnya pasukan bakteri tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah gigi dan gusi, misalnya radang gusi.

Pada kasus yang lebih ekstrem, gigi bisa copot sendiri akibat dikerjai oleh bakteri. Semua bisa terjadi meski gigi terlihat putih bersih.

Cara mudah mengetahui keberadaan plak bisa dengan mengorek permukaan gigi dengan ujung kuku. Jika terdapat semacam lapisan putih menempel di kuku, itu yang disebut plak

Untuk itu,  tiap orang perlu membersihkan dan memeriksakan gigi secara rutin ke dokter gigi. Meski giginya sudah terlihat putih bersih dan terawat.

Menyikat gigi setiap hari, menggunakan benang gigi, serta rutin membersihkan karang gigi, merupakan cara untuk menjaga gigi tetap bersih dan sehat.

Tapi, jika Anda tetap merasa  kehilangan warna cemerlang gigi, Anda tak sendiri.

Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh American Academy of Cosmetic Dentistry terungkap, mayoritas responden mengatakan ingin memutihkan gigi agar senyum mereka makin berseri.

Ada banyak penyebab mengapa warna gigi putih kita berubah menjadi agak kekuningan, misalnya saja sering minum teh dan kopi.

Pigmen warna yang kuat dari minuman tersebut akan menempel pada bagian luar gig.

Merokok juga menyebabkan gigi berubah warna. Seperti dikutip dari situs mouthhealthy.org, dua zat kimia dalam rokok yang bisa menghasilkan noda pada gigi adalah tar dan nikotin.

Tar secara alami berwarna hitam dan nikotin walau tidak berwarna namun zat ini akan berubah warna jika tercampur dengan oksigen.

Lama kelamaan, kedua zat itu mengubah warna gigi menjadi kekuningan.

Penyebab lain adalah trauma pada mulut.

Warna gigi dapat berubah karena reaksi trauma itu dengan melapisi dentin dengan lapisan yang lebih gelap di bawah enamel.

Warna gigi menjadi lebih gelap juga merupakan efek samping dari konsumsi obat-obatan, misalnya obat hipertensi, obat alergi, atau antipsikotik.

Kemoterapi dan radiasi pada kepala dan leher juga akan menggelapkan warna gigi.

Anak-anak yang pernah minum antibiotik golongan tetracycline dan doxycycline juga biasanya akan mengalami perubahan warna gigi menjadi keabuan saat mereka dewasa.