close
Nuga Sehat

Ini Pemicu Kolesterol Pada Orang Kurus

Tahukah Anda bahwa kadar lemak yang tinggi juga menyerang orang kurus?

Iya, seperti ditulis “hello sehat” hari ini, Rabu,  ternyata kadar lemak tinggi tidak hanya bersarang pada tubuh mereka yang gemuk.

Selama ini kegemukan atau obesitas menjadi momok bagi setiap orang karena tubuh tambun itu selalu dikaitkan dengan lemak.

Dan faktor  kegemukan juga menjadi risiko munculnya banyak penyakit.

Kegemukan selalu dikaitkan dengan banyaknya lemak.

Namun tahukah Anda bahwa kadar lemak yang tinggi bukan hanya menyerang orang gemuk?

Orang yang kurus atau secara postur ideal pun ternyata bisa mengidap penyakit yang satu ini.

Orang-orang menyebutnya kolesterol tinggi, padahal yang terjadi adalah ketidak-seimbangan antara kolesterol baik dan kolesterol jahat. Penyakit ini disebut dislipidemia.

Apa itu dislipidemia?

Sebelum kita berbicara tentang dislipidemia, kita harus mengenal jenis lemak di tubuh kita, yaitu LDL, HDL atau kolesterol baik, trigliserida, dan kolesterol total  akumulasi ketiga jenis kolesterol.

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan jenis lemak dalam plasma darah.

Kelainan jenis lemak yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida, serta penurunan kadar kolesterol HDL.

Jadi,  ada hal  yang terjadi ketika seseorang menderita dislipidemia, bukan hanya kolesterol tinggi semata.

Kadar lemak dapat diketahui melalui pemeriksaan darah. Biasanya seseorang disarankan berpuasa terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan ini.

Faktor yang mempengaruhi kadar lemak darah

Faktor ini memiliki peranan paling penting untuk menentukan kadar kolesterol total seseorang.

Kadar kolesterol seseorang dapat rendah atau tinggi sesuai kondisi genetiknya.

Kondisi genetik ini sangat banyak, di antaranya hiperkolesterolemia familial, defisiensi lipoprotein lipase familial, dan defisiensi lipase hepatik.

Semakin bertambahnya usia, fungsi organ akan menurun pula. Fungsi organ yang menurun akan mempengaruhi proses metabolisme kolesterol seseorang.

Makanan tinggi lemak, merokok, dan konsumsi alkohol merupakan contoh perilaku yang secara bermakna mempengaruhi kadar kolesterol seseorang. Semakin sering melakukan hal tersebut, maka kadar kolesterol pun dapat meningkat tajam.

Penggunaan obat antikolesterol seperti simvastatin tentu akan mempengaruhi kadar kolesterol darah seseorang.

Simvastatin menurunkan kadar kolesterol melalui penghambatan dalam sintesis atau produksi kolesterol.

Dislipidemia biasanya tidak menunjukkan gejala, apalagi bila postur orang tersebut terlihat kurus atau ideal.

Namun, ada beberapa gejala yang walaupun tidak begitu khas, namun sering ditemukan pada penderita dislipidemia

Bila Anda terlanjur memiliki kadar lemak darah di atas normal, jangan berkecil hati. Selain konsumsi obat anti-kolesterol, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencapai kadar lemak ideal.

Batasi asupan lemak trans seperti makanan yang digoreng, biskuit asin, kue kering manis, roti, dan donat.

Batasi konsumsi karbohidrat hingga kurang dari enam puluh persen dari menu sehari-hari.

Makanan seperti nasi, mie, dan pasta dapat meningkatkan trigliserida, karena kelebihan gula akan diubah menjadi lemak jenis ini.

Tingkatkan konsumsi omega 3 dan omega 6 dari ikan atau minyak ikan. Konsumsi makanan ini mampu meningkatkan HDL  dan menurunkan trigliserida.

Diet makanan tinggi serat seperti kacang-kacangan, buah, sayur dan sereal gandum yang memiliki efek hipokolesterolemik.

Aktivitas fisik bisa menurunkan trigliserida dan meningkatkan kolesterol HDL. Olahraga aerobik dapat menurunkan konsentrasi trigliserida sampai dua puluh persendan meningkatkan konsentrasi kolesterol HDL sampai sepuluh

Namun, tanpa disertai diet dan penurunan berat badan, aktivitas fisik tidak berpengaruh terhadap kolesterol total dan LDL.

Aktivitas fisik yang dianjurkan adalah aktivitas yang terukur seperti jalan cepat tiga puluh  menit per hari selama lima hari per minggu.