close
Nuga Sehat

Cara Efektif Untuk Menurunkan Berat Badan

Banyak orang yang ingin menurunkan berat badan, tapi malas melakukan pengurangan kalori karena tak mau kelaparan.

Mungkin itu sebabnya banyak pola diet terbaru yang diklaim bisa membuat kita tetap bisa “menikmati hidup” namun berat badan terjaga.

Salah satu diet terbaru adalah diet “makan, berhenti dan makan”.

Diet ini dipopulerkan oleh Brad Pilon, diet ini merupakan salah satu penelitiannya mengenai puasa jangka pendek.

Menurut Pilon, Eat Stop Eat pada dasarnya mengharuskan kita puasa dua puluh empat jam, dua kali seminggu, lalu makan secara “bertanggung jawab” selama lima hari, tapi tidak perlu diet.

“Kita tetap bisa makan tiga kali sehari, bahkan 20 kali. Selama kita makan secara bertanggung jawab dan menjaga asupan keseluruhan terjaga,” kata Pilon dalam situsnya.

Menurut Pilon, kita tetap harus makan sesuatu setiap hari. Misalnya saja kita berpuasa dari jam delapan pagi ke jam delapan pagi esok hari.

Maka kita harus sarapan sebelum jam delapan pagi lalu “buka puasa” setelah jam delapan pagi keesoan hari.

Karena Eat Stop Eat merupakan variasi dari diet puasa, maka diet ini bekerja dengan cara memacu metabolisme sebentar.

Menurut ahli gizi Eliza Whetzel-Savage, ketika kita membatasi makan pada jendela waktu tertentu, sebenarnya kita menciptakan periode puasa.

“Pada saat itu tubuh akan memakai cadangan glikogen dari karbohidrat dan juga lemak sebagai sumber energi. Ketika itu terjadi, tubuh akan mengubah mode menjadi status ketogenik dan membakar lemak sebagai bahan bakar,” kata Eliza.

Pada dasarnya, saat kita berada pada fase puasa, tubuh akan mulai membakar lemak dan bukan karbohidrat.

Apakah diet semacam ini bisa menurunkan berat badan?

Mungkin saja, karena asupan makanan kita berkurang dari biasanya. Walau begitu, menurut ahli gizi Julie Upton, diet Eat Stop Eat, tidak lebih baik atau lebih buruk dibanding diet puasa lainnya

“Diet Eat Stop Eat adalah variasi dari diet intermittent. Tidak ada data apakah pola diet ini lebih buruk atau lebi baik,” katanya. Diet ini juga pada umumnya lebih sulit untuk dijaga konsistensinya.

Selain itu masih ada diet medeterania.

Diet mediterania dipercaya efektif menurunkan berat badan dan mampu mengurangi risiko kanker.

Pola diet ini menerapkan pola makan yang berfokus pada makanan nabati dan protein tanpa lemak seperti ikan dan ayam.

Namun, apakah pola diet ini benar-benar efektif? Riset lima tahun lalu yang diterbitkan dalam the New England Journal of Medicine mengklaim diet ini dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.

Namun, kerena riset tersebut tidak memiliki cukup bukti, maka hasil riset ditarik kembali.

Meski begitu, Sean Heffron, ahli jantung preventif di NYU Langone Health, tetap percaya jika jenis diet ini masih menjadi pola diet terbaik

Lalu, bagimana cara menerapkan pola diet ini?

Diet mediterania menekankan konsumsi makanan yang sehat untuk jantung seperti kacang, ikan dan minyak zaitun.

Pola diet ini juga membatasi asupan daging merah, mentega, dan gula tambahan.

Menurut Heffron, menerapkan pola makan yang kaya nutrisi, seperti yang ada dalam diet mediterania, memberi manfaat yang besar.

Kita bisa memulai diet ini dengan meningkatkan asupan sayuran atau beralih dari biji-bijian olahan ke biji-bijian murni.

Apa keuntungan dari diet mediterania?

Kesehatan tubuh meningkat Banyak penelitian menunjukkan diet mediterania sangat baik untuk jantung. Penyakit jantung merupakan penyebab kematian terbesar.

Riset dari American College of Cardiology telah membuktikan hal ini.

Diet mediterania juga menekankan konsumsi minyak canola, walnut dan minyak ikan, yang semuanya mengandung asam lemak omega

Jenis lemak tersebut dapat menurunkan trigliserida, sejenis lemak dalam darah, yang menjaga tekanan darah agar tetap stabil dan mejaga kesehatan pembuluh darah.

Oleh karena itu, Mayo Clinic mengklaim pola diet ini memiliki efek jangka panjang yang positif bagi jantung.

Meningkatkan vitalitas pria Disfungsi ereksi adalah gejala umum penyakit jantung. Menurut Jamin Brahmbhatt, selaku ahli urologi, ketika plak mulai terbentuk dan menghambat pembuluh darah, pembuluh darah di penis juga tersumbat.

Riset di Italia pernah dilakukan dengan meneliti pria yang didiagnosis dengan gangguan makan dan sindrom metabolik.

Dua hal tersebut sering diidentikan dnegan faktor risiko yang terkait dengan masalah jantung.

Para peneliti menduga makanan yang penuh serat dan kaya antioksidan dapat mengurangi peradangan di tubuh, sehingga membantu meningkatkan aliran darah yang sehat.

Mencegah penuaan otak Berdasarkan riset yang diterbitkan dalam The journal Frontiers in Nutrition, otak juga membutuhkan makanan.

Dengan mengamati delapan belas riset yang berbeda tentang dampak diet mediterania terhadap fungsi otak, periset Australia menemukan diet mediteranina berdampak positif pada fungsi otak.

Selain itu, mereka yang menerapkan diet mediterania mengalami penurunan kognitif lebih lambat dan memiliki risiko alzheimer yang lebih rendah. Bahkan, pola diet mediterania dikaitkan dengan peningkatan fungsi memori dan performa kerja yang lebih baik.

Berdasarkan riset dari Spanyol, banyak makanan dalam pola diet mediterania yang dapat mengurangi peradangan di tubuh. Para ilmuwan percaya jika hal ini dapat melindungi sel-sel saraf di otak.

Meningkatkan ketajaman mata Menurut American Academy of Ophthalmology, antioksidan dalam makanan yang disetujui Mediterania seperti sayuran berdaun hijau, jeruk, cabai, dan ubi jalar sangat bagus untuk penglihatan.

Menurut riset yang diterbitkan dalam JAMA Ophthalmology, mengonsumsi satu porsi ikan per minggu menurunkan risiko tiga puluh satu persen lebih rendah mengembangkan degenerasi makula yang berhubungan dengan usia.

Penyakit ini merupakan jenis kerusakan mata yang menjadi penyebab hilangnya penglihatan bagi mereka yang berusia lima [puluh tahun ke atas.

Ini terjadi karena mengonsumsi asam lemak omega tiga, zat yang ditemukan pada ikan dan kacang, dapat melindungi retina dari kerusakan sel.