close
Nuga Sehat

Ingin Awet Muda? Usir Minuman Bersoda

Kalau Anda ingin awet muda tak ada pilihan, selain mengusir minuman yang mengandung soda dari daftar menu harian, mingguan maupun bulanan. Sebuah studi menunjukkan jika mengonsumsi setengah liter minuman soda per hari maka efek buruk akan sama besar dengan merokok.

Minuman bersoda juga berpengaruh pada penuaan sel dalam tubuh, menimbulkan penyakit, dan juga obesitas.
Seperti yang dilansir dari “The Times of India,” peminum bersoda akan menyebabkan telomere-nya, atau unit pelindung DNA di sel darah putihnya lebih pendek. Ini bisa memengaruhi perkembangan penyakit.

“Konsumsi minuman bersoda secara rutin dapat memengaruhi perkembangan penyakit. Tidak hanya berpengaruh pada sistem metabolisme tubuh tetapi juga mempercepat penuaan jaringan sel,” ungkap Elissa Epel, peneliti senior sekaligus profesor jurusan Psikiatri University of California, San Francisco.

Panjang telomere dalam sel darah putih selama ini dikaitkan dengan usia manusia. Telemore yang pendek akan menyebabkan penyakit kronis muncul termasuk penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker.

Studi tentang efek buruk minuman bersoda ini telah dipublikasikan secara online melalui jurnal American Journal of Public Health.

Di samping itu Anda juga dianjurkan untuk memperhatikan jumlah kalori yang tercantum dalam kemasan makanan maupun minuman.

Informasi jumlah kalori ini bermanfaat untuk Anda yang ingin membakar kalori.
Bahkan sebaiknya dalam kemasan tersebut juga dicantumkan berapa lama harus beraktivitas fisik untuk membakar kalori tersebut.

Dalam botol minuman bersoda lima ratus mili liter misalnya, mengandung dua ratus sepuluh kalori. Untuk membakar kalori dari asupan minuman bersoda itu, Anda harus berlari sejauh hingga lima kilometre atau berjalan kaki selama empat puluh lima menit untuk membakar kalori.

Para peneliti dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health di Baltimore menemukan bahwa para remaja yang diberikan informasi mengenai kalori dan cara membakar kalori akan memilih minuman sehat atau botol soda yang lebih kecil.

Para ilmuwan ini juga menyarankan pemberian informasi gizi tersebut kepada restoran cepat saji.
Hasil penelitian yang dipublikasikan American Journal of Public Health menunjukkan, informasi kalori selalu diabaikan banyak konsumen.

Mereka pun tidak mengerti jika hanya terdapat informasi kalori yang terkandung di dalam makanan atau minuman tersebut.

“Penelitian yang kami temukan, jika dijelaskan mengenai kalori dan dengan cara yang mudah dimengerti seperti berapa mil harus berjalan untuk membakar kalori itu, maka dapat mendorong perubahan perilaku,” sebut penelitian itu.

Hasilnya, para konsumen yang umumnya kaum muda akhirnya membeli minuman yang lebih sehat dan dengan kalori yang lebih sedikit. Para peneliti mengatakan, mengurangi konsumsi minuman dengan kalori tinggi seperti minuman manis akan mencegah obesitas dan menurunkan berat badan.

Para ilmuwan di University of North Carolina menemukan bahwa informasi ini dapat membuat seseorang memilih makanan yang lebih sehat pada menu di restoran.

“Kami percaya bahwa dengan menampilkan label informasi tentang aktivitas fisik, memungkinkan seseorang untuk lebih memilih makanan dengan kalori yang lebih rendah,” ujar Profesor Anthony Viera dari University of North Carolina.