close
Nuga Sehat

Efek Buruk Tumpukan Lemak Perut

Siapa bilang kelebihan lemak tak jadi persoalan  untuk tubuh?

Namun begitu, Anda juga harus tahu lemak ada jenisnya.

Dan masing-masing jenis lemak ini memiliki efek buruk yang berbeda bagi kesehatan.

Lemak perut khususnya, lebih berbahaya bagi tubuh Anda dibanding lemak di area badan yang lain.

Biasanya lemak perut ini muncul dalam dua jenis; lemak visceral  ataulemak yang ada di dalam rongga perut, dan lemak subcutaneous  atau lemak yang ada di bawah lapisan kulit.

Di antara dua jenis lemak ini, lemak visceral yang lebih berbahaya.

Lemak visceral bisa merembet dan menempel pada organ dalam tubuh.

Berada di bawah otot perut, lemak ini tidak bisa dilihat atau disentuh.

Walaupun tersembunyi, lemak visceral bisa menimbulkan kerusakan besar.

Lemak visceral bisa memancing tubuh untuk melepaskan cytokines, protein yang akan mempengaruhi produksi insulin dan meningkatkan inflamasi dalam tubuh.

Inflamasi telah dikaitkan dengan berbagai jenis penyakit, termasuk penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

Asam lemak dan faktor inflamator yang dilepaskan oleh lemak visceral bisa bergerak langsung menuju lever.

Hal ini akan mempengaruhi produksi kolesterol dan resistensi insulin.

Malangnya bagi wanita, seiring pertambahan usia mereka akan memiliki semakin banyak lemak di perut, bukan di pinggul atau paha.

Kabar baiknya, diet seimbang dan sesi kardio yang teratur bisa membantu Anda mendapatkan dan mempertahankan ukuran lingkar pinggang yang sehat.

Banyak makan sayur, protein rendah lemak, dan lemak sehat juga akan memastikan Anda menghindari lemak perut. Jauhi karbohidrat berproses dan pemanis buatan, seperti dilansir dari Health.

Lantas, apakah dengan tidak memakan lemak akan bisa terhindar dari penyakit jantung?

“Tidak?” kata spesialis jantung dari London, Dr Aseem Malhotra.

Dia percaya tidak makan lemak jenuh sekali pun bukan berarti jantung kita akan selalu sehat.

Menurut Aseem, kepercayaan yang tertanam di benak setiap orang mengenai lemak jenuh dapat menyumbat arteri adalah salah.

Aseem tak ingin orang-orang terperangkap dalam pemahaman yang keliru.

Baginya, membiasakan menyantap makan makanan rumah dan jalan kaki dengan intensitas cepat selama dua puluh dua  menit adalah cara yang paling tepat membuat jantung senantiasa sehat.

“Terlepas dari kepercayaan populer di kalangan dokter dan masyarakat umum, lemak jenuh dapat menyumbat arteri di jantung memang salah,” katanya dikutip dari Telegraph

Sekarang, kata dia, merupakan waktu yang tepat untuk mengembalikan pemahaman orang-orang ke arah yang benar.

Sebenarnya, mengonsumsi makanan kaya lemak jenuh seperti mentega, krim, dan keju–selama tidak berlebihan–tidak buruk untuk kesehatan jantung.

Terasa percuma jika kita mati-matian menahan nafsu tidak makan semua makanan hanya karena mengandung lemak jenuh, tapi kitanya sendiri malas dan tak pernah mau bergerak, sekalipun hanya berjalan kaki.

Aseem, menjelaskan, penyakit jantung koroner adalah penyakit peradangan kronis yang dapat dicegah dengan jalan kaki selama dua puluh dua menit sehari dan makan makanan nyata.

Adapun yang dimaksud makanan nyata oleh Aseem adalah makanan yang tidak diproses, rendah karbohidrat olahan, dan tinggi lemak.

Idealnya dimasak di rumah dan bukan di jalanan.

Lari merupakan jenis olahraga paling mudah dan murah untuk dilakukan yang juga mempengaruhi kesehatan tubuh juga jantung Anda.

Namun, selain lari ternyata berjalan kaki setiap hari juga berkontribusi melindungi jantung Anda.

Studi terbaru dari Inggris menemukan, jalan kaki menjadi aktivitas yang paling mudah dan efektif dalam melindungi diri dari risiko penyakit jantung.

Para peneliti memantau sebanyak seratus sebelas  pekerja kantoran dan pengirim pos, selama seminggu dan melihat bagaimana pekerjaan mereka yang bertolak belakang mempengaruhi kerja jantung.

Pekerja kantoran yang biasa duduk lama di meja memiliki lingkar pinggang yang lebih besar dibandingkan pekerja pos yang setiap hari berjalan kaki

Menurut peneliti, mereka yang lebih banyak gerak setiap hari memiliki kemungkinan kecil terhadap penyakit jantung.

Sementara, individu yang kurang bergerak memiliki faktor risiko kesehatan yang lebih banyak.

Peneliti juga menemukan, tiga puluh  persen individu yang kurang bergerak dalam hariannya berisiko untuk meninggal di usia dewasa muda.

Disarankan untuk melakukan aktivitas fisik minimal berjalan kaki atau berolahraga setidaknya dua hari sekali untuk mencegah penyakit jantung terjadi pada Anda dikutip dari laman Men’s Health