close
Nuga Sehat

Hidup Kesepian Bisa Tingkatkan Hipertensi

Cukup banyak orang yang memilih untuk hidup sendirian tanpa pasangan.

Ya, biasanya, hal ini disebabkan oleh keinginan untuk hidup dengan lebih bebas tanpa adanya beban dan tanggungjawab yang berat.

Sayangnya, hidup sendirian bisa membuat seseorang kesepian. Padahal, kesepian bisa memicu peningkatan risiko hipertensi yang bisa saja berlanjut menjadi serangan jantung dan stroke yang mematikan.

Fakta ini terungkap dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh dr. Louise Hawkley dari Chicago University.

Dari penelitian ini, terungkap bahwa mereka yang hidup kesepian di usia lebih dari lima puluh tahun akan lebih rentan mengalami depresi dan stres yang akhirnya berimbas pada kenaikan tekanan darah.

Hanya saja, kesepian yang dimaksud dalam penelitian ini tidak hanya berlaku pada orang-orang yang tinggal sendirian tanpa pasangan atau keluarga.

Mereka yang terlalu sibuk sehingga tidak memiliki jaringan sosial yang baik juga lebih rentan untuk mengalami kesepian.

“Banyak orang yang memiliki teman namun merasa kesepian karena menganggap hubungan pertemanan ini kurang memuaskan dan terlalu menguras emosi. Hal ini ternyata juga bisa meningkatkan tekanan darah. Sebaliknya, meski punya sedikit teman namun memiliki hubungan yang kuat dan bermanfaat, mereka tidak mudah mengalami kesepian,” jelas dr. Hawkley.

Ternyata kesepian juga berlaku pada motivasi dan kondisi hubungan dengan orang lain. Selain itu, jika sampai seseorang takut mengalami rasa kecewa, penolakan, atau mendapatkan evaluasi negatif dari orang lain juga bisa menyebabkan hal yang sama.

Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan dua ratusan orang dengan rentang usia  lima puluh hingga enam puluh delapan tahun.

Para partisipan diminta untuk memberitahukan tentang jumlah orang yang sering berada di sekitarnya dan kekuatan hubungan dengan orang-orang tersebut.

Hasilnya adalah, mereka yang mengalami kesepian atau memiliki hubungan sosial yang kurang baik ternyata mengalami peningkatan tekanan darah

Menurut para peneliti, kesepian bisa membuat rasa tidak aman dan akhirnya mempengaruhi peradangan di dalam tubuh. Hal ini berimbas pada meningkatnya tekanan darah dengan signifikan.

Selain itu, ada anggapan bahwa kebiasaaan mudah marah bisa membuat kita rentan terkena masalah hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Sebenarnya, apakah anggapan ini sesuai dengan fakta medis?

nggapan ini memang sesuai dengan fakta medis.

Memang, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa mudah marah menandakan bahwa seseorang pasti mengalami hipertensi, namun, sering marah memang bisa membuat kita mengalami peningkatan tekanan darah dengan signifikan.

Saat kita marah, jumlah hormon adrenalin di dalam tubuh meningkat. Keberadaan hormon inilah yang mampu menyempitkan pembuluh darah.

Hal ini akan membuat aliran darah terhambat dan menyebabkan kenaikan tekanan darah. Hal yang sama berlaku jika kita kaget.

Saat kaget, kita akan mengalami kenaikan tekanan darah akibat meningkatnya hormon adrenalin. Hal inilah yang membuat kita deg-degan,.

Siapa saja yang tidak mampu menjaga kesabaran dan mudah marah sebaiknya berhati-hati karena memang hal ini bisa membuat mereka lebih berisiko terkena hipertensi.

Jadi lebih tepatnya suka marah-marah atau ngedumel itulah yang menyebabkan hipertensi, bukannya sebaliknya, hipertensi dianggap membuat kita sering marah atau lebih cerewet.

Selain menjaga emosi agar tidak mudah marah,  juga disarankan  untuk menerapkan pola makan yang sehat demi mencegah kenaikan tekanan darah, khususnya dalam hal menurunkan asupan garam dan makanan berlemak.

Selain itu, pastikan untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya tiga puluh menit setiap hari dan melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin agar bisa menerapkan gaya hidup yang tepat.

Jika usia sudah melampaui empat puluh tahun, pastikan untuk cek tekanan darah  dua  kali dalam setahun, apalagi jika ada riwayat keluarga dengan hipertensi atau memiliki kelebihan berat badan. Jika perlu, lakukan pengecekan lebih sering,