close
Nuga Sehat

Gairah Seks Turun Saat Lansia Hanya Mitos

Majalah terkenal dunia “reader’s digest,” pekan ini menurunkan tulisanm tentang  mitos yang berhubungan dengan seks  seiring bertambahnya usia seseorang.

Usia yang semakin lanjut  sering dikaitkan dengan menurunnya gairah seksual.

Impoten dan menurunnya libido seseorang biasanya dikaitkan dengan kondisi medis seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, dan depresi.

Sementara, untuk usia lanjut, ternyata tidak begitu berakibat pada penurunan gairah seksual.

Jadi, mitos yang beredar tersebut adalah hal yang tidak benar.

Faktanya, solusi untuk tetap bergairah di usia lanjut yaitu menjaga diri Anda dengan bentuk tubuh yang sehat.

Rutin melakukan weight lifting dalam seminggu, akan membentuk tubuh lebih bugar.

Survei pada mereka yang berusia 60 tahun dan hidup sendiri, menemukan bahwa 60 persennya memiliki pengalaman fisik dan seksual secara rutin seperti berciuman, menggenggam tangan, dan berpelukan.

Meski begitu, gairah seksual memang akan menurun di saat usia mencapai 75 tahun.

Namun, penurunan gairah seksual itu hanya sedikit dan tidak terlalu tampak. Intinya, untuk mencegah penurunan gairah seksual, berikan pengalaman yang berbeda dengan pasangan agar tidak merasa bosan.

Untuk Anda tahu melakukan hubungan seksual adalah cara bagi pasangan suami istri usia tua adalah baik.

Tidak hanya mendapatkan kebahagiaan tersendiri untuk masing-masing individu, seks juga dapat mempererat ikatan antar-keduanya.

Namun bagaimana jika sepasang suami istri tersebut sudah memasuki usia tua alias lanjut usia?

Apakah mereka dapat  tetap melakukan seks?

Adakah risiko atau dampak kesehatan yang timbul jika melakukannya di usia lanjut?

Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa hubungan seksual sudah tidak diperlukan lagi ketika seseorang memasuki usia tua.

Tapi ternyata, hubungan seksual justru memberikan manfaat yang baik jika dilakukan oleh pasang lanjut usia, walaupun memang frekuensi hubungan seksualnya sudah tidak sesering ketika pasangan tersebut masih muda.

Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa pasangan lanjut usia yang melakukan seks, berpeluang lebih rendah untuk terkena penyakit jantung koroner dibandingkan dengan pasangan yang tidak melakukan seks sama sekali.

Selain itu, seks juga terbukti dapat menurunkan tingkat stres,  meningkatkan kepercayaan diri, serta menjaga keharmonisan dari pasangan tersebut.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Health and Social Behaviour menyatakan bahwa pasangan lanjut usia yang sangat sering melakukan hubungan seksual menimbulkan dampak yang berbeda bagi laki-laki dan wanita.

Laki-laki yang sudah tua kemudian melakukan hubungan seksual lebih dari 2 kali dalam seminggu dengan pasangannya, justru berisiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung.

Risiko penyakit jantung ini muncul akibat penggunaan obat kuat atau suplemen yang berguna untuk meningkatkan stamina dan performa seksual laki-laki.

Tidak bisa dipungkiri, kemampuan seksual laki-laki juga menurun seiring dengan bertambahnya usia.

Laki-laki berusia lanjut usia lebih sulit untuk mencapai ‘klimaks’ karena alasan medis atau kondisi mentalnya dibandingkan dengan laki-laki yang berusia masih muda.

Sehingga, untuk mencapai orgasme laki-laki menggunakan obat kuat serta suplemen penambah stamina sebagai solusi penurunan kemampuan seksual mereka.

Selain itu, ‘usaha keras’ seorang laki-laki yang berusia lanjut untuk mencapai orgasme membuat laki-laki tersebut mengalami kelelahan serta stres yang tinggi, sehingga dapat mempengaruhi kerja jantungnya.

Hal ini juga meningkatkan risiko penyakit jantung.

Sedangkan wanita lanjut usia yang melakukan hubungan seksual saat justru dianggap dapat menurunkan tekanan darah dan menurunkan peluang untuk mengalami penyakit jantung.

Hal ini disebabkan karena dukungan emosi yang didapatkan dari hubungan seksual membuat wanita tersebut terhindar dari stres sehingga menurunkan risiko penyakit jantung.

Tidak seperti frekuensi yang dapat menimbulkan perbedaan dampak bagi laki-laki dan wanita, hubungan seksual dengan kualitas yang baik justru membuat laki-laki ataupun wanita lanjut usia terhindar dari risiko penyakit jantung.

Hal ini telah dibuktikan oleh para peneliti dari Michigan State University  yang menunjukkan bahwa kualitas hubungan seksual penting untuk membangun dukungan emosi dan meningkatkan kepercayaan diri dari kedua pasangan tersebut.

Pengelolaan emosi yang baik adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya penyakit jantung.