close
Nuga Sehat

Diet Keto, Dan Ini Dampak dari Efektifitasnya

Pernah mendengar istilah diet ketogenik?

Diet yang juga sering disebut sebagai diet keto ini tergolong diet yang cukup ekstrem dan dipromosikan sebagai diet yang hanya membutuhkan waktu singkat.

Namun, apakah diet keto aman atau berbahaya?

Ya, diet keto sudah tidak asing lagi bagi orang-orang yang memiliki masalah dengan berat badan.

Diet keto atau diet ketogenik adalah diet yang mengutamakan asupan lemak dan mengurangi asupan karbohidrat untuk memicu ketosis, yaitu sebuah proses di mana tubuh mengubah lemak menjadi energi.

Bukan hanya bisa menurunkan berat badan, menurut penelitian terbaru di Buck Institute for Research on Aging di Novato, California, menemukan bahwa diet keto bisa meningkatkan memori.

“Diet keto memiliki asupan protein rendah hingga sedang dan hampir tidak ada karbohidrat, memaksa tubuh memproduksi keton, bahan bakar yang dapat digunakan otak dan organ lainnya,” ujar direktur nutrisi kinerja di Precision Nutrition di Scarborough, Maine, Brian St. Pierre, RD, CSCS seperti dikutip dari Further More.

Brian juga mengatakan bahwa makanan pada diet keto yang mengandung lemak juga dapat membantu mengurangi beberapa penanda penyakit yang mempengaruhi memori, seperti Alzheimer, stres oksidatif, disfungsi mitokondria, dan peradangan.

Penelitian tersebut memang baru dilakukan pada hewan. Tikus diberi makan sesuai dengan parameter diet keto yang disebutkan di atas.

Hasilnya terdapat peningkatan konsentrasi asam beta-hidroksibutirat  atau senyawa yang dikenal untuk meningkatkan fungsi memori.

“Ada beberapa teori dan bukti yang menarik bahwa diet keto sama bisa bermanfaat bagi otak manusia,” jelas Brian.

Namun, jika diet keto diterapkan dengan tidak benar, bisa saja manfaat peningkatan memori ini tidak didapat. Dan Brian menegaskan bahwa manfaat ini belum tentu bisa dirasakan oleh semua orang yang menerapkannya.

Pakar menganjurkan, diet ketogenik alias diet keto memang sebaiknya tidak dilakukan dalam waktu lama.

Maksimal dua minggu, sudah harus kembali ke pola makan yang seimbang jika tidak ingin mengalami masalah pada ginjal.

“Dia harus stop kalo dirasa tidak nyaman misalnya adanya sembelit jangka panjang hingga berdarah dan kena wasir,” ujar Dr Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, pendiri lightHOUSE

Tanda lain yang harus diwaspadai adalah naiknya LDL atau kolesterol jahat, serta asam urat.

Pusing dan mual berkepanjangnya juga termasuk isyarat untuk menghentikan diet ini karena jika dilanjutkan bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Napas berbau aseton, atau pembersih cat kuku, merupakan tanda bahwa sistem metabolisme sudah tidak sehat.

Pada kondisi ini, maka diet atau pola makan harus segera dikembalikan seperti semula.

Selain itu, jangan abaikan juga gangguan pada siklus menstruasi dan infeksi akibat terbentuknya batu di saluran kemih.

Keduanya adalah tanda-tanda bahwa diet yang dilakukan sudah berlebihan alias ekstrem.

Diet keto atau diet ketogenik adalah diet yang mengutamakan asupan lemak dan mengurangi asupan karbohidrat untuk memicu ketosis.

Yaitu sebuah proses di mana tubuh mengubah lemak menjadi energi, seperti yang diulas dalam Journal of European Nutrition.

Dengan adanya ketosis, diharapkan akan membantu untuk menurunkan berat badan.

Diungkapkan oleh Andy De Santis, R.D, ahli gizi dari Toronto, karena kebanyakan orang makin gemuk karena mengonsumsi karbo terutama yang terproses, maka menguranginya adalah cara termudah untuk memotong kalori.

Saking terkenal dan ampuhnya diet ini banyak orang yang mengikutinya, termasuk para selebritis.

Tetapi, menurut De Santis, perlu diketahui bahwa sebenarnya diet ini tidak diperuntukkan bagi yang ingin mengurangi berat badan.

Dikutip dari Women’s Health, berikut lima mitos umum seputar diet keto beserta faktanya, untuk membantumu apakah diet keto cocok untukmu atau tidak.

Diet keto pertama kali diperkenalkan oleh dr. Gianfranco Cappello, seorang profesor dari Universitas Sapienza di Italia.

Dalam penelitiannya, sebanyak lebih dari sembilan belas ribu peserta diet keto mengalami penurunan berat badan yang cepat dengan efek samping yang minimal. Selain itu, kebanyakan peserta juga tidak mengalami kenaikan berat badan yang signifikan setelah satu tahun.

Menurut laporan penelitiannya, rata-rata peserta mengalami penurunan berat sebear sepuluh koma dua kilogram setelah dua setengah siklus diet ketogenik.

Capello menyimpulkan bahwa metode diet ini merupakan cara yang baik untuk menurunkan berat badan pada penderita obesitas dengan efek samping seperti kelelahan yang minimal.

Rudy mawer, seorang ahli nutrisi dalam bidang olahraga, menambahkan bahwa terdapat banyak keuntungan dari metode ini.

Salah satunya adalah hasilnya yang cepat. Selain itu, diet ketogenik memiliki konsep yang sederhana yaitu dengan mengeliminasi satu golongan makanan, membuat semua orang mudah memahaminya.

Diet ini juga membuat seseorang merasa kenyang walau mengonsumsi makanan dengan kalori yang lebih sedikit.

Disisi lain, Bette Klein, seorang ahli nutrisi di Cleveland Clinic Children’s Hospital memanfaatkan metode ini untuk meringankan gejala epilepsi pada anak.

Ia menyatakan bahwa diet ini efektif diterapkan pada anak yang tidak mempan diterapi dengan dua jenis obat anti-epilepsi.

Sekitar lima puluh persen anak yang menjalani diet ini mengalami penurunan frekuensi kejang. Akan tetapi, sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan hal ini terjadi.

Lisa Cimperman, seorang ahli nutrisi dari Cleveland, kurang setuju terhadap diet jenis ini.

Beliau menjelaskan bahwa berat yang berkurang saat seseorang menjalani diet ketogenik adalah berat air dalam tubuh.

Saat tubuh masuk ke dalam keadaan ketosis, seseorang akan segera kehilangan massa otot dan menjadi sangat kelelahan.

Singkatnya, pada fase ini, seseorang akan masuk ke dalam fase kelaparan. Dan saat seseorang berada pada fase kelaparan, maka orang tersebut cenderung akan lebih sulit kehilangan berat badan

Ahli nutrisi lain mengatakan bahwa diet ini harus dikontrol ketat oleh tenaga medis dan hanya boleh dilakukan dalam waktu yang singkat.

Menurutnya, metode ini hanya boleh dilakukan pada kasus yang ekstrem dan lebih banyak memberi kerugian daripada keuntungan apabila diterapkan pada populasi kebanyakan.

Diet ketogenik dapat merusak otot, termasuk otot jantung. Ia berpendapat bahwa masih banyak metode diet lain yang lebih menguntungkan.