close
Nuga Sehat

Dampak Positif Seks Bagi Wanita

Peneliti kembali mengungkapkan wanita yang sering bercinta memiliki ingatan lebih tajam dibanding yang jarang bercinta.

Menurut peneliti dari McGill University, rupanya pada saat bercinta terkait dengan berkembangnya jaringan saraf di hipokampus. Ini adalah bagian otak yang mengontrol emosi, ingatan, dan sistem saraf.

Hal ini diketahui dengan melakukan penelitian melibatkan seratusan wanita heteroseksual berusia di bawah tiga puluh.

Lalu, partisipan diminta menjalani tes ingatan yang melibatkan wajah seseorang dan kata-kata abstrak.

Hasilnya, wanita yang sering bercinta memiliki kemampuan daya ingat kata-kata abstrak lebih baik.

“Senyawa kimia yang hadir setelah bercinta terbukti ada kaitannya dengan kemampuan mengingat,” kata Profesor Psikologi McGill University, Jens Prussner.

Peneliti belum tahu secara persis apa yang membuat ada hubungan antara sering bercinta dan ingatan yang lebih baik. Mengutip Independent,  ada dua prediksi terkait hal ini.

Pertama seks merupakan bagian dari olahraga. Aneka studi membuktikan rutin berolahraga berdampak pada meningkatnya ingatan.

Kedua, menurunnya kadar stres dan depresi. Pada saat bercinta tubuh mendorong pelepasan hormon endorfin.

Hormon ini bekerja menekan stres. Aneka studi menyebutkan, saat kita tidak stres membuat daya ingat jadi lebih baik.

Para peneliti dari McGill University di Kanada, menemukan bahwa wanita muda yang melakukan hubungan seks, lebih mudah mengingat hal-hal jika dibandingkan dengan rekan-rekannya yang kurang aktif secara seksual, seperti dilansir dari Newyorkpost.

Mereka menemukan, bahwa wanita yang lebih sering melakukan hubungan seks, memiliki waktu yang lebih mudah dalam mengingat kata-kata, tetapi seks tidak mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengingat wajah.

Para peneliti mengatakan bahwa ini berarti, seks dapat meningkatkan “neurogenesis” di hipokampus atau pertumbuhan jaringan saraf, yang akan menghasilkan kinerja memori yang lebih baik.

Dan alasan mengapa wajah tidak dapat diingat dengan baik, karena dalam mengingat wajah, hal ini bergantung pada “struktur ekstra hipokampus”, sehingga tidak terkait dengan hipokampus secara langsung.

“Bahan kimia yang terlibat dengan sinyal reward ke otak – hormon dan neurotransmiter – telah terbukti berhubungan dengan kedua memori dan aktivitas seksual,” ujar seorang psikolog yang terlibat dalam penelitian, Jens Pruessner.

Para ilmuwan berspekulasi, bahwa hubungan tersebut bisa terjadi karena berhungan seks adalah suatu bentuk olahraga.

Karena olahraga tradisional (berlari, bersepeda, tenis, dan sebagainya), dapat membantu meringankan kondisi mental seperti depresi dan stres yang keduanya dapat mempengaruhi memori.

Penelitian ini telah memperkuat penelitian sebelumnya yang hanya dilakukan pada hewan-hewan, yang menunjukkan temuan yang sama.

Ada banyak manfaat mengejutkan dari aktivitas seks.

Bahkan riset ilmiah mengungkap bahwa keinginan untuk berhubungan intim saja pun mampu menjadi energi positif untuk meningkatnya sistem kekebalan tubuh.

Wanita  yang aktif secara seksual, lebih kecil kemungkinannya menderita hipertensi. Demikian menurut Journal of Health and Social Behavior.

Selain itu, survei yang dilakukan oleh Trojan dan Sex Information and Education Council of Canada menunjukkan, seks jadi lebih menyenangkan ketika Anda menua.

Studi yang diterbitkan dalam Psychology of Women Quarterly menunjukkan, wanita yang sering masturbasi memandang tubuh mereka secara lebih positif.

Sebuah studi oleh Adam dan Eve menemukan bahwa semakin sering atlet masturbasi atau berhubungan seks, semakin mereka kuat, lincah, dan cepat.

Selain itu, sebuah meta-analisis yang dipublikasikan dalam Frontiers in Physiology menemukan bahwa berhubungan seks sebelum kompetisi sama sekali tak berpengaruh atau malah membuat atlet semakin bugar, bertolak belakang dari dugaan umum bahwa berhubungan seks sebelum pertandingan berdampak negatif.

Orgasme memicu endorfin seperti dopamin dan oksitosin, menurut studi dalam Journal of Sexual Medicine. Tapi Anda tak perlu mencapai klimaks untuk mendapatkan manfaat tersebut karena hasrat seksual saja sudah mampu melepaskan hormon tersebut. Zat kimia yang disebutkan itu juga bisa meredakan kram.

Lantas, apakah ada batas usia bercinta bagi wanita?

Ada sebuah kepercayaan bahwa kemampuan bercinta wanita memiliki batas usia.

Sebuah studi di Ohio, Amerika Serikat, mematahkan kepercayaan adanya batas usia untuk wanita dalam hal melakukan aktivitas seksual.

Studi yang melibatkan tiga ratusan wanita dengan rentang usia antara empat puluh hingga enam puluh tahun ini menyimpulkan bahwa wanita bisa terus aktif secara seksual selama pikiran mereka masih menganggap bahwa seks adalah hal penting dalam keseharian.

Semua responden yang terlibat dalam studi ini mengaku masih aktif berhubungan seksual.

Studi ini berlangsung jangka panjang karena peneliti terus meneliti kehidupan seksual responden dengan periode empat tahun.

Para peneliti selalu menanyakan mengenai apakah para responden wanita sudah menopause dan menganalisis kondisi fisik mereka.

Pada tahun keempat, semua responden kembali melakukan wawancara dengan peneliti.

Mereka diajukan beberapa pertanyaan mengenai gairah seksual, kesulitan orgasme, stimulasi rangsangan, dan kondisi vagina.

Selain itu, mereka juga ditanya mengenai apakah merasa nyeri saat berhubungan.

Lalu, empat tahun berikutnya, sebanyak delapan puluh lima persen responden wanita mengaku masih aktif secara seksual dan menganggap seks sebagai aspek penting dalam kehidupan meski sudah memasuki usia senja.

“Hasil studi memperlihatkan bahwa wanita yang menilai seks sebagai faktor penting tiga kali lebih menikmatinya hingga tua. Namun, responden yang menganggap seks tidak penting ditemukan semakin jarang berhubungan seksual,” ujar Holly Thomas, penulis studi dari University of Pittsburgh School of Medicine.

Thomas melanjutkan, hasil studi membuatnya merangkum asumsi bahwa wanita yang berusia paruh baya dan masih aktif secara seksual, maka peluang untuk selalu memiliki kehidupan seksual pada tahun-tahun berikutnya sangat tinggi.

Terakhir, Thomas menambahkan, responden wanita yang tak lagi menikmati hubungan seksual mengeluh mengalami gangguan fisik sehingga kesulitan untuk menikmati aksi ranjang bersama suami.