close
Nuga Sehat

Bau Mulut? Itu Penyakit Tak Menyenangkan

Bau mulut?

Ya, “penyakit” sering amat “menyakitkan” bagi penderitanya karena bisa dijauhi oleh rekan bicara.

Ya, juga ketika bau mulut menjadi misteri kala penyembuhannya tak kunjung datang.

Bau mulut tak sedap, dalam istilah medisnya disebut halitosis, bisa jadi sangat mengganggu dan memalukan.

Bayangkan saja, setiap hari Anda harus berinteraksi dan berbicara dengan banyak orang tapi ternyata bau mulut Anda yang tak sedap membuat orang-orang enggan berdekatan dengan Anda.

Kondisi ini pasti membuat orang-orang di sekitar Anda dan Anda sendiri jadi tidak nyaman. Untuk itu, Anda perlu memahami serba-serbi bau mulut tak sedap atau halitosis.

Halitosis atau bau mulut tak sedap disebabkan oleh bakteri-bakteri yang tumbuh dan berkembang biak dalam mulut.

Akibatnya, saat membuka mulut atau membuang napas lewat mulut, keluarlah aroma yang tidak sedap.

Bau mulut tak sedap atau halitosis adalah masalah yang umum ditemui. Siapa saja bisa memiliki bau mulut tidak sedap.

Bahkan survei menunjukkan bahwa dua puluh lima persen penduduk dunia mengalami masalah bau mulut tak sedap. Ini berarti pada setiap empat orang, salah satunya memiliki bau mulut tidak sedap.

Namun, kadang mereka yang memiliki bau mulut tidak sedap justru tak menyadari permasalahan mereka.

Orang-orang pun cenderung segan untuk memberi tahu Anda jika Anda memiliki masalah bau mulut tak sedap. Jadi, sangat penting untuk memeriksa aroma napas Anda sendiri secara rutin untuk menghindari halitosis.

Caranya adalah dengan menjilat sisi dalam pergelangan tangan Anda. Tunggu sesaat sampai agak kering, kemudian cium aroma air liur Anda tersebut.

Apabila Anda merasakan bau yang kurang sedap, itu berarti bau mulut Anda bermasalah. Cara lain adalah dengan langsung menanyakan pada dokter gigi atau orang-orang terdekat Anda.

Untuk Anda tahu bau mulut menjadi petunjuk adanya komplikasi dari beberapa jenis gangguan kesehatan.

Apa saja itu?

Bau mulut bisa jadi tanda adanya gangguan pada kesehatan gigi, mulut, atau kondisi medis tertentu.

Jika tidak segera ditangani, bau mulut bisa berujung pada kerapuhan atau gigi yang mudah tanggal.

Bau mulut juga menjadi petunjuk adanya komplikasi dari beberapa jenis gangguan kesehatan.

Misalnya, bau mulut yang mengeluarkan aroma amonia berhubungan dengan gangguan pada ginjal. Bau mulut yang busuk merupakan salah satu komplikasi dari anoreksia nervosa.

Bahkan, bau mulut dengan aroma manis atau seperti buah bisa jadi pertanda ketoasidosis, yaitu komplikasi akut dari diabetes.

Kamu mungkin tidak sadar memiliki bau mulut, namun sering merasa dijauhi.

Hal ini bisa dikaitkan dengan hasil sebuah penelitian yang menemukan 78 persen kasus bau mulut pada pesertanya, namun 20 persen di antaranya tak menyadari mereka memiliki bau mulut.

Masih dari penelitian yang sama, ditemukan juga kaitan antara aspek psikosomatis dan pemilik bau mulut.

Kaitan itu adalah menurunnya kepercayaan diri, kepekaan meningkat, dan selalu merasa ‘minder’ dalam pergaulan sosialnya.

Kamu yang memiliki bau mulut mungkin sudah merasakan hal ini, dan menjadi sering merasa malas bepergian atau makin menjauhkan diri dari lingkungan.

Wow, ternyata bau mulut bukan hanya tentang kesukaan mengonsumsi bawang atau kebiasaan sikat gigi yang buruk, ya.

Jadi, bagaimana cara mencegah bau mulut, apalagi jika kamu tidak menyadari memiliki bau mulut?

Bau mulut yang disebabkan oleh suatu penyakit bisa hilang dengan cara mengobati penyakit yang mendasari tersebut.

Misalnya, bau mulut yang disebabkan oleh diabetes bisa dikurangi dengan menjalani rangkaian pengobatan diabetes.

Bau mulut yang disebabkan oleh penyakit gusi bisa dihilangkan dengan melakukan penanganan gangguan kesehatan pada gigi atau mulut.

Sementara, bau mulut yang disebabkan oleh berkurangnya kebersihan mulut, makanan dan minuman, diet tertentu, berpuasa, atau kebiasaan merokok  bisa dicegah dengan penggunaan cairan kumur.

Penggunaan obat kumur atau mouthwash bisa kamu jadikan rutinitas tambahan setelah menggosok gigi.

Kamu bisa memilih obat kumur antiseptik yang dapat mencegah bau mulut sekaligus membunuh bakteri pemicu timbunan plak di gigi dan masalah pada gusi, namun tidak menyebabkan iritasi.

Ada juga varian obat kumur yang dipercaya bisa mencegah terbentuknya tartar atau karang gigi, sekaligus menjaga kesehatan gusi.

Maka dari itu, pilihlah obat kumur yang sesuai dengan kebutuhan kamu.

Mouthwash bisa mengurangi bau mulut yang disebabkan oleh mengonsumsi makanan yang beraroma menyengat maupun penyebab bau mulut lain yang telah disebutkan di atas.

Untuk kebersihan rongga mulut yang maksimal, kamu tetap disarankan untuk membersihkan gigi dua kali sehari dengan sikat gigi dan pasta gigi berfluoride. Lalu, diikuti dengan menggunakan benang gigi  dan obat kumur.

Pastikan kamu menggunakan obat kumur selama sekitar 30 detik dimulai dari rongga mulut hingga berkumur di tenggorokan bagian belakang.

Jika menggunakan obat kumur dengan flouride, disarankan untuk tidak langsung berkumur dengan air setelahnya.

Jangan lupa juga untuk menyikat permukaan lidah agar bersih dari bakteri, dan melakukan pemeriksaan gigi secara berkala, setidaknya dua kali setahun.

Jika bau mulut tetap ada walaupun kamu telah melakukan perubahan gaya hidup, maka lebih baik berkonsultasi kepada dokter untuk mencari tahu penyebab pasti.

Nah, tunggu apa lagi?

Jangan biarkan dampak bau mulut jadi pengganggu agenda bersosialisasi atau rapat penting kamu.

Ayo, mulai jaga kebersihan rongga mulut supaya makin berani tampil, tanpa terganggu bau mulut.