close
Nuga Sehat

Awas, Olahraga Over Dosis Itu Berbahaya

Olahraga?

Ya siapa yang bisa mebantah bahwa olahraga tidak mendatangkan dampak sehat.

Ya juga ketika  olahraga adalah salah satu pilihan untuk menjalani gaya hidup sehat.

Olahraga bisa menurunkan berat badan dan terhindar dari penyakit

Namun begitu di balik manfaatnya, olahraga dapat berbalik membahayakan kesehatan tubuh jika dilakukan sembarangan atau berlebihan.

Apa bahaya olahraga berlebihan, dan apa tanda-tandanya jika Anda sudah berlebihan?

Beberapa orang tidak diperbolehkan sama sekali untuk berolahraga karena hal tersebut dapat mengarah kepada risiko cedera fstsl dan kematian.

Larangan olahraga ini terutama diperuntukkan bagi orang-orang yang memiliki stenosis aorta, gagal jantung simptomatik, aneurisme, dan dispnea.

Sementara itu, beberapa orang lainnya dengan kondisi tertentu masih diperbolehkan berolahraga, meski harus di bawah pengawasan dokter, seperti lansia, pasien kanker, dan orang-orang dengan penyakit kronis tertentu.

Namun bagi pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi dalam kurun waktu kurang dari dua puluh empat jam atau mengalami rasa nyeri di tempat asal kanker tidak disarankan untuk berolahraga.

Segala sesuatu yang berlebihan tentu tak baik untuk tubuh. Begitu juga dengan olahraga.

Olahraga berlebihan bisa tidak disadari dan bisa bermula dari ketidakpuasan terhadap proses maupun hasil akhirnya.

Ketidakpuasan ini kemudian membuat Anda meningkatkan durasi, frekuensi, dan intensitas dari olahraga yang lambat laun susah untuk dikontrol.

Kecanduan olahraga ini mungkin muncul sebagai gejala gangguan mental tertentu, seperti OCD.

Olahraga berlebihan yang dilakukan dengan intensitas tinggi secara teratur berisiko menyebabkan Anda mengalami kardiotoksisitas.

Kardiotoksisitas adalah kerusakan pada otot jantung akibat pelepasan senyawa kimia, yang menyebabkan jantung tidak lagi dapat memompa darah ke seluruh tubuh Anda.

Bahaya olahraga berlebihan juga dapat menyebabkan penyakit ginjal.

Ketika olahraga, semua aliran darah akan dialirkan secara maksimal ke bagian-bagian tubuh yang memerlukan, seperti otot-otot tubuh.

Karena itu, aliran darah ke ginjal akan menurun hingga hampir dua puluh lima persen , tergantung dengan intensitas dan frekuensi olahraga yang dilakukan.

Semakin berat olahraga yang Anda lakukan maka semakin sedikit aliran darah yang mengalir ke ginjal. Kondisi ini yang menjadi salah satu penyebab penyakit ginjal setelah berolahraga.

Selain itu, aritmia atau gangguan irama jantung juga berisiko terjadi. European Heart Journal padaempat  tahun lalu menyarankan mereka yang mempunyai riwayat keluarga dengan gangguan irama jantung untuk tidak melakukan aktivitas fisik yang membakar lemak secara berlebihan karena dapat berdampak buruk terhadap kesehatan jantung.

Olahraga yang berlebihan juga dapat mempengaruhi kesehatan sistem pencernaan dan sistem imun.

Perhatikan tanda-tanda bahwa Anda telah melakukan olahraga secara berlebihan, seperti: kelelahan yang amat sangat, penurunan nafsu makan, kram otot, linglung, tidak fokus, gangguan koordinasi gerakan, dan performa berolahraga yang memburuk.

Jika Anda mengalami hal tersebut, hentikan segera dan beristirahat.

Bila merasa kondisi tubuh sudah membaik, Anda bisa memulai olahraga kembali dengan intensitas yang lebih ringan.

Akan tetapi, jika keadaan Anda memburuk, datangi segera tenaga ahli kesehatan terdekat.

Tapi jangan biarkan risiko bahaya olahraga diatas menghalangi Anda untuk tidak berolahraga.

Ada baiknya Anda melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan tenaga medis dan personal trainer Anda mengenai jenis olahraga yang akan dilakukan.

Yang terakhir, lakukan olahraga dengan penuh semangat dan menyenangkan sehingga tidak merasa terbebani.

Selain itu, tentu Anda tidak bisa menjalani hidup sehat jika hanya mengandalkan dari olahraga saja. Anda tetap harus memperhatikan dan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.

Dr. Steven Blair, seorang peneliti olahraga di University of South Carolina mengatakan tidak mudah untuk membakar kalori yang Anda peroleh dari apa yang Anda konsumsi.

Selain memerhatikan apa yang Anda makan dan minum, jauhi juga gaya hidup yang kurang baik seperti merokok.