close
Nuga Sehat

Awas Jika Anda Pemilik Kepribadian Tipe A

Apa ada hubungan kepribadian dengan kenaikan darah?

“Ada,” jawab dua  pakar kesehatan jantung di Amerika Serikat, Friedman dan Rosenman

Mereka telah  menemukan fakta melalui penelitian selama delapan setengah tahun yang bermula pada empat puluh satu tahun  silam bahwa orang dengan kepribadian tipe A memiliki risiko darah tinggi dan penyakit jantung jauh lebih besar daripada mereka yang kepribadiannya tipe B dan C.

Ya, sebelumnya banyak orang mengira bahwa kesehatan fisik tidak ada sangkut-pautnya dengan kepribadian kita.

Namun, hubungannya ternyata lebih erat dari yang kita bayangkan.

Seperti ditulis  di laman situs  Psychology Today, hari ini, Rabu, 15 Maret 2017, orang dengan kepribadian tipe A sangat kompetitif, kritis terhadap diri sendiri, gampang terluka hatinya, suka menunjukan reaksi yang berlebihan

Selain itu tipikal orang ini  tidak sabar, lebih sering menilai orang dari keburukannya, tidak malu menunjukan amarahnya, iri hati, agresif dan suka mengintimidasi orang lain, baik secara sengaja mau pun tidak.

Hal itu semua menunjukan bahwa orang dengan kepribadian tipe A tidak bisa berada dalam tekanan terlalu lama dan sangat rentan akan stres akut.

Jumlah kadar hormon stres dalam tubuhnya meningkat dan jarang stabil yang mana memungkinkan dirinya mengidap berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan stres seperti, darah tinggi atau hipertensi dan penyakit jantung kronis.

Kondisi kesehatan yang sangat mencemaskan tersebut pasalnya tidak terlalu mengancam orang-orang dengan kepribadian tipe B dan C

Lantas bagaimana dengan mereka yang memiliki kepribadian tipe B?

Orang dengan kepribadian tipe B cenderung lebih toleran terhadap orang lain, lalu lebih relaks atau santai menghadapi suatu hal.

Dalam kondisi tertekan, ia akan memilih untuk melakukan atau menyelesaikan suatu hal satu demi satu dan lebih mengandalkan imajinasi serta kreativitasnya untuk melawan perasaan tertekannya itu.

Ini tentunya membuat orang dengan kepribadian tipe B lebih kecil risikonya terkena penyakit jantung atau mengalami hipertensi.

Stres bukanlah hal yang dirasakan terlalu sering, oleh karena itu kesehatan lebih terjamin ke depannya.

Kalau mereka yang bertipe C

Mereka dengan kepribadian tipe C biasanya kesulitan mengekspresikan diri atau menampilkan emosinya, terutama amarah.

Terlebih, ia adalah tipe orang yang lebih memilih untuk menghindari konflik, gemar bersosialisasi, terlalu patuh atau selalu nurut dan terlalu sabar.

Ciri-ciri tersebut menunjukan bahwa orang berkepribadian tipe C juga risikonya lebih kecil terserang penyakit yang mengintai tipe A.

Keputusannya untuk memendam masalah dibandingkan konfrontasi dan cenderung memilih untuk mengalah dalam setiap konflik, membuat dirinya lebih kebal terhadap stres biang penyakit.

Ia umumnya lari dari masalah dan meski ini juga bisa jadi sumber penyakit ke depannya, namun dampak terburuk terhadap kesehatan paling dirasakan oleh orang-orang dengan kepribadian tipe A.

The Western Collaborative Group yang dipimpin oleh dua ahli jantung berkebangsaan Amerika Serikat, Friedman dan Rosenmen, telah menjalankan sebuah penelitian pada tahun empat puluh satu tahun silam.

Penelitian yang melibatkan tiga ribu lebih peserta pria yang kondisinya sehat dengan kisaran usia tiga puluh sembilan  hingga lima puluh sembilan tahun ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam serta membenarkan adanya keterkaitan kuat antara kepribadian tipe A dengan penyakit jantung dan hipertensi.

Setelah dianalisa selama delapan tahun setengah, para peneliti menemukan bahwa peserta dengan kepribadian tipe A dua kali lebih banyak jumlahnya yang mengidap penyakit jantung koroner dibandingkan yang tipe B.

Lebih tepatnya, mereka yang   berkepribadian tipe A didiagnosis dengan penyakit jantung koroner

Jumlah pengidap kemudian meningkat di tahun-tahun berikutnya, hingga akhirnya para peneliti menyimpulkan bahwa tujuh puluh persen pengidap penyakit jantung koroner adalah mereka yang memiliki kepribadian tipe A.

Risikonya akan jauh lebih tinggi apabila mereka merokok, mengonsumsi minuman beralkohol dan enggan mengubah gaya hidup mereka itu.