close
Nuga Sehat

Awas!! Jadi Ayah di Usia Muda Cepat Mati

Anda tak ingin mati lebih cepat? Kalau iya, jawabannya adalah jangan jadi ayah di usia muda.

Sebab, menurut sebuah penelitian terbaru, menjadi seorang ayah di usia muda kemungkinan risiko kematian lebih cepat terjadi

Penelitian soal risiko kematian ayah muda tersebut dilakukan tim Dr. Einio dari University of Helsinki, Finlandia.

Einio berpendapat, penelitian tersebut dilakukan terhadap lebih dari tiga puluh ribu pria yang berusia dua puluh tahun ke atas dalam periode penelitian sepuluh tahun.

Menurut Einio berdasarkan hasil penelitian tersebut, pria yang menjadi ayah sebelum berusia dua puluh lima tahun memiliki tingkat risiko lebih tinggi terhadap kematian di usia menengah.

Faktor yang mungkin memengaruhi kondisi kematian terhadap ayah muda ini tak terlepas dari tingkat stres dan tekanan hidup yang harus ditanggung seorang pria ketika usia mereka terbilang relatif muda.

“Temuan penelitian menunjukkan bukti, kebutuhan dan tuntutan kehidupan keluarga menjadi faktor perubahan perilaku dan kesehatan dari seorang pria,” ujar Einio, sebagaimana dikutip “nuga” dari Mirror.

Menurut Einio, ayah muda dengan kisaran usia di bawah dua puluh dua tahun memiliki kemungkinan meninggal lebih cepat sebesar dua puluh enam persen jika dibandingkan pria yang menjadi ayah di usia dua puluh lima tahun ke atas.

Einio juga menjelaskan, pria yang menjadi ayah saat pada kisaran usia tiga puluh dan empat puluhan memiliki risiko kematian dini lebih rendah dari kematian ayah muda di usia pertengahan.

Terkait dengan adanya dugaan stres dan tuntutan kehidupan keluarga di usia muda sebagai pemicu kematian dini, ahli statistik Profesor Kevin McConway, dari Open University berpendapat sama.

“Para peneliti mengatakan soal peningkatan kematian ayah muda mungkin karena dua beban, yaitu tanggung jawab tambahan sebagai orang tua dan akumulasi tekanan kehidupan,” ujar McConway.
“Itu masuk akal,” ujar McConway.

Penelitian soal prediksi kematian dini pada ayah muda ini dipublikasikan dalam Journal of health.

Padahal, banyak orang yang memimpikan untuk mempunyai anak di usia muda, khususnya pria yang ingin lebih lama menghabiskan waktu dengan anaknya kelak.

Dilaporkan Live Science, para peneliti tersebut mengaku pernah melihat hubungan ini sebelumnya.

Namun, untuk memastikan kebenarannya, mereka melakukan tes terhadap saudara laki-laki yang memiliki kemiripan DNA, untuk mendapatkan pengawasan baik terhadap perbedaan genetik dan lingkungan mereka.

Dilaporkan dalam Journal of Epidemiology and Community Health, para peneliti itu mengatakan bahwa semakin tua seorang pria mendapatkan anak pertamanya, semakin kecil kemungkinan ia meninggal ketika mencapai umur paruh baya.

Selain itu, para peneliti juga melakukan penelitian terhadap saudara laki-laki dari para pria yang sebelumnya mereka teliti, dan ditemukan sebuah korelasi.

Para peneliti kembali menemukan sebuah fakta, di mana pria yang kawin muda lebih mungkin meninggal pada usia paruh baya dibandingkan saudara laki-laki yang terlambat punyaanak.

Hal ini terlepas dari keadaan hidup, pendidikan, status perkawinan, wilayah tempat tinggal atau jumlah anak mereka.

Meski demikian, menurut para peneliti itu, hubungan antara ayah muda dan jumlah kematian setengah baya lebih mungkin bersifat kausal.

Penyebab dari hal ini masih belum diketahui, namun mereka menduga bahwa pria yang menjadi ayah pada usia muda, mungkin diakibatkan oleh rendahnya tingkat pendidikan, rendahnya upah pekerjaan, serta rendahnya akses terhadap perawatan kesehatan.

Studi ini mengatakan kematian ayah di usia muda itu didorong oleh gen, lingkungan keluarga dan faktor sosial ekonomi dalam kehidupan awal.

Para peneliti mengatakan temuan mereka menunjukkan hubungan sebab akibat antara menjadi ayah di usia muda dan risiko kematian pada usia pertengahan.

Sementara tim tidak dapat menentukan mekanisme yang tepat di balik temuan yang diamati dalam penelitian ini, Dr. Einiö mengatakan kepada Medical News Today bahwa mungkin stres menjadi ayah di usia muda menjadi biang keladinya. Dengan demikian,

Dr. Einiö mengatakan, penting bahwa orang-orang yang menjadi ayah di usia muda mengurus diri sendiri.

“Meskipun punya tanggung jawab sebagai ayah, para ayah muda yang tinggal dengan anak-anaknya harus menemukan waktu untuk mengurus diri sendiri, seperti latihan fisik untuk meningkatkan kesehatan mereka di masa depan,” kata dia.