close
Nuga Sehat

Awas!! Duduk Lama Kini Jadi Pembunuh

Anda termasuk pekerja yang membutuhkan duduk lebih lama?

Nah, awas.

Sebuah studi yang diterbitkan bulan lalu oleh American Journal of Preventive Medicine menemukan bahwa kebiasaan duduk lama, yaitu lebih dari tiga jam per hari, meningkatkan tiga koma delapan persen risiko kematian dini.

Memang,  selama ini duduk lama mungkin tidak dianggap sebagai “penyakit.”

Itu disebabkan  secara langsung tidak berdampak pada kesehatan.

Namun ingat, dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko kematian dini.

Duduk untuk jangka waktu yang lama telah banyak dikaitkan dengan buruknya kesehatan.

Tetapi, penelitian terbaru telah memastikan bahwa kebiasaan duduk lama juga dapat menjadi penyebab kematian bagi orang dengan gaya hidup kurang aktif.

Menurut siaran pers, peneliti melihat data yang dikumpulkan dari puluhan negara selama sembilan tahun.

Mereka menemukan bahwa lebih dari enam puluh  persen dari populasi dunia, duduk lebih dari tiga jam per hari, dengan rata-rata sekitar empat koma tujuh jam perhari.

Jumlah tertinggi kematian akibat duduk lama terjadi di wilayah Pasifik Barat dan sebagian Eropa. Lebanon dan Belanda menempati puncak sebagai negara dengan kematian terbanyak akibat duduk lama, sementara Meksiko dan Myanmar memiliki kematian terkait duduk lama paling sedikit.

Para peneliti menemukan, bahwa mengurangi duduk dapat meningkatkan harapan hidup secara keseluruhan, sementara mengurangi duduk selama dua jam per hari dapat menurunkan angka kematian individu sebesar dua koma empat persen.

Bahkan, duduk selama satu jam atau kurang per hari dapat memiliki dampak sangat positif pada risiko kematian.

“Hal ini penting untuk meminimalkan perilaku kurang aktif demi mencegah kematian dini”

Sebelumnya ada juga studi yang mengingatkan terlalu banyak duduk dan risiko penyakit jantung adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Hal itu terjadi karena terlalu banyak duduk memicu pengerasan pembuluh darah akibat penumpukan kalsium.

Lama-kelamaan, pembuluh darah bisa tersumbat sehingga terjadi serangan jantung atau stroke.

Dalam penelitian terhadap orang-orang berusia pertengahan ditemukan bahwa setiap tambahan satu jam waktu duduk terkait dengan peningkatan dua belas persen penumpukan kalsium di pembuluh darah koroner.

Penumpukan kalsium adalah gejala awal penyakit jantung.

Para responden dalam penelitian itu berjumlah dua ribu orang, yang rata-rata berusia di atas lima puluh tahun.

Aktivitas fisik mereka diukur berdasarkan alat pelacak yang dipakai, dan kalsium jantung mereka dipindai.

Partisipan yang tergolong paling bergaya hidup sedentari alias paling sedikit bergerak cenderung berusia lebih tua, menderita diabetes, bertekanan darah tinggi, dan mengalami kegemukan.

Mereka juga cenderung memiliki kalsium koroner.

Tidak hanya para ahli, organisasi kesehatan dunia atau WHO menyebutkan, terlalu lama duduk merupakan penyebab kematian nomer empat, setelah tekanan darah tinggi, merokok, dan kadar gula darah tinggi.

Aktivitas fisik memainkan peran penting dalam kesehatan jantung dan pembuluh darah. Penelitian memperkirakan, setiap penambahan dua jam duduk dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular sebanyak lima  persen

Saat kita duduk pembakaran kalori akan turun.

Setelah dua jam duduk terus, kadar Kolesterol baik turun sampai dua puluh persen. Karena itu berdirilah dan lakukan peregangan singkat setiap dua jam sekali.

Efek duduk terlalu banyak bagi tubuh dapat merusak organ Otot akan membakar lebih sedikit lemak dan aliran darah melambat, sehingga lemak akan lebih mudah menempel di pembuluh darah.

Kebiasaan duduk dalam jangka panjang juga meningkatkan tekanan darah dan koleseterol.

Riset juga menunjukkan, duduk dan tidak aktif bergerak dalam dua puluh empat jam akan menurunkan efektivitas insulin sehingga beresiko sakit diabetes.

Selain itu terjadi penuaan otot Saat kita berdiri, bergerak atau duduk tegak, otot perut akan membuat kita tegak.

Tetapi saat kita duduk merosot, otot tersebut tak terpakai. Hal ini bisa merusak lengkungan alami punggung.

Selain itu, terlalu banyak duduk juga mengurangi fleksibilitas pinggul. Duduk juga akan mengurangi kestabilan tubuh dan mengurangi kepadatan tulang.

Duduk dalam periode terlalu lama bisa membuat sirkulasi tubuh lambat, sehingga cairan menumpuk di kaki. Akibatnya kaki menjadi bengkak, varises, hingga penyakit berbahaya penyumbatan darah yang disebut deep vein thrombosis.

Otot yang dipakai bergerak akan memompa darah segar dan oksigen ke seluruh otak sehingga fungsinya lebih optimal.

Jika waktu duduk Anda kebanyakan dihabiskan di meja kerja, kemungkinan besar leher Anda terlalu maju sehingga dalam jangka panjang merusak keseimbangannya. Selain leher, otot di sekitar bahu dan punggung juga akan terpengaruh.