close
Nuga Sehat

Awas, Diabetes Bisa Menyerang Usia Muda

Tak hanya lansia, orang usia muda juga dapat terkena diabetes akibat gaya hidup yang tidak baik dan obesitas.

Apalagi, data epidemiologi global kini menunjukkan adanya peningkatan drastis remaja dan dewasa muda yang mengalami kelebihan badan, bahkan obesitas.

Hal ini tentunya berpengaruh terhadap meningkatnya risiko terserang diabetes tipe 2.

Ketika orang usia muda dicurigai memiliki diabetes, sering kali terjadi kekeliruan awal antara diabetes tipe 1 dan 2, sampai pemeriksaan menyeluruh selesai dilakukan.

Terdapat perbedaan krusial antara kedua tipe diabetes ini, yang tentu membedakan penanganan keduanya.

Diabetes tipe 2 biasanya berkaitan dengan gaya hidup, meski terdapat faktor predisposisi seperti adanya riwayat keluarga atau keturunan.

Namun, sebagian besar usia muda yang didiagnosis dengan diabetes tipe 2 disebabkan oleh adanya gaya hidup yang tidak sehat.

Sedangkan pada diabetes tipe 1, hampir seluruhnya tidak dipengaruhi gaya hidup, obesitas, atau resistansi insulin. Diabetes tipe 1 umumnya disebabkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh.

Dahulu, diabetes di usia muda lebih sering ditemukan dalam bentuk diabetes tipe 1, yang biasanya ditemukan sejak masih kanak-kanak.

Kini, diabetes tipe 2 pun mulai banyak didiagnosis pada usia muda, terutama akibat adanya perubahan gaya hidup dan meningkatnya angka obesitas.

Diabetes tipe 2 pada usia muda umumnya disebabkan oleh resistansi insulin, yang normalnya bertugas untuk mengatur kadar gula dalam darah.

Adanya kelebihan berat badan atau obesitas di usia yang muda akan menyebabkan kerja insulin menjadi terganggu.

Nah, resistansi insulin di usia muda ini dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2 jika dibiarkan berlangsung lama.

Dalam masa puber, berbagai perubahan dan gejolak hormonal juga dapat memperburuk kondisi resistansi insulin sehingga risiko diabetes tipe 2 juga meningkat.

Akibat kondisi inilah, kadar gula dalam darah akan meroket dan menjadi cikal bakal berbagai gangguan kesehatan lainnya.

Sebuah studi di Australia yang meneliti tentang diabetes menemukan bahwa usia median penderita diabetes berada di  lima puluh sembilantahun.

Dari data ini dapat disimpulkan bahwa seseorang yang terdiagnosis diabetes di usia yang lebih muda memiliki risiko progres penyakit dan timbulnya komplikasi yang lebih besar.

Di era sekarang ini, terjadi peningkatan signifikan di kedua ujung spektrum gaya hidup pada usia muda.

Baik gaya hidup aktif maupun tidak aktif sama-sama mengalami peningkatan. Ini menjadi paradoks, tentu saja.

Ketika makin banyak usia muda yang memperbaiki gaya hidupnya, tapi angka berbagai penyakit metabolik yang menyerak usia muda juga ikut meningkat.

Di satu sisi, kesadaran untuk makan lebih sehat dan berolahraga mengalami peningkatan, terutama pada kelompok demografis usia muda.

Kini ada semakin banyak acara olahraga diadakan, pusat kebugaran kian ramai, dan terdapat beragam menu makanan sehat. Ini tentu merupakan hal positif yang patut ditiru dan diapresiasi.

Namun di sisi lain, seiring dengan perkembangan zaman dan globalisasi, ada juga sebagian lain dari kelompok demografis ini yang memilih untuk menenggelamkan diri dalam makanan siap saji dan terjebak dalam gaya hidup yang tidak aktif.

Sulitnya mengatur waktu dan padatnya aktivitas sering kali menjadi alasan untuk tidak memperhatikan nutrisi makanan sehari-hari dan meninggalkan kebiasaan olahraga rutin.

Hal ini dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, terutama penyakit metabolik seperti kolesterol dan diabetes.

Bagi Anda remaja dan dewasa muda, ketahuilah bahwa menjalani gaya hidup sehat merupakan sebuah investasi untuk masa depan.

Tentunya tak ada yang ingin mengalami diabetes di usia tuanya, apalagi di usia muda.

Kualitas hidup di masa tua Anda, ditentukan dari apa yang Anda lakukan di usia muda.

Untuk memiliki masa tua yang produktif dan jauh dari penyakit, mulai atur pola makan Anda, rajin minum air putih, berolahraga secara teratur, dan kelola stres dengan baik.