close
Nuga Sehat

Apakah Penyakit Stroke Bisa Sembuh?

Ya, stroke merupakan suatu keadaan dimana terjadi kerusakan di bagian otak, yang disebabkan terganggunya aliran darah.

Stroke ini dapat menimbulkan hilangnya fungsi dari bagian tubuh yang dikontrol oleh bagian otak yang rusak. Pada umumnya stroke jarang mengenai orang yang usianya di bawah enam puluh tahun, tetapi akan meningkat setelah usia tersebut.

Prediksi penyembuhan stroke bisa dilihat dari gejala dan tanda-tanda stroke yang dialami pasien. Jika perbaikan kesehatannya menampakkan kemajuan pesat, maka kemungkinan besar pasien akan pulih sempurna.

Namun jika selama sekitar dua minggu masih menderita gejala berat, maka pasien perlu dirawat di rumah sakit lebih lama.

Apalagi pasien dalam keadaan tidak sadar atau koma, tentu penyembuhan sulit dan tidak mungkin sembuh sempurna. Paling tidak, penyembuhan total atau sebagian akan membutuhkan waktu lama.

Mengobati stroke terutama yang parah, sungguh sangat sulit.

Sumbatan atau perdarahan yang terjadi harus segera ditanggulangi, padahal menangani pembuluh darah otak jauh lebih sulit dibanding menangani pem­buluh darah di bagian tubuh lainnya.

Kerusakan saraf yang telah terjadi jika penderita tidak segera dibawa ke dokter, bisa berakibat semakin sulit disembuhkan.

Misalnya pasien mengalami kelumpuhan dan gangguan kemampuan bicara, tentu tidak langsung bisa pulih. Harus menjalani latihan activity of daily living alias aktivitas sehari-hari selain fisioterapi di rumah sakit.

Bahkan kerusakan saraf otak bisa menetap sehingga akibat stroke pun tidak bisa disembuhkan. Jika pulih pun membutuhkan waktu sangat lama, bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

Dibutuhkan serangkaian fisioterapi oleh dokter ahli rehabilitasi medik dan latihan ADL di rumah.

Selain pengobatan fisik, pasien juga harus dirawat secara kejiwaan karena dapat dipastikan mengalami stres yang parah disebabkan kehilangan kemampuan gerak dan kehilangan pekerjaannya.

Di Indonesia diperkirakan ada sekitar lima ratus ribu pasien baru stroke setiap tahunnya.

Sekitar dua puluh lima persen di antaranya meninggal, dan sisanya menderita cacat ringan maupun cacat berat.

Dengan kesabaran dan minum obat-obatan yang diberikan dokter, kontrol ke dokter secara teratur, dan melakukan fisioterapi, maka penderita diharapkan bisa pulih meski mungkin tidak seratus persen, tetapi minimal mampu mandiri tidak bergantung pada bantuan orang lain; dan siapa tahu bisa bekerja mencari nafkah kembali.

Tingkat kesembuhan sebetulnya lebih dipengaruhi sikap dan cara berpikir ketimbang faktor fisik. Namun secara logika, penderita usia muda lebih cepat sembuh dan berpotensi sembuh lebih baik dibanding penderita usia tua.

Selain itu, tingkat keparahan serangan juga merupakan faktor yang menentukan untuk penyembuhan stroke.

Masalah bisa bekerja kembali, bergantung pada kondisi pasien. Jika terjadi penyembuhan total, tentu pasien bisa bekerja kembali.

Tetapi Anda tidak perlu terlalu khawatir karena kemajuan bidang kedokteran sekarang ini luar biasa pesat. Termasuk dalam hal pencegahan dan pengobatan stroke.

Dengan demikian dapat diharapkan di tahun-tahun mendatang lebih banyak pasien stroke sembuh total dan dapat beraktivitas kembali sepenuhnya.

Namun harap diingat, andai kata bisa sembuh pun, pasien harus tetap waspada akan serangan stroke kedua yang kemungkinan besar lebih parah.

Cara terbaik untuk mencegah stroke adalah mengatasi penyebab yang mendasarinya. Pencegahan srtroke dapat dilakukan melalui perubahan gaya hidup,

Makan makanan bergizi berarti termasuk perbanyak mengonsumsi buah, sayuran, dan biji-bijian yang sehat, kacang, termasuk kacang polong.

Pastikan untuk makan sedikit atau tanpa daging merah atau olahan, serta batasi asupan kolesterol dan lemak jenuh. Kurangi asupan garam untuk mendukung tekanan darah yang sehat.

Langkah-langkah lain yang bisa dilakukan dapat membantu mengurangi risiko stroke

Selain perubahan gaya hidup ini, dokter dapat membantu mengurangi risiko stroke iskemik di masa depan melalui penggunaan obat antikoagulan atau antiplatelet.

Selain itu, bedah arteri juga dapat digunakan untuk menurunkan risiko stroke berulang, serta beberapa opsi bedah lainnya yang masih sedang dipelajari.