close
Nuga Sehat

Apakah Olahraga Lari Buruk untuk Sendi?

Benarkah rutin berlari buruk bagi lutut dan sendi?

Jawabannya, tidak.

Dan itulah yang disimpulkan dari hasil studi kecil yang dipublikasikan dalam European Journal of Applied Physiology

Mmenurut jurnal itu, para peneliti dari Brigham Young University melibatkan lima belas pelari sehat  ke laboratorium di mana mereka mengambil sampel darah dan cairan sendi lutut sebelum dan setelah peserta berlari selama tiga puluh menit

Peneliti  menemukan bahwa berlari santai selama tiga puluh  menit justru benar-benar dapat menurunkan peradangan di sendi lutut pelari.

Sebelumnya, para peneliti berekspektasi akan menemukan peningkatan molekul yang memicu peradangan dalam cairan lutut peserta setelah mereka berlari, tetapi nyatanya tidak.

Sebaliknya, peneliti menemukan bahwa penanda pro-inflamasi justru menurun setelah 30 menit berlari.

“Itu mengejutkan,” kata penulis studi Matt Seeley, seorang profesor olahraga di BYU.

“Kami berharap molekul meningkat, tapi yang terjadi sebaliknya.”

Seeley menekankan bahwa kekurangan dari studi tersebut adalah jumlah orang yang sedikit dan hanya melihat risiko inflamasi setelah orang tersebut berlari, tidak pada satu minggu atau satu bulan kemudian.

Tapi Seeley mengatakan, timnya berencana untuk melakukan penelitian yang sama di lebih banyak orang dan jangka waktu lebih lama di masa depan.

Dr Brian Feeley, seorang ahli bedah ortopedi di University of California, San Francisco, mengungkapkan bahwa bagi banyak pelari, sesi tiga puluh menit relatif singkat, sehingga relatif aman bagi lutut dan sendi.

Namun, lari jarak jauh dengan waktu lebih dari tiga puluh menit tidak selalu aman.

Penelitian lain yang melibatkan pelari marathon, telah menemukan adanya perubahan di tulang rawan yang bisa meningkatkan potensi cedera yang dapat bertahan selama berbulan-bulan.

Feeley melanjutkan, berlari jarak jauh, seperti marathon, dapat mengakibatkan situasi di mana lutut menjadi kurang mampu untuk mengurangi peradangan, menyebabkan potensi degenerasi sendi.

Faktor-faktor lain, seperti berat badan atau genetika, juga dapat berkontribusi apakah seseorang lebih mungkin untuk mendapatkan arthritis atau cedera lainnya karena berlari.

Untuk itu, bila Anda memilih lari sebagai olahraga rutin, ambillah jarak dekat, dilakukan dengan santai, tidak lebih dari tiga puluh menit.

Meski demikian, baik Seeley dan Feeley setuju bahwa melakukan olahraga lari, jauh lebih sehat ketimbang tidak lari sama sekali.

Penelitian ini sebenarnya untuk menjawab keluhan jutaan orang di dunia yang  mengalami nyeri lutut osteoarthritis atau radang sendi.

Biasanya, untuk mereka diberikan obat-obatan steroid, diminta menurunkan berat badan, tetap aktif dan jika perlu melakukan operasi.

Tapi, sebenarnya itu semua belum mencakup semua yang bisa Anda lakukan untuk meringankan derita osteoarthritis.

Ada penelitian-penelitian yang menyebutkan bahwa makanan tertentu dapat membantu meringankan nyeri lutut akibat osteoarthritis.

Orang-orang dengan nyeri lutut terbukti dapat berkurang rasa sakit di lututnya dan berkurang juga penggunaan obat-obatannya setelah mengonsumsi protein kedelai setiap hari selama tiga bulan, menurut penelitian Oklahoma State University.

Kedelai kaya akan isoflavon, hormon tumbuhan dengan sifat anti-inflamasi. Para relawan itu mengonsumsi minuman yang dicampur bubuk kedelai yang mengandung 40 gram protein, kata penulis studi Bahram H. Arjmandi, Ph.D.

Anda bisa mendapatkan manfaat yang sama dari susu kedelai, kacang edamame dan makanan berbahan dasar kedelai lainnya.

Dalam sebuah studi lainnya untuk  orang dewasa di Australia, terbukti bahwa makan banyak buah dapat mengurangi risiko pengembangan lesi sumsum tulang, yang merupakan penanda memburuknya osteoartritis dan nyeri lutut.

Buah yang tergolong ramah lutut adalah yang mengandung banyak vitamin C, seperti kiwi, jeruk, mangga, jeruk dan pepaya.

Banyak penelitian telah menemukan, bahwa ikan dan minyak ikan mengurangi nyeri dan kekakuan sendi karena rheumatoid arthritis.

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa asam lemak omega-3 yang ditemukan dalam ikan dapat memblokir tidak hanya bahan kimia yang menyebabkan peradangan pada osteoarthritis tetapi juga melindungi tulang rawan lutut.

Makan dua porsi ikan dengan kandungan Omega-3 yang tinggi seperti makarel atau salmon setiap minggu, atau satu gram omega-3 dalam bentuk kapsul suplemen setiap hari, saran peneliti gizi Artemis P. Simopoulos, MD.