close
Nuga Sehat

Apakah Makanan Organik Itu Lebih Sehat?

Apakah makanan organik lebih sehat?

Penelitian terkini baru saja membuktikan makanan organik itu dapat mengurangi risiko terkena kanker.

Studi yang dipublikasikan di JAMA Internal Medicine itu menunjukkan, semakin sering mengonsumsi makanan organik, risiko kanker akan semakin rendah.

Secara khusus, orang yang mengonsumsi makanan organik lebih mungkin terhindar dari kanker limfoma non-Hodgkin dan kanker payudara pascamenopause daripada yang jarang atau tidak terbiasa dengan makanan jenis itu.

Hasil ini didapat setelah peneliti menganalisis diet yang dijalani oleh enam puluh delapan ribu orang dewasa di Prancis.

Mereka dibagi dalam empat kelompok berdasarkan seberapa sering mereka mengonsumsi enam belas jenis makanan organik seperti buah-buahan, sayuran, daging, ikan, makanan siap saji, minyak sayur, bumbu, dan suplemen makanan.

Bahan makanan organik merupakan pangan yang diproduksi menggunakan metode pertanian organik. Metode ini membatasi atau bahkan sama sekali tidak menggunakan bahan kimia.

Peneliti menganalisis para peserta selama empat  setengah tahun. .

Para peneliti menemukan mereka yang mengonsumsi makanan organik memiliki risiko dua puluh lima persen lebih kecil terkena kanker.

Secara khusus, berisiko tujuh puluh tiga persen lebih rendah terkena limfoma non-Hodgkin dan dua puluh satu persen lebih rendah terkena kanker payudara pascamenopause.

Penurunan risiko kanker ini berlaku pula untuk partisipan yang mengonsumsi makanan organik berkualitas rendah hingga menengah.

“Mempromosikan konsumsi makanan organik pada masyarakat dapat menjadi strategi pencegahan yang menjanjikan untuk melawan kanker,” tulis kesimpulan penelitian yang dipimpin oleh ahli epidemiologi Julia Baudry

Hasil penelitian ini mendukung studi sebelumnya dari International Agency for Research in Cancer. Penelitian itu menemukan bahwa pestisida atau bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi bahan pangan merupakan penyebab kanker pada manusia.

Memang, secara keseluruhan, sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa makanan organik lebih baik dibandingkan makanan non-organik.

Peneliti dari  Stanford University, mengevaluasi sebanyak dua ratus lima puluh penelitian yang membandingkan kadar zat gizi pada makanan organik dengan makanan non-organik, seperti buah-buahan, sayur, daging, unggas, dan telur.

Penelitian ini juga melihat dampak kesehatan pada konsumennya. Kemudian, peneliti menemukan bahwa terdapat sedikit sekali perbedaan zat gizi yang ada pada makanan organik maupun pada makanan non-organik.

Terdapat jumlah fosfor sedikit lebih banyak di berbagai makanan organik dan lemak omega-3 pada susu dan ayam organik.

Makanan organik memang dirancang memiliki tingkat residu pestisida yang lebih sedikit dibandingkan dengan makanan non-organik, yaitu tiga puluh persen lebih rendah.

Namun sebenarnya, penggunaan pestisida pada makanan organik maupun non-organik masih dalam tingkat wajar dan diperbolehkan oleh pemerintah.

Sampai saat ini juga, belum ada penelitian dan bukti ilmiah yang mengevaluasi efek pestisida pada bahan  makanan bagi kesehatan, terutama pada anak-anak dan ibu hamil.

Jika Anda lihat label harga pada makanan organik, setidaknya harga yang tertera di sana bisa lima puluh persen  hingga seraus persen lebih tinggi daripada harga makanan biasa dengan jenis yang sama.

Mahalnya makanan organik disebabkan oleh membutuhkan lebih banyak tenaga kerja untuk menanam atau menernakkan makanan organik, tidak menggunakan pestisida pada tumbuhan organik sehingga gagal panen mungkin lebih sering terjadi.

Untuk memaksimalkan anggaran Anda untuk membeli makanan organik, maka Environmental Working Group yang berasal dari Washington DC mengelompokkan bahan makanan yang lebih rentan dan bahan makanan yang tahan terhadap pestisida.

Anda dapat membeli kelompok bahan makanan yang lebih tahan akan pestisida di pasar, sementara membeli bahan makanan yang rentan pestisida di supermarket dan pilih produk yang berlabel organik.

Untuk sebagian masyarakat, mungkin tidak masalah untuk membayar dengan harga yang lebih tinggi karena menganggap makanan organik sehat dan ramah lingkungan.

Namun, keputusan pembelian memang tergantung masing-masing individu, apa yang mereka butuhkan dan seberapa besar anggaran yang harus dikeluarkan untuk ini.

Jika Anda membeli makanan organik karena menganggap bahwa makanan organik lebih menyehatkan dari pada makanan non-organik, maka hal tersebut adalah anggapan yang salah.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa kandungan gizi makanan organik dan makanan non-organik tidak jauh berbeda, serta kadar residu pestisida yang ada di keduanya masih tergolong aman. Tidak ada manfaat yang lebih jika mengonsumsi makanan organik.

Oleh karena itu, tergantung dengan pilihan Anda, jika Anda memang memiliki budget yang sesuai dan ingin mengonsumsi makanan organik, maka silakan saja.

Namun jika tidak, makanan non-organik juga tidak kalah sehat dan segar. Anda bisa saja membeli sayur-sayuran atau buah-buahan pada petaninya langsung, dengan begitu Anda akan mendapatkan produk yang segar dan ‘alami’ walaupun tidak berlabel organik.

Hal yang paling penting adalah pemilihan bahan makanan tersebut, entah itu produk organik maupun produk non-organik.