close
Nuga Sehat

Mengalami Depresi? Ini Dia Gejala Awalnya

Sesekalli merasa sedih bahkan terpuruk, jamak dirasakan oleh hampir semua manusia di dunia.

Namun ketika ketika Anda mulai ditarik oleh perasaan sedih yang tak berkesudahan atau rasa putus asa yang juga membuat Anda sulit melakukan rutinitas sehari-hari, ini waktunya Anda perlu memberi perhatian lebih karena ini bisa menjadi pertanda resmi Anda tengah mengalami depresi klinis dan diperkirakan tujuh persen orang dewasa akan mengalami ini, menurut National Institute of Mental Health.

Meski banyak tanda yang diperlihatkan, sulit bagi orang yang mengalami depresi menyadari bahwa dirinya sedang depresi.

“Nyaris sebagian tanda dari depresi dialami oleh setiap orang dalam satu waktu atau lainnya,” jelas Jennifer Payne, MD, direktur dari Women’s Mood Disorders Center at Johns Hopkins University, Baltimore.

Jika Anda merasakan  tanda-tanda di bawah ini setiap hari selama dua minggu, dan tanda-tanda itu memengaruhi keseharian Anda (misalnya Anda menjadi tidak bisa bekerja, tidak mampu menjadi orang tua yang bertanggung jawab, atau bahkan bertemu kawan), ini waktunya Anda menemui dokter.

Anda makan berlebih atau kurang dari biasanya

Depresi membuat Anda murung dan berpengaruh terhadap selera makan. “Jika otak Anda dipenuhi oleh pemikiran negatif, Anda akan lupa makan atau kehilangan minat untuk memasak dan mempersiapkan hidangan, “ papar Yvonne Thomas, PhD, seorang psikolog berbasis di Los Angeles yang spesialisasinya adalah dalam bidang depresi dan harga diri

Di sisi lain, penyakit ini menimbulkan hal yang berlawanan, membuat Anda sangat lapar dan menyebabkan Anda makan berlebihan.

“Emosi yang campur aduk menyebabkan munculnya gejala-gejala lain yang umumnya menyertai depresi seperti ksedihan, pesimis terhadap masa depan, rendahnya kepercayaan diri, dapat mendorong Anda mencoba menenangkan pikiran dengan makanan,” ungkap Thomas.

Anda tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit

Beberapa orang yang mengalami depresi mendapati diri mereka mendengkur. Energi yang tidak selaras dan terkuras membuat Anda merasa lelah sepanjang waktu.

“Terlalu banyak tidur juga mengindikasikan hal yang sama. Orang yang depresi melarikan diri dari kesedihan mereka dengan tidur, ini menjadi cara Anda mencari perlindungan,” tambahnya lagi.

Sedangkan beberapa penderita depresi yang lain akan mengalami jam tidur yang kurang, sulit tidur, hingga insomnia. Mereka terobsesi memikirkan jam tidur yang harus delapan jam per malam.

Halnya adalah perubahan pola tidur bukan hanya bisa menjadi peringatan akan munculnya depresi tetapi juga membuat depresi Anda menjadi lebih buruk.

Ketika Anda tidak mendapatkan cukup waktu untuk tidur, jam bagian dalam tubuh Anda menjadi tidak selaras, membuat Anda menjadi kelelahan dan tidak mampu fokus, dan semakin tidak mampu mengatasi.

Hal-hal kecil mengganggu Anda

“Ini adalah pertanda yang nyaris tak kentara yang dapat dikenali oleh beberapa orang: depresi dapat terlihat dari kemarahan yang mudah memuncak,” jelas Jennifer Wolkin PhD, clinical assistant professor di jurusan Ilmu Penyakit Jiwa dan Ilmu Pemakaian Obat Bius di New York University’s Joan H. Tisch Center for Women’s Health.

Anda mungkin akan merasa cepat dan mudah marah untuk hal-hal kecil yang dalam kondisi normal tidak pernah mengusik Anda. Hal ini bisa saja terpicu oleh begitu banyaknya beban pikiran yang menguras emosi Anda.

“Ketika seseorang mengalami sakit secara mental, mereka akan mudah terpicu untuk marah atau tersinggung.

Anda gagal fokus dan konsenstrasi

Lupa jadwal deadline?

Lupa mengambil anak-anak yang sedang berlibur di rumah Kakek dan Neneknya?

Merasa pikiran Anda tidak fokus dan seolah berkabut sehingga sulit mengambil keputusan? Itu tanda otak Anda mengalami depresi.

“Saat pikiran Anda dipenuhi dengan pikiran negatif, perasaan sedih, dan hampa dapat membuat Anda bagai terjerambab ke dalam lubang, memengaruhi pekerjaan, ingatan, dan kemampuan Anda dalam mengambil keputusan,” ujar Wolkin.

Hasilnya, pikiran yang tidak fokus dapat menuntun Anda mengambil pilihan yang keliru atau kebiasaan yang berisiko dan tidak sehat.

Tidak bisa menikmati hal-hal yang biasanya membuat Anda bahagia.

Biasanya Anda selalu menikmati momen-momen bersama sahabat di café favorit, namun beberapa minggu terakhir, Anda mengucilkan diri.

Tidak lagi menikmati hal-hal yang biasanya membuat Anda bahagia karena kegiatan atau aktivitas itu tidak lagi memberi kesenangan itu berarti Anda sedang depresi.

“Seseorang yang sekadar bete biasanya akan kembali melakukan hal-hal yang menyenangkan hatinya. Namun mereka yang sedang depresi akan menjadi apatis  terhadap hal-hal yang dulu dapat membuatnya senang dan mengisolir diri,” papar Wolkin.

Anda merasa tidak berharga

Jika Anda terus menerus merasa murung atau tidak berarti, sesuatu telah terjadi.

“Pikiran buruk yang terus menerus diulang di benak Anda seperti ‘Saya tidak berharga’ atau ‘Saya selalu gagal’ adalah pikiran yang berbahaya karena dapat menjadi bahan bakar atau pemicu kebiasaan menyakiti diri,” ungkap Wolkin lagi.

Saat Anda berpikir seperti itu, Anda cenderung menemukan cara untuk memverifikasi pikiran buruk itu. Hasilnya? Anda akan merasa semakin terpuruk.

Benak Anda dipenuhi dengan pikiran tentang kematian

Terus menerus memikirkan bagaimana teman-teman dan keluarga jika Anda mengakhiri hidup juga menjadi pertanda Anda membutuhkan bantuan dokter ahli jiwa.

“Pemikiran negatif semacam ini adalah ancaman langsung terhadap keselamatan jiwa Anda jika Anda merasakannya setiap hari berturut-turut selama dua minggu, bahkan jika Anda belum mengalami tanda-tanda lainnya,” jelas Wolkin.

Anda mudah panik dan cemas

Perasaan-perasaan takut yang berlebihan biasanya sebagai tanda ananxiety disorder. Dan karena hal itu benar adanya, maka dapat pula dijadikan pertanda terjadinya depresi.

“Perasaan cemas seringkali serupa dengan depresi, dan beberapa orang yang mengalami depresi kerap mengalami serangan panik,” jelas  Dr. Payne.

Kecemasan lebih dari sekadar rasa prihatin yang normal yang biasa dirasakan oleh kebanyakan manusia normal ketika kita ditantang melakukan sesuatu.

Ini adalah perasaan panic yang terus menerus dan pikiran obsesif yang seringkali muncul dalam bentuk tanda-tanda fisik seperti detak jantung yang amat cepat, keluarnya keringat dengan berlebih, dan problem tidur.

Jika Anda merasakan kecemasan yang berlebihan dan tak kunjung hilang, segera temui dokter.

Depresi berhubungan dengan kelesuan, kemungkinan akibat seseorang yang sedang depresi biasanya kehilangan selera makan atau terlalu banyak tidur.

Tetapi ini juga hasil dari perasaan sedih dan putus asa yang menyelinuti pikiran sepanjang waktu. Berurusan dengan masalah emosional kronis semacam ini adalah pengisap energi dan membuat Anda terlalu lelah untuk beraktivitas, melakukan tugas-tugas rutin setiap hari.

“Anda merasa kewalahan karena aktivitas sehari-hari, bahkan turun dari ranjang dan mandi menjadi hal yang amat melelahkan. Ketika Anda selalu merasa kehabisan tenaga dan kelelahan merusak hidup Anda, maka ini saatnya Anda mencari bantuan,” jelas Wolkin.

Berurusan dengan rasa sakit dan nyeri yang tak terjelaskan

“Sakit secara emosional akibat depresi yang tidak segera diatasi dapat merembet kemana-mana seperti menimbulkan sakit kepala, sakit perut, nyeri di punggung, leher, bahkan mual. Ini karena para penderita depresi menahan begitu banyak kesedihan di dalam hati dan pikiran, dan akhirnya tubuh mencari jalan keluarnya sendiri,” ungkap Thomas.

Memang tidak setiap kali Anda merasakan sakit di perut atau tusukan alias rasa nyeri di beberapa bagian tubuh pasti pertanda Anda depresi, namun jika Anda merasakan ketidaknyamanan (rasa sakit dan nyeri) kronis yang tidak kunjung hilang dan tidak jelas sumbernya, temuilah dokter, tetapi jangan pula menutup kemungkinan bahwa Anda tengah mengalami depresi.