close
Nuga Sehat

Lemak Tak Selalu Jadi Musuh

Siapa yang bisa membantah bahwa lemak bukan musuh bersama?

Ya. Lemak adalah musuh bersama. Paling tidak itu yang disuarakan oleh berbagai media kesehatan tentang posisi lemak.

Dan, untuk Anda ketahui, wanita adalah salah satu dari bagian manausia yang sering meneposisikan lemak sebagai barang “haram” untuk tubuhnya.

Apakah hal itu benar menurut kaidah kesehatan?

“Ada kesalahpahaman umum yang menyebutkan bahwa manusia, terutama wanita, tubuhnya tak boleh berlemak sama sekali,” tulis majalah terkenal “women health.”

Menurut laman situs media itu, banyak wanita terlalu takut untuk menyentuh makanan berlemak.

Namun begitu, ahli gizi dan kesehatan, William D. Lassek, M.D. dan Steven J. C. Gaulin, Ph.D., tidak setuju.

Dalam buku terbaru mereka, ‘Why Women Need Fat: How ‘Healthy’ Food Makes Us Gain Excess Weight and the Surprising Solution to Losing It Forever,’ dijelaskan bahwa justru wanita adalah makhluk yang sangat membutuhkan lemak.

Jangan membantah dulu.

Anda perlu menyimak alasan yang dikemukakan mereka

Menurut Lassek dan Gaulin, ada tiga bentuk lemak yaitu jenuh, tak jenuh tunggal, dan tak jenuh ganda.

Sebagian besar dari kita telah mendengar bahwa lemak jenuh sangat tidak sehat. Namun, banyak peneliti sekarang mempertanyakan apakah ini benar.

Lemak tak jenuh tunggal, seperti yang ada dalam minyak zaitun dan canola, ada hubungannya dengan kesehatan yang lebih baik.

Lemak tak jenuh ganda adalah satu-satunya jenis lemak yang kita dapatkan dari luar yaitu dari makanan kita.

Lemak tak jenuh ganda datang dalam dua bentuk, Omega-3 dan Omega-6. Keduanya penting dan kita butuhkan.

Hampir semua orang setuju, lemak tak jenuh ganda seperti Omega-3, bermanfaat untuk tubuh. Ada juga bukti yang berkembang bahwa terlalu banyak Omega-6 tidak baik untuk berat badan dan kesehatan secara keseluruhan.

Jenis lemak dari makanan yang berbeda, berarti jenis lemak tubuh yang berbeda juga. Terlalu banyak Omega-6 terkait dengan timbunan lemak perut yang tidak sehat. Sementara Omega-3 terkait dengan lemak sehat di kaki dan pinggul.

Masih menurut Lassek dan Gaulin, tubuh wanita dirancang untuk mengandung, walau mereka bisa memilih untuk tidak mengandung.

Bayi-bayi manusia sangat unik dan memiliki otak tujuh kali lebih besar dari mamalia lainnya. Ini berarti, bahwa tubuh wanita harus mampu menyediakan nutrisi untuk pembentukan otak bayi secara maksimal selama kehamilan dan saat menyusui.

Gizi yang paling penting untuk keperluan ini adalah lemak Omega-3 yang disebut DHA, yang membentuk sekitar sepuluh persen dari otak kita, tidak terhitung air.

Karena tubuh kita tidak dapat membuat Omega-3 sendiri maka kita harus mendapatkannya dari makanan.

Selama kehamilan dan saat menyusui, sebagian DHA ini berasal dari lemak tubuh disimpan wanita. Itu sebabnya mengapa wanita harus memiliki lebih banyak lemak tubuh dibandingkan mamalia lain.

Keduanya juga mengajak kita,  lebih fokus pada jenis lemak bukan sekadar jumlahnya. Tubuh kita dapat membuat lemak jenuh dan tak jenuh tunggal dari gula atau pati.

Walhasil, kita tidak terlalu memiliki kebutuhan untuk membuat cadangan minimum dalam tubuh, selama kita cukup karbohidrat.

Namun, tubuh kita tidak dapat membuat lemak tak jenuh ganda yang kita butuhkan untuk otak, jadi ini harus didapat dari makanan.

Kedua jenis lemak, Omega-3 dan 6 diperlukan oleh tubuh kita. Mereka memainkan sejumlah peran penting, terutama dalam pembentukan sel-sel otak.

Jika bicara mengenai jumlah, kadar Omega-3 harus lebih banyak dari Omega-6, maka perbanyak saja konsumsi lemak Omega-3.

Masalahnya sekarang adalah kita terlalu banyak memiliki Omega-6 dalam makanan kita. Karena tubuh “tahu” bahwa lemak ini penting, maka tubuh menyimpannya.

Minyak ini banyak ditemukan dalam makanan yang digoreng seperti seperti keripik, kentang goreng dan makanan komersial yang dipanggang.

Banyak makanan olahan menambahkan Omega-6 karena lemak ini membuat makanan terasa lebih enak.

Karena itu, sebisa mungkin batasi makanan cepat saji, makanan restoran, dan makanan olahan dari supermarket. Pasalnya, makanan ini cenderung tinggi lemak Omega-6.

Jenis kedua Omega-6 yang kami duga terlalu banyak kita konsumsi adalah asam arakidonat. Ini ditemukan dalam daging dan telur yang diberi makan jagung dan biji-bijian lainnya.

Daging unggas semacam inilah yang biasanya Anda temukan di supermarket.

Sekali lagi, untuk mengimbanginya, perbanyaklah Omega-3 yang bisa Anda temukan dalam ikan, terutama ikan perairan dalam seperti makarel dan tongkol. Makanlah ikan setidaknya dua porsi perminggu.