close
Nuga Sehat

Anda Hipertensi? Awas Dia Itu “Silent Killer”

Anda pernah menyadari memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi?

Apakah Anda menyadari dampak dari buruknya pengaruh hipertensi terhadap tubuh?

Dan apakah Anda tahu bahwa hipertensi itu adalah salah satu “pembunuh” berdarah dingin yang tak pernah “ribut” dengan penderitaan Anda?

Ya. Darah tinggi adalah sebuuah penyakit “global” yang cukup banyak diderita tapi tidak disadari oleh penderitanya..

Riset kesehatan global menyebut, seperempat mereka yang “dewasa” dan tua di dunia adalah penderita hipertensi.

Tahu jumah yang tidak menyadarinya?

“Enam puluh persen,” tulis laman kesehatan “helthy day.”

Dan lebih delapan puluh persen tidak rutin mengontrol tekanan darahnya.

Dokter spesialis saraf Yuda Turana mengatakan, hipertensi sering menjadi silent killer atau pembunuh diam-diam.

Lantas kenapa hipertensi disebut sebagai pembunuh dalam diam atau “silent killer”

Ya. Hasil dari produk hipertensi terhadap organ tubuh adalah gagal ginjal, stroke, atau jantung”

Sebut saja dampak nya terhadap ginjal. Tingginya tekanan darah dapat penyebabkan pembuluh darah pada ginjal terus tertekan dan lama kelamaan rusak.

Hipertensi dapat menghambat proses penyaringan dalan ginjal bekerja dengan baik.

Fungsi ginjal pun menurun.

Selain itu, hipertensi juga bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak.

Kondisi ini mengakibatkan terjadinya stroke, yaitu kematian jaringan di otak karena kurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.

Dalam beberapa kasus, pasien biasanya merasakan gejala saat tekanan darahnya naik, seperti sakit kepala, gangguan penglihatan, jantung berdebar-debar, sulit bernapas, hingga mudah lelah.

Namun, gejala tersebut sering kali tak disadari sebagai hipertensi.

Lantas berapa tekanan darah normal?

“Jangan lebih dari 140/90 mmHg.

Hampir semua gangguan medis diikuti dengan tanda dan gejala.

Namun hal ini tidak berlaku untuk tekanan darah tinggi karena sebagian besar orang dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi tidak merasakan gejala sampai mereka mengukur tekanan darahnya.

Kondisi hipertensi tidak bisa dianggap remeh karena merupakan salah satu faktor risiko paling berpengaruh sebagai penyabab penyakit kardiovaskular.

Penyebab hipertensi umumnya sulit ditentukan dan keadaan ini biasanya berhubungan dengan riwayat hipertensi dalam keluarga.

Karena itu, hipertensi seperti ini disebut hipertensi esensial.

Akan tetapi ada beberapa faktor yang berpengaruh pada hipertensi, seperti usia – merokok – kegemukan atau obesitas – kurang aktivitas fisik – terlalu banyak mengonsumsi garam – stres

Karena tidak menimbulkan gejala, maka disarankan untuk mengukur tekanan darah paling tidak setahun sekali.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh The National Institute of Health diketahui orang yang rutin minum obat bisa menurunkan tekanan darah sistolik lebih rendah dari target.

Mereka yang tekanan darahnya berhasil turun, lebih sedikit mengalami serangan jantung, gagal jantung, dan stroke.

Risiko kematiannya juga berkurang sampai seperempat.

Meski ada banyak jenis obat untuk menurunkan hipertensi, tapi para ahli tetap merekomendasikan pentingnya perubahan pola hidup.

“Perubahan gaya hidup adalah lini pertama melawan hipertensi,” kata Rhian Touyz, profesor dari Institute of Cardiovascular and Medical Science di Universitas Glasgow.

Ia menambahkan, penyebab terbesar tekanan darah tinggi adalah konsumsi garam. Bukan hanya garam yang ditambahkan dalam makanan, tapi makanan kemasan dan minuman energi juga mengandung garam tinggi tapi sering tidak disadari.

“Mengurangi asupan garam adalah salah satu dari perubahan gaya hidup yang direkomendasikan,” katanya.

Konsumsi sayuran hijau sangat dianjurkan karena mengandung nitrat. Zat tersebut akan diubah menjadi nitric oksida dalam tubuh, yang merupakan pelebar pembuluh darah alami dan menurunkan tekanan darah.