close
Nuga Sehat

Anda Tahu Betapa Pentingnya Sarapan?

Apakah Anda salah seorang yang sering melewatkan sarapan dan menganggapnya tidak begitu penting?

Nah, mulai sekarang jangan pernah mengabaikan manfaat dari sarapan itu.

Sebab sarapan adalah makan yang paling penting sepanjang hari.

Anda perlu tahu , ketika tidur, tubuh sibuk mencerna makan malam yang dikonsumsi sebelumnya, sehingga ketika bangun di pagi hari tubuh membutuhkan lebih banyak bahan bakar.

Sarapan yang sehat akan membantu metabolisme tubuh lebih baik.

Makanan di pagi hari seperti sinyal yang ke otak yang memberitahu bahwa kita siap bekerja. Jadi, asupan seimbang di pagi hari sangat dibutuhkan untuk memulai hari.

Ketika melewatkan sarapan, kita cenderung akan rakus atau makan terlalu banyak di siang hari. Hasrat untuk mengonsumsi makanan berlemak dan berkalori akan lebih tinggi.

Bahkan, jika kita berhasil menahan lapar hingga malam hari, kita akan lebih banyak ngemil sepanjang malam yang kemudian menyebabkan kenaikan berat badan.

Sarapan memberikan nutrisi dasar untuk tubuh. Jika tidak sarapan, maka kita tidak dapat mendapatkan cukup mineral dan vitamin yang dibutuhkan sepanjang hari.

Kalau Anda tidak sarapan akan membuat tubuh lebih cepat lelah di siang hari. Hal ini dikarenakan tubuh tidak memiliki cukup energi.

Untuk Anda tahu, sarapan tidak hanya akan membuat tubuh merasa kenyang, namun juga akan membantu pikiran baik sepanjang hari.

Dengan sarapan, kita cenderung lebih bersemangat dalam berkegiatan, baik di rumah, sekolah, maupun kantor.

Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang sarapan cenderung memiliki ingatan jangka pendek dibandingkan yang tidak sarapan.

Dan sebuah studi terbaru lainnya  menunjukkan pula, jika melewatkan sarapan terus-menerus, seseorang akan cenderung memiliki kolestrol jahat yang tinggi.

Dalam jangka panjang, ini dapat mengakibatkan berbagai penyakit terkait, misalnya jantung dan diabetes.

Maka tidak ada salah jika orangtua, terutama ibu, selalu mengingatkan pentingnya sarapan sebelum mengawali aktivitas.

Temuan sebuah studi di Journal of the American College of Cardiology.mengunkapkan, orang yang tidak sarapan cenderung memiliki penumpukan plak di dalam arteri atau pembulu darah jantung—yang membahayakan bagi jantung

Setelah bertanya pada lebih dari empat ribu orang dewasa yang terbebas dari penyakit jantung mengenai kebiasaan sarapan mereka, para peneliti membagi  para responden dalam tiga kelompok:

Orang yang melewatkan sarapan, orang yang sarapan dengan jumlah sedikit—di mana mengonsumsi  lima hingga dua puluh persen dari total kalori selama sarapan—dan orang dengan sarapan berat—atau mereka yang mengonsumsi dua puluh persen lebih dari total kalori harian selama sarapan.

Kemudian, peneliti melakukan tes ultrasound pada peserta untuk mengukur arteri mereka untuk melihat tanda-tanda awal aterosklerosis, atau penumpukan plak.

Hasilnya, orang yang melewatkan sarapan dua kali lebih beresiko menunjukkan tanda-tanda penumpukan plak setidaknya pada empat dari enam lokasi yang diukur—yakni sisi kiri dan kanan leher, abdominal dan panggul.

Orang yang sarapan dengan jumlah sedikit juga memiliki resiko—tapi tidak sebesar orang yang tidak sarapan sama sekali.

Misalnya, orang yang sarapan dengan jumlah sedikit memiliki resiko dua puluh satu persen mengalami penumpukan plak di ateri leher daripada yang sarapan dengan jumlah besar.

Orang yang melewatkan sarapan, di sisi lain, jauh lebih beresiko yakni tujuh puluh enam persen.

Situasi tersebut merupakan masalah. Sebab, arteri leher mengalirkan darah ke otak, sehingga bila plak menyumbat, maka akan bisa menghambat—dan berpotensi menyebabkan stroke.

Lantas, mengapa orang yang tidak sarapan paling beresiko mengalami kondisi tersebut? Para peneliti yakin bahwa ini memiliki hubungan dengan pola makan mereka.

Hampir sebagian dari orang yang tidak sarapan memiliki pola “social-business eating pattern”—di mana mereka disibukkan dengan pekerjaa sehingga mengganggu frekuensi aktivitas makan.

Orang yang tidak sarapan juga lebih banyak makan daging olahan, lebih banyak makanan pembuka, minuman manis dan alkohol

Pola makan tersebut tentu akan membuat berat badan naik, yang merupakan tanda tidak bagus untuk ateri.

Semakin banyak lemak, maka semakin besar tubuh memproduksi senyawa peradangan—yang memicu tumpukan plak.

Memang belum bisa dipastikan apakah kebiasaan tidak sarapan menyebabkan perubahan ini.

Tapi, kemungkinannya adalah ketika kita tidak sarapan maka akan membuat pilihan makanan yang tidak sehat pada saat makan siang atau mencari camilan.

Bisa juga orang yang berusaha menurunkan berat untuk memperbaiki faktor kesehatan mungkin tergiur untuk melewatkan sarapan.

Intinya, jika merasa kelaparan saat makan siang—atau ada keinginan kuat makan donat dan camilan manis lain sebelum pukul 10.00 pagi—mungkin karena butuh sarapan.