close
Nuga News

Topan Haiyan Sedahsyat Tsunami Aceh

Pemerintah Filipina kini berduka. Topan Haiyan di Leyte, oleh para ahli, disetarakan dahsyatnya dengan tsunami di Aceh tahun 2004, karena daya rusaknya yang sangat mematikan serta jumlah korban yang ditenggelamkannya mencapai puluhan ribu orang.

Kerusakan yang dilaporkan oleh para petugas lapangan persis seperti yang terjadi di Aceh. Porak poranda. Rumah berjumpalitan, jalan-jalan terbelah dan hingga kini lebih dari 10.000 orang sudah dinyakan tewas, serta lebih dari 600.000 ribu penduduk kehilangan tempat tinggal.

Para petugas penyelamat, seperti digambarkan oleh jaringan televisi “BBC News,” Senin, 11 November 2013, masih berjuang untuk bisa mencapai kota-kota dan desa yang hancur. Kekuatan topan disebut sedahsyat tsunami Aceh yang menaikkan gelombang Samudera Hindia pada 2004.

PBB mengatakan, beberapa korban tidak punya makanan, air, dan obat-obatan. Operasi pemberian bantuan terhambat karena jalanan, bandara, dan jembatan hancur atau tertutup reruntuhan.

Presiden Filipina, Benigno Aquino, mengerahkan tentara ke kota yang hancur dari Tacloban, ibu kota provinsi Leyte, untuk menghentikan penjarahan. Dia pun menegaskan bakal memberlakukan hukum militer atau keadaan darurat untuk menjamin keamanan.

Tacloban terletak dekat Red Beach di Pulau Leyte, tempat Jenderal Amerika Serikat Douglas MacArthur mendarat tahun 1944 pada akhir Perang Dunia II dan memenuhi janjinya yang terkenal, ”I shall return .”

Itu merupakan kota pertama yang dibebaskan dari tentara Jepang oleh pasukan gabungan AS dan Filipina dan pernah menjadi ibu kota sementara Filipina selama beberapa bulan setelah itu. Tacloban juga kota asal mantan ibu negara Filipina, Imelda Marcos. Keponakan Imelda, Alfred Romualdez, kini menjadi Wali Kota Tacloban.

Hingga kini, yang bisa dicatatkan, topan Haiyan sudah menghancurkan delapan puluh persen dari struktur jalan di provinsi Leyte.

“Seperti menyobek provinsi Leyte,” ujar Kepala Kepolisian Inspektur Elmer Soria. Kekuatan empasan angin topan yang membawa serta gelombang laut setinggi lebih dari 10 meter, yang diperkirakan oleh para ahli bencana, sama kuatnya dengan tsunami 2004 yang meluluhlantakkan Aceh di Indonesia, dan beberapa negara lain.

“Dari helikopter, Anda dapat melihat sejauh mana kerusakan. Dari pantai dan bergerak beberapa kilometer ke pedalaman, tidak ada struktur berdiri. Rasanya seperti tsunami,” kata Menteri Dalam Negeri Filipina Manuel Roxas. “Saya tidak tahu bagaimana untuk menggambarkan apa yang saya lihat. Ini mengerikan.”

Pemerintah Filipina dan badan bencana belum mengonfirmasi perkiraan terbaru dari jumlah kematian akibat badai dengan kecepatan 313 kilometer per jam dan embusan angin berkecepatan 378 kilometer per jam.

Soria, mengutip pejabat lokal, mengatakan, korban tewas diperkirakan mencapai 10.000 orang. Jumlah itu masih bisa bertambah lagi bila tim penyelamat bisa menjangkau desa-desa terpencil di sepanjang tepi pantai yang dihajar Haiyan.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan, 620.000 orang diketahui mengungsi dan 9,5 juta warga lain terpengaruh topan ini di Filipina. Di Tacloban saja, sebuah kuburan massal sudah menguburkan 300 sampai 500 mayat. Sekitar 300 orang tewas di provinsi tetangga Samar. Demikian kata seorang pejabat dari badan bencana provinsi.

Di Tacloban, warga yang selamat harus berjalan hati-hati di sela puing untuk mencari para korban lain, atau keluarga dan harta yang yang bisa diselamatkan. Tidak satu bangunan pun terlihat lolos dari kerusakan di kota pesisir berpenduduk 220.000 orang di 580 kilometer tenggara Manila ini.