close
Nuga News

PKS “Terusik” Disebut Terima Aliran Dana Impor Daging

Silang kesaksian dengan aksi bantahan,  berseliweran di media antara Ahmad Fathanah dengan para kader PKS yang terusik dengan aliran dana haram dalam “darah” pendanaan partai.

Para kader PKS memang sedang gamang dengan “sinetron” penegakan hukum yang sedang berjalan di Pengadilan Tipikor Jakarta dimana para saksi menyeret “partai putih” itu dalam permainan uang “haram” yang bisa menamatkan eksistensi politiknya.

Kader PKS, kini sibuk dan kasak kusuk mengadakan “road show” ke berbagai jaringan televisi berita untuk membantah terkaitnya pendanaan partai mereka dengan “uang” daging impor yang digelontorkan Fathanah lewat sohibnya mantan presdien PKS Luthfi Hasan Ishak.

Banyak di antara kader partai yang mengusung “bersih putih” itu mulai keder dan surut untuk menabrak “angin” pemberitaan. Mereka terkejut dengan pernyataan Fathanah , tersangka kasus suap impor daging sapi, yang  mengaku memberikan sumbangan dana untuk kampanye Partai Keadilan Sejahtera.  Achmad Fathanah bersama mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq diduga telah menargetkan dana kampanye Rp 2 triliun untuk pemilu 2014 mendatang.

Menanggapi hal itu, Wakil Sekjen DPP Partai Keadilan Sejahtera, Fahri Hamzah, seperti biasanya bereaksi dengan dengan emosional dengan  membantah kabar tersebut. Menurut dia, selama ini partainya sangat ketat dalam menerapkan fundraising untuk pendanaan partai.

“Masalahnya dia bukan kader dan mengaku makelar, itu sudah selesai, dengan posisi seperti itu, ini kan elemen luar yang tidak ada hubunganya dengan partai setahu saya, fundraising (Penggalangan dana) partai diatur sangat ketat,” kata Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin.

Selama ini kata dia, pendanaan partai merupakan sumbangan dari masing-masing kader partai. “Itulah 15 tahun tidak ada sandungan korupsi, fundraising itu diatur dalam prinsip kantong kami dana kami, 15 tahun berjalan dengan baik, ada aturan internal kami, berbisnis tidak boleh atas nama partai,” imbuhnya.

Bagi dia, bukti adanya percakapan Luthfi dan Fathanah terkait kuota impor daging merupakan urusan urusan pribadi mereka masing-masing. “Urusan pribadi Luthfi dan Fathanah dijelaskan melalui mekanisme proses hukum, tapi menarik ke partai tidak layak. Kalau tidak ada pak lutfi tidak ada PKS, itu kan urusan pribadi Lutfi dan Fathanah harus diclearkan,” jelas dia

Sementara itu KPK sepertinya, berupaya meredam kegalauan PKS dengan mengatakan, belum menemukan aliran dana dari tersangka suap impor daging sapi untuk kepentingan partai.

“Tidak ditemukan dana dari AF ke partai,” kata juru bicara KPK, Johan Budi, saat dihubungi, Senin.

Sebelumnya, Fathanah mengaku pernah menyumbang dana ke PKS. Dalam kesaksiannya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Selatan, Jumat pekan lalu, Fathanah menyatakan sebagai pengusaha dia juga menyumbang sejumlah dana ke pihak lain. Namun, Fathanah tidak menyebutkan detail duit yang pernah dia gelontorkan tersebut.

KPK telah menyita sejumlah benda dan uang dari tangan foto model Vitalia Sesya karena diduga kuat terkait dengan Ahmad Fathanah. Artis seperti Ayu Azhari, dan istri muda Fathanah, Sefti Sanustika, juga diketahui sudah disita hartanya yang diduga berasal dari Fathanah. “Kalau aliran dana seperti ke Vitalia, KPK kan ada datanya,” terang Johan.

Johan enggan menjawab lebih detail apakah penyidik bakal mengambil langkah seperti yang telah diterima Vitalia, apabila ditemukan dana Fathanah yang mengalir ke PKS. “Kita lihat saja nanti,” ungkap Johan.

Sementara itu pengacara mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq, M Assegaf, mengaku tidak tahu arti fushtun yang dimaksud kliennya.

Sebelumnya, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi memutarkan bukti rekaman percakapan lewat telefon antara Luthfi Hasan Ishaaq dan koleganya, Ahmad Fathanah. Dalam percakapan itu, Ahmad Fathanah memberi tahu ihwal perempuan-peremuan yang sudah menunggu Luthfi.

Fathanah meminta Luthfi memilih perempuan-perempuan itu yang dalam bahasa arab dia sebut fushtun atau Jawa Syarkia. Fusthun adalah terjemahan bebas dari perempuan molek modern sedangkan Jawa Syarkia adalah Jawa Timuran.

Namun, Assegaf mengaku cukup terkejut dengan pembicaraan antara Luthfi Hasan dengan Ahmad Fathanah tersebut. “Saya agak surprise dengan yang diceritakan di Pengadilan. Karena Luthfi bolak-balik selalu pertemuan di Medan,” kata Assegaf.