close
Nuga News

PKS “Kiamat” Jika Hilmi Terseret Kasus Luthfi

PKS “kiamat” jika “sesepuh” Hilmi Aminuddin terseret kasus “permainan” kuota impir daging sapi yang telah menjerat mantan presidennya, Luthfi Hasan Ishak dan orang kepercayaannya Ahmad Fathanah. Hilmi, sang ustaz, sudah dua kali memenuhi panggilan KPK, Selasa dan Kamis pekan ini, dibayang-bayangi dugaan ikut memainkan peran penting dalam mendistribusikan kuota.

Hilmi dalam pemeriksaan, Selasa lalu, oleh penyidik KPK diperdengarkan percakapan tentang proses pengaturan kuota antara Ahmad Fathanah dengan sesorang yang diduga anaknya Ridwan Hakim. Percakapan itu juga memperdengarkan tentang permintaan uang sebesar Rp 17 miliar untuk seseorang yang menurut sumber dari penyidik adalah Hlmi Aminuddin.

Hilmi seusai diperiksa oleh KPK dengan enteng kepada wartawan mengatakan bahwa isi rekaman percakapan itu ditujukan untuk “menggertak” atau dalam istilah sang ustaz, “bluffing.” Dalam serangkaian keterangannya Hilmi menolak anaknya Ridwan Hakim terlibat dan orang yang disebut meminta uang itu adalah dirinya.

Rekaman pembicaraan telepon itu, yang  salah satunya diduga Ridwan meminta jatah Rp 17 miliar untuk sebuah nama yang disamarkan dengan sebutan ”Engkong”. Ada dugaan, ”Engkong” adalah Hilmi. Hilmi juga  tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan bluffing tersebut. Ia hanya mengatakan, hal itu agar ditanyakan kepada penyidik KPK saja.

KPK memeriksa Hilmi karena petinggi PKS itu dianggap tahu seputar kasus dugaan korupsi rekomendasi kuota impor daging sapi yang menjerat Luthfi bersama orang dekatnya, Ahmad Fathanah. Keduanya diduga menerima pemberian hadiah atau janji dari PT Indoguna Utama terkait upaya menambah jatah kuota impor daging sapi untuk perusahaan tersebut. Nilai komitmen fee yang dijanjikan kepada Luthfi mencapai Rp 40 miliar. Dari Rp 40 miliar tersebut, baru Rp 1,3 miliar yang terealisasi.

Terkait penyidikan kasus ini, KPK pernah memeriksa anak Hilmi yang bernama Ridwan Hakim. Ridwan beberapa kali diperiksa KPK setelah sempat terbang ke Turki sehari sebelum dicegah bepergian ke luar negeri. KPK juga telah memeriksa petinggi PKS lainnya, seperti Bendahara PKS Mahfudz Abdurrahman dan Sekretaris Jenderal PKS Taufik Ridho.

Sementara itu Ketua Bidang Humas Dewan Pengurus Pusat Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera mengatakan bahwa pemanggilan Hilmi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi sangat menyakitkan kader PKS. Namun, ia mengatakan, PKS tetap memberikan ruang bagi KPK untuk melaksanakan tugasnya.

“Buat kami, pemanggilan Hilmi sangat menyakitkan kami. Namun, sakit itu soal personal karena urusan hukum harus diutamakan,” kata Mardani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.

Ia mengungkapkan, bagi seluruh kader PKS, Hilmi bukan hanya pimpinan partai, tetapi juga sosok guru bagi semua kader. Atas dasar itu, kata Mardani, seluruh kader PKS tak akan percaya jika Hilmi memiliki kaitan dengan kasus dugaan korupsi dan pencucian uang kuota impor daging sapi.

“Itulah mengapa kami lebih percaya pimpinan kami. Mengapa kami harus enggak percaya? Silakan dibuktikan,” ujarnya.

Kedatangan Hilmi, Ketua Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera, untuk kedua kalinya sebagai saksi ke KPK, Kamis pagi sekitar pukul 08.50 WIB tanpa disertai pengawalan dan upaya “bersembunyi.” Begitu turun dari mobil, Hilmi langsung berjalan menuju ruang tunggu KPK. Saat ditanya wartawan, ia hanya bungkam seribu bahasa.

Hari ini Hilmi yang mengenakan baju muslim berwarna putih, datang tanpa pengawalan. Padahal pada pemeriksaan pertama Selasa  lalu, Hilmi datang ke KPK disertai belasan pengawal. Bahkan sempat terjadi kericuhan antara pewarta dengan para pengawal Hilmi saat Ketua Dewan Syuro PKS ini usai diperiksa KPK.

Tags : slide