close
Nuga News

Menunggu Playboy Tanpa Gambar Telanjang

Playboy tanpa foo wanita telanjang?

Ya! Itu yang akan ditampilkan majalah berusia enam puluh dua tahun, dan berlogo telinga kelinci itu, mulai Maret 2016.

Sebuah majalah yang dimiliki Hugh Hefner, sang kelinci, dan terkenal hampir satu dekade terakhir karena keberaniannya menampilkan foto-foto perempuan yang berpakaian seksi hingga tidak menggunakan sehelai benang sama sekali alias telanjang.

Tentunya, kabar ini mengejutkan, mengingat citra gadis telanjang sudah lama melekat pada majalah yang menggolbal itu.

Sudah ratusan nama Playboy Playmate yang mejeng di dalam majalah dan meraih popularitas yang sangat luar biasa.

Sebut saja nama seperti Marliyn Monroe, Pamela Anderson, Anna Nicole Smith, Paz de la Huerta, hingga Kate Moss.

Kebijakan Playboy untuk meniadakan gambar telanjang ini berhubungan dengan usaha Playboy mencari pembaca baru yang jumlahnya dari tahun ketahun semakin mengecil.

Playboy pernah mencapai angka lima koma enam juta.

Namun, semenjak itu, angka pembaca Playboy terus menurun hingga di bawah angka satu juta pembaca.

Hal ini disebabkan tumbuhnya Internet yang menyediakan situs-situs pornografi yang menyediakan konten gambar dan video yang lebih banyak dan biaya bulanan yang lebih murah.

Nasib Playboy masih sedikit beruntung, beberapa kompetitornya justru sudah gulung tikar terlebih dahulu.

Mengutip dari The Times, selain berusaha merebut pasar pembaca baru. usaha Playboy ini untuk membuat majalah “lelaki” itu i lebih modern dengan konten yang lebih masa kini.

Selain gambar perempuan telanjang, Playboy juga terkenal dengan konten jurnalistik investigasi dan juga wawancara dengan tokoh-tokoh terkenal dari berbagai kalangan.

Tahun lalu, Playboy meluncurkan ulang situs mereka tanpa gambar perempuan telanjang.

Playboy mengklaim usaha mereka ini telah menaikkan trafik dari pengunjung situs mereka hingga dua ratus lima puluh persen

Cukup menarik, bagaiman merek sebesar Playboy sampai harus melakukan redefinisi ulang citra mereka.

Hal ini bisa dijadikan sebagai kasus pemasaran yang mana pelaku bisnis harus bisa peka terhadap perubahan teknologi dan merebut konsumen baru yang bisa melancarkan roda bisnis.

Kita lihat saja, sejauh mana usaha pencitraan ulang Playboy bisa berhasil.

Saat ini, alasan konsumen memilih Playboy adalah karena banyaknya foto wanita tanpa busana di lembaran majalahnya.

Tapi, dalam waktu dekat, hal itu akan segera berubah.

New York Times melaporkan bahwa majalah tersohor milik Hugh Hefner itu tidak akan memajang foto-foto vulgar lagi.

Hal itu juga sudah mendapat konfirmasi dan persetujuan penuh dari Hefner. Adapun ide ‘pemberangusan’ foto telanjang di majalah itu datang dari sang Chief Content Officer Playboy, Cory Jones.

“Sebenarnya, hati saya menangis. Tapi, ini adalah keputusan yang benar,” kata Jones.

Majalah yang telah terbit selama enam puluh dua tahun tersebut langsung sohor saat pertama kali rilis.

Bagaimana tidak, di edisi perdananya, Playboy menghadirkan aktris Marylin Monroe sebagai bintang sampul, tentu saja dengan pose sensual.

Kini, Playboy menghadapi tekanan dari banyak pihak, ditambah persaingan sengit dari publikasi online, juga mudahnya mengakses situs porno secara gratis.

Hal itu telak menghantam kesuksesan Playboy yang kini terjun bebas.

Mulai Maret 2016, majalah tersebut akan masuk dalam rating PG-13.

Alih-alih foto telanjang, Playboy akan menghadirkan ragam gambar sensual, artistik, tanpa menghilangkan sisi provokatif.

Hefner juga berjanji akan memperbanyak wawancara eksklusif dengan tokoh dunia serta meningkatkan penerbitan artikel yang relevan dengan kehidupan masyarakat modern.

Sementara, sejak Agustus lalu, Playboy juga sudah menghentikan penerbitan foto vulgar di versi online.

Tags : slide