close
Nuga News

Media Global Perangi Iklan Google dan Facebook

Lima media “raksasa” global, yang juga memiliki situs online, The Guardian, CNN International, The Financial Times, Reuters, dan The Economist sepakat menyatakan “perang terbuka,” atau open war, melawan Goggle dan Facebook degan membuka “warung” iklan digital masing-masing dalam sebuah jaringan iklan bernama Pangaea Alliance.

Kelima media raksasa itu mengambil nama “Pangaea,” yang diambil dari sebutan untuk benua purba itu, membuka kesempatan kepada pengiklan membeli ruang di semua situs media bersangkutan dalam satu kali transaksi.

Dari situd “The Guardian,” Jumat 20 Maret 2015, “nuga” mengutip penjelasan kelima media itu bahwa, siapa pun pemasang, bisa lebih mencap[ai sasaran bila menempatkan di “Pangaea” karena menggunakan sistem terkomputerisasi atau programmatic.

“Keunikan Pangaea tertelak di kualitas para rekanannya,” kata Tim Gentry dari Guardian News & Media.
“Kami tahu kepercayaan adalah motor utama advokasi brand.”

The Guardian mengklaim bahwa kesemua media yang tergabung dalam jaringan Pangaea memiliki audiens dari segmentasi atas.

Satu di antara empat pembaca, misalnya, datang dari kalangan berpenghasilan tinggi, sementara seperlima di antaranya merupakan eksekutif yang menjabat di posisi manajemen senior.

Hal tersebut, bersama dengan jumlah audiens total kelima media sebanyak seratus sepuluh juta pembaca, diharapkan bisa menarik pengiklan dan meningkatkan daya saing melawan raksasa internet seperti Google dan Facebook yang gencar mengambil porsi iklan digital.

Di Inggris, misalnya, Google dan Facebook tahun ini diperkirakan bakal mengambil setengah porsi pasar display ads digital dengan nilai sebesar lebih dari satu miliar poundsterling.

Versi beta dari Pangaea rencananya bakal mulai digulirkan pada April mendatang denan mengandeng Rubicon
Project yang berperan sebagai delivery platform. Sementara, versi penuh akan menyusul diluncurkan akhir tahun ini.

Dalam berita terbarunya, jejaring sosial Facebook terus mengalami pertumbuhan dari sisi jumlah pengguna yang mengakses layanan dari perangkat ponsel, bahkan kini mengalahkan pengakses dari PC.

Meski lebih banyak diakses dari perangkat mobile, Facebook tetap bisa meraup pendapatan dari iklan. Pendapatan Facebook dari berjualan iklan di perangkat mobile justru meningkat.

Dalam laporan kuartal pertama 2014, Facebook mengatakan ada lebih satu miliar penguna aktif tiap bulannya yang memakai layanan itu.

Facebook berusaha keras membuat pengguna nyaman mengakses layanan dari aplikasi ataupun situs web yang dioptimalkan di perangkat mobile. Pertumbuhan ini membawa optimisme bagi investor.

Para investor mendesak Facebook mengoptimalkan layanan di perangkat mobile karena tren komputasi masa depan akan mengarah ke perangkat mobile, baik ponsel pintar maupun komputer tablet.

Bukan hanya berhasil meningkatkan jumlah pengguna, Facebook juga sukses meningkatkan pendapatan perusahaan dari berjualan iklan.

Sementara itu, Google menjadi perusahaan yang sukses mendapatkan keuntungan dari pergeseran tren komputasi ke ponsel pintar.

Hal ini terlihat dengan meningkatnya pendapatan perusahaan dari iklan digital di perangkat mobile.

Goggle juga menurunkan laporan harga rata-rata iklan di ponsel menurun enam persen dibandingkan iklan online untuk komputer pribadi karena layar yang lebih kecil.

“Google sukses melakukan transisi bisnis dari komputer pribadi ke ponsel dan potensi dalam bisnis ponsel ini bisa disebut lebih menguntungkan dibandingkan di komputer pribadi,” kata analis Ross Sandler dari Deutsche Bank, seperti dikutip dari Reuters

Selain dari iklan digital, analis mengatakan pertumbuhan ini juga didorong oleh bisnis mesin pencari konten internet Google dan situs berbagi YouTube.

Jika dikombinasikan, ketiga sukses mendatangkan trafik tiga kali lebih besar dari perangkat mobile.

Selain itu, Google juga memiliki sistem operasi mobile Android yang kini sukses mendominasi industri ponsel pintar.

Perusahaan internet lain seperti Facebook dan Twitter, juga berusaha melakukan pembenahan bisnis iklan mereka menuju perangkat mobile. Namun, perusahaan finansial RBC Capital Markets mencatat Google lebih agresif dan rela melakukan investasi besar dalam bisnis perangkat mobile.

Selama lima tahun terakhir, investasi Google untuk bisnis ini melampaui 17 miliar dollar AS, dan perusahaan telah menghabiskan sekitar 13 miliar dollar AS untuk penelitian.

sumber: reuters dan the guardian

Tags : slide