close
Nuga News

Majalah “Tempo” Sebut Kedekatan Anis dengan Fathanah

LAPORAN utama Majalah “Tempo” edisi 11 Februaari 2013 tentang bisnis kuota daging impor yang melibatkan petinggi  dan orang-orang disekitar PKS, mengungkapkan sebuah fakta baru tentang adanya  kemungkinan tersangkutnya  Anis Matta,  presiden partai putih pengganti Luthfi Hasan Ishak,  yang juga dekat dengan pemain utama kasus itu, Ahmad Fathanah.

Majalah yang menempatkan “investigasi reporting” dalam setiap laporannya itu, menulis kedekatan Ahmad Fthanah dengan Luthfi Ishak.  Tidak hanya dengan Luthfi, menurut “Tempo,” Ahmad Ftahanah yang  bernama asli Haji Olong Achmad Fadeli Luran itu juga dekat dengan Anis Matta, Presiden PKS pengganti Luthfi.

Menurut “Tempo” bukti kedekatan  Anis  dengan Fathanah ada di dalam tas Ahmad yang disita Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Fakta yang diungkapkan  Majalah Tempo  yang menurunkan laporan utama tentang Partai Putih di Pusaran Kasus Hitam terbuka dalam fakta tentang kasus dugaan suap yang melibatkan Luthfi dan pentolan PKS lainnya.
Menurut laporan utama, yang biasanya dikerjakan secara “round up” dengan memilah-milah fakta dan opini, ada kejadian sebelum Ahmad diringkus KPK  yang , menggambarkan kedekatannya dengan Anis Matta yang saat itu menjabat Sekjen PKS. Pada Selasa siang dua pekan lalu, dari apartemen Margonda Residence, Depok, tempat tinggalnya, Ahmad meluncur ke Senayan. Di gedung DPR, ia menemui Luthfi dan Anis.
Luthfi, anggota Komisi Pertahanan DPR, diduga memerintahkan Ahmad mengambil uang Rp 1 miliar. Lokasi pengambilan: kantor PT Indoguna Utama, pengimpor daging sapi, di Jalan Taruna Nomor 8, Pondok Bambu, Jakarta Timur. Ahmad kemudian juga menemui Anis.
Ahmad bukan pula orang asing bagi Anis. Petunjuknya ada di dalam tas jinjing Ahmad yang disita KPK setelah ia ditangkap bersama seorang perempuan di Hotel Le Meredian, yang kemudian dikenal bernama Maharani, mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Jakarta, Selasa malam dua pekan lalu.

Bukti kedekatan Anis  dengan Ahmad Ftahanah, seperti yang diungkapkan “Tempo” adalah terdapatnya beberapa lembar salinan sertifikat rumah atas nama istri pertama Anis, Anaway Irianti Mansyur,  di dalam tas pria itu.
Anis yang diminta konfirmasinya oleh tim investigasi majalah itu  pada Kamis pekan lalu, tak membantah kenal Ahmad. Dia menyatakan tahu karena keluarga lelaki itu merupakan pengasuh  sebuah pondok pesantren terkenal di Sulawesi Selatan, tempat asalnya.

Anis mengatakan lupa waktu terakhir kali Ahmad datang ke ruangannya–yang pasti, kata dia, bukan Selasa siang dua pekan lalu, sebelum Ahmad ditangkap KPK. Ketika itu, Ahmad membawa seseorang yang berniat menjadi calon Gubernur Nusa Tenggara Barat. “Kami membahas persiapan pilkada di beberapa tempat,” kata Anis.

Anis yang kini menggantikan Luthfi Hasan Ishak dalam pidato pengukuhannya sebagai Presiden PKS pernah melontarkan adanya konspirasi besar yang ingin menjatuhkan partainya. Ucapannya ini mendapat tanggapan beragam dari para pengamat. Mereka menuduh Anis melempar kesalahan kepada orang pihal lain. “Tidak jentlemen,” kata pengamat menyerangnya.

Kasus bisnis kouta daging impor yang kini sedang ditangani KPK sudah menetapkan lima tersangka. Seperti dikatakan, Ketua KPK, Abraham Samad, masih ada kemungkinan tersangka baru sesuai dengan bukti-bukti yang mulai terkuak. Ia membantah nama-nama calon tersangka yang kini beredar di luaran. Perkara kasus kouta impor daging ini, pekan lalu, telah meluas ke lingkungan pengelola PT Indoguna dengan pencekalan dua petinggi perusahaan yang menyeret Luthfi Hasan Ishak dan Ahmad Fathanah dan menggegerkan ranah politik Indonesia dengan keterlibatan pengurus partai PKS dan orang dekatnya.

Tags : Luthfi Hasanpks