close
Nuga News

Hezbollah Bantu Hamas Perangi Israel

Pejuang Hamas menantang mobilisasi enam belas ribu tentara cadangan Israel dengan menyerukan kelompok Hezbollah dari Lebanon untuk memulai perang secara bersama melawan Israel. Seruan itu disampaikan pada Kamis, 30 Juli 2014, pada hari hari kedua puluh empat operasi militer negara Yahudi itu.

“Kami harap front Lebanon akan terbuka dan kita akan berjuang menghadapi Israel secara bersama-sama,” kata Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Mousa Abu Marzouk seperti dikutip kantor berita Rusia, “RIA Novosti.”

Abu Marzouk mengajak Hezbollah, yang kini tengah membantu rezim Bashar al-Assad di Suriah, memerangi Israel dari Lebanon selatan yang berbatasan dengan negeri Yahudi itu.

“Tak perlu diragukan lagi bahwa perlawanan dari Lebanon akan sangat berarti,” kata Abu Marzouk yang berdomisili di Kairo, Mesir itu.

Dalam pidatonya pekan lalu, pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah mengatakan kelompoknya akan mendukung perlawanan Gaza terhadap Israel.

Sementara itu,Israel kembali memulai mobilisasi enam belas ribu pasukan cadangan tambahan sehingga total jumlah mereka menjadi delapan puluh enam ribu orang, saat operasi militer di Jalur Gaza terus berlanjut.

“Militer telah mengeluarkan perintah mobilisasi tambahan enam belas ribu orang sehingga memungkinkan pasukan di lapangan beristirahat. Dengan demikian, jumlah pasukan cadangan menjadi delapan puluh enam ribu orang,” kata juru bicara militer Israel, hari Kamis, 31 Juli 2014.

Kabinet keamanan Israel, yang mengadakan pertemuan selama lima jam pada hari Rabu, dengan suara bulat memutuskan untuk melancarkan serangan terhadap “sasaran-sasaran yang terkait dengan teroris” Hamas dan sejumlah operasi lainnya untuk menghancurkan sebuah jaringan terowongan yang digunakan gerakan Islam itu di antara Gaza dan Israel, kata radio publik.

Sebuah pertemuan lain kabinet itu, yang terdiri dari delapan orang menteri, akan diadakan pada Kamis sore, tambah radio tersebut.

Radio itu mengutip Mayor Jenderal Sami Turgeman, pejabat senior wilayah Gaza, yang mengatakan bahwa penghancuran terowongan militan yang tersisa dapat selesai sepenuhnya “dalam beberapa hari”.

Tentang kutukan berbagai pemerintahah di dunia terhadap penembakan sekolah PBB di Ggaza, Pemerintah Israel menyatakan akan menyelidiki kasus pengeboman sekolah di Gaza yang menjadi tempat pengungsian warga sipil. Jika militer Israel terbukti melakukannya, pemerintah Israel akan meminta maaf.

Berbicara kepada BBC, juru bicara pemerintah Israel, Mark Regev mengatakan: “Kami punya kebijakan—kami tidak menargetkan warga sipil.”

“Kami akan menyelidikinya. Dan jika kami menemukan bahwa itu tembakan dari Israel, pasti kami akan meminta maaf,” kata Regev.

Menurutnya, belum jelas apakah pengeboman terhadap sebuah sekolah PBB di Gaza merupakan aksi militer Israel.

”Yang kami tahu pasti ada tembakan permusuhan yang dilancarkan terhadap pihak kami dari area sekolah itu.”

Regev kemudian menuding Hamas menyembunyikan senjata di fasilitas publik dan tempat penampungan PBB.

”Kami tidak ingin melukai warga sipil Gaza yang tidak berdosa. Itu bukan niatan kami.”

Pada Rabu, Israel melancarkan serangan ke sebuah Klik sekolah PBB di Gaza yang menampung pengungsi walau sudah diperingatkan lebih dari 3.000 warga sipil yang berlindung di sana.

Akibat serangan militer ini, sedikitnya enam belas orang warga sipil tewas.

Seorang juru bicara Badan PBB, UNRWA, Chris Gunness, mengatakan anak-anak dibunuh ketika mereka sedang tidur bersama orang tuanya di ruang kelas di Jabaliya yang jadi tempat penampungan pengungsi.

Dia menambahkan Israel sudah diberitahu sampai tujuh belas kali kalau sekolah itu dihuni penduduk sipil yang mengungsi.

Amerika Serikat dan PBB Klik mengutuk serangan itu.

Sekjen PBB ban Ki-moon mengatakan: “Semua bukti-bukti yang ada merujuk artileri Israel sebagai penyebab.”